Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 02 April 2022

Kanibalisme Antara Zaman Raja Yoram Dan Suku Korowai di Papua

Selagi ia berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia. Berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN lagi?" 2Raja-raja 6:33

Dalam Alkitab ada dua orang yang bernama Yoram pada saat yang hampir bersamaan, Yoram putra Ahab raja Israel yang mengantikan saudaranya, Ahazia karena meninggal tanpa ada keturunan dan Yoram anak Yosafat raja Yehuda, ipar dari Yoram raja Israel (lihat di atas) karena dia kawin dengan Atalya putri Ahab. Dalam teks di atas adalah kisah raja Yoram putra Ahab dengan Nabi Elisa.

Raja Yoram di Israel memiliki memori ingatan yang cukup kuat tentang nasib kakaknya yaitu Ahazia sehingga dijauhinya Baal Melkar, berhala orang Tirus tetapi menurut Elisa, raja Yoram tidak sungguh-sungguh menolak penyembahan terhadap ilah orang Tirus itu. (2 Raja-raja 3:13) Pengalaman hidup Ahazia tidak mengubah pola hidup secara total.

Dalam masa pemerintahan raja Yoram alami krisis pangan akibat Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria. Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Suatu kali ketika raja Israel berjalan di atas tembok, datanglah seorang perempuan mengadukan halnya kepada raja, sambil berseru: "Tolonglah, ya tuanku raja!" Jawabnya: "Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan apakah aku dapat menolong engkau? Dengan hasil pengirikankah atau hasil pemerasan anggur?" Kemudian bertanyalah raja kepadanya: "Ada apa?" Jawab perempuan itu: "Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki, supaya kita makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku laki-laki. Jadi kami memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata kepadanya pada hari berikutnya: Berilah anakmu, supaya kita makan dia, maka perempuan ini menyembunyikan anaknya." (2 Raja-raja 6:24-29)

Israel saat itu alami masa sukar sehingga terjadi kanibalisme untuk menyambung hidup. Tuhan jauh sebelum hal itu terjadi telah memperingatkan orang-orang Israel untuk sungguh-sungguh setia mengiring dan mempercayai TUHAN. Firman-Nya antara lain adalah sebuah kutukan bila Israel tidak bertobat dari segala dosa dan menyembah TUHAN Yahweh. Penjelasannya:
  • Kamu akan menjadi begitu lapar sehingga kamu makan anak-anak kamu sendiri. Imamat 26:29 TMV
  • Apabila musuh mengepung kota kamu, kamu akan putus asa kerana kelaparan sehingga kamu makan anak-anak yang diberikan TUHAN, Allah kamu kepada kamu. Ulangan 28:53 TMV
  • Musuh akan mengepung kota ini dan berusaha untuk membunuh penduduknya. Pengepungan itu begitu dahsyat sehingga orang di dalam kota ini akan saling memakan temannya, bahkan anak-anak mereka sendiri." Yeremia 19:9 TMV
Orang Israel sejak masa Ahab berkuasa telah alami peringatan dan hukuman Tuhan karena perbuatannya yang jahat di mata TUHAN seperti diperbuat bangsa Kanaan yang ditumpas Tuhan melalui Yosua. Sebelum Elisa menjadi abdi Allah, TUHAN telah mengutus Elia sehingga tidak turun hujan