-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Enyahlah Iblis

Sabtu, 29 Mei 2021 | Mei 29, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-18T06:23:50Z
Dalam Injil Matius, dua kali muncul frasa "enyahlah Iblis" yaitu :
  1. Matius 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
  2. Matius 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Enyahlah yang berarti mengenyahkan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah mengusir, menyuruh pergi atau membunuh. Enyahlah adalah terjemahan dari kata Yunani Ὕπαγε / Hypage yang berarti pergi dan atau mati.

Enyahlah Iblis adalah perkataan Yesus yang ditujukan kepada Iblis dalam Matius 4:10 setelah gagal mencobai Yesus sedangkan dalam Matius 16:23 ditujukan kepada Petrus, seorang murid Yesus. Topik pembahasan kali ini adalah perkataan Yesus kepada Petrus yang diperlakukan Yesus Kristus serupa saat DIA mengusir Iblis yang mencobaiNya.

Kisah dimulai dengan pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya yang bertanya, "Apa katamu, siapakah Aku ini?" Simon Petrus menjawab: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:15-16). Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Yesus yang telah diketahui oleh para murid-Nya adalah Mesias, maka Ia melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. Hal ini disebabkan:
  1. Yesus ingin mereka mengambil keputusan sendiri tentang siapa diri-Nya. Yesus hanya menyodorkan sejumlah perbuatan dan pekerjaan yang ajaib di muka umum.
  2. Yesus tidak menyuarakan identitas-Nya berkaitan dengan kondisi politik saat itu. Orang Yahudi sedang menantikan Mesias yang memberikan kemerdekaan secara politik atas bangsa Israel. Bila Yesus menyuarakan bahwa Ia adalah Mesias hanya menimpakan persoalan rumit karena tafsiran keliru terhadap pandangan Mesias Anak Daud.
Setelah para murid mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias maka mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Penjelasan Yesus tentang perjalanan Mesias yang harus menderita, mengejutkan para murid Yesus termasuk Simon Petrus yang berkata: "Engkau Mesias". Pengajaran Mesias anak Daud harus menderita adalah sesuatu yang tidak diajarkan oleh pemimpin agama dan ahli Taurat.

Dalam literatus Yudasisme mengenal adanya dua Mesias. Satu disebut Mesias Anak Daud, dan Anak Mesias lainnya Yusuf justru mendahului anak Mesias Daud dan tewas dalam pertempuran Gog dan Magog. Mesias Anak Daud kemudian meminta Tuhan untuk membangkitkan Anak Mesias terbunuhnya Yusuf. Talmud Babilonia mengacu pada hubungan antara kedua Mesias. Literatur ini diduga sedikit yang mengatahui... tetapi literatur ini juga keliru sebab Yesus menyatakan Dia Mesias yang harus menderita, mati dan bangkit dan suatu saat datang kembali menduduki tahta Daud dengan menjadi raja atas segala suku, kaum, bangsa dan bahasa di dunia sambil menghakimi seluruh umat manusia dari generasi Adam sampai generasi manusia terakhir yang hidup di bumi.

Mendengar penjelasan, Petrus bereaksi. Sebagai murid Yesus yang memiliki naluri peduli dan mengasihi TUHAN YESUS terlihat jelas. Petrus langsung menarik Tuhan Yesus dan menegurNya. Sebagai murid yang mengasihi Yesus Kristus, inisiatif yang ia lakukan disebabkan karena ia tidak mau Tuhan Yesus mengalami penderitaan berat seperti yang diseritakan olehNya. Tetapi respon Tuhan Yesus begitu tegas dan mengejutkan Petrus, "Enyahlah Iblis". Kelihatannya perkataan Tuhan Yesus begitu kasar dan keras, seolah-olah Petrus adalah Iblis.
Benarkah demikian? Bukankah sebelumnya Petrus membuat pengakuan iman yang spektakuler bahwa Yesus adalah Mesias?

Meskipun Petrus mengakui Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidupp, tetapi ia juga manusia terbatas yang belum mengerti rencana Tuhan dan maksud kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia. Petrus tidak menghendaki Tuhan Yesus menderita sehingga bertindak ingin menghalangi penderitaan yang harus dipikul oleh Yesus. Alkitab menyatakan bahwa: "Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."".

Perkataan Tuhan Yesus "enyahlah Iblis" bukan karena Petrus adalah Iblis, tetapi pikiran dan tindakannya yang tidak selaras dengan pikiran Tuhan Yesus. Meski bertindak berdasarkan empati atau kepeduliannya kepada Tuhan Yesus, jelas tindakannya tersebut adalah menentang rencana Bapa. Dari manakah pikiran Petrus tersebut sehingga ia bersikap demikian? Apakah Iblis secara terselubung mempengaruhi pikiran Petrus?
Tuhan Yesus dengan tegas menegur sumber perkataan itu sebab Dia mengetahui dan berkuasa. Tuhan Yesus bereaksi keras karena Ia mengetahui bahwa Iblis memakai Petrus , yakni melalui pikirannya. Petrus dijadikan alat iblis dan menempatkannya sebagai penggoda atau penghalang melakukan kehendak-Nya. Tujuan jelas, yakni mengalihkan perhatian Tuhan Yesus supaya "memperoleh mahkota" tanpa melalui jalan salib.
Ketika Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, kalimat itu ditujukan kepada Iblis yang membuat Petrus berpikir dan bertindak tidak sejalan dengan pikiran Tuhan. Tuhan Yesus tahu dibalik semuanya itu ada Iblis yang telah memperdaya Petrus.

Matthew Henry memandang bahwa tindakan Petrus memiliki dua dimensi, yaitu:
  1. Engkau (Petrus) suatu batu sandungan bagi-Ku. Engkau menjadi penghalang-Ku. Kristus sedang bergegas dalam pekerjaan keselamatan kita, dan hati-Nya terpusat pada pekerjaan itu, sehingga Ia merasa jengkel karena dihalangi, atau dibujuk untuk kembali memulai lagi dari bagian yang paling sulit dan paling mengecilkan hati dari usaha-Nya itu. Tuhan Yesus lebih mengutamakan keselamatan kita daripada kenyamanan dan keamanan-Nya sendiri, karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri
  2. Engkau (Petrus) bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Tuhan Yesus bukan penakut dan ambil langkah mundur. Ia berjalan menurut rencana Bapa.

Pikiran dan tindakan Petrus di atas sering kali juga kita lakukan sebagai manusia yang terbatas, yang tidak tahu tentang kehendak TUHAN dan tidak mengerti rencanaNya. Besar kemungkinan pikiran dan tindakan kita malah bertentangan dan menyimpang dari kehendak TUHAN. Karena itu teruslah merenungkan Firman Tuhan, setia beribadah dan belajar mengerti kehendak Tuhan agar pikiran dan tindakan kita selaras dengan pikiran dan rencana TUHAN dalam hidup ini.

Seandainya pikiran kita seperti Petrus yang ditawan oleh filsafat dunia atau Iblis dan Yesus bertindak seperti kepada Petrus... seharusnya kita bersyukur kepada TUHAN sebab DIA tidak membiarkan kita di enyahkan dari hadapan-Nya seperti yang diterapkan kepada Iblis. Enyahlah Iblis adalah tindakan yang menyelamatkan Petrus dan kita manusia yang perlu TUHAN agar hidup dalam rencana TUHAN yang menyelamatkan dan terhindar dari kutuk karena menentang pekerjaan TUHAN atas nama Tuhan. (Matius 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.)


Tulisan lainnya:
Mesias Berdasarkan Injil Yohanes Dan Perjanjian Lama
Salib Kesempurnaan Karya Yesus
Darah Yesus
Ular Di Taman Eden
Pengajaran Tentang Setan
Naga Dalam Alkitab


×
Berita Terbaru Update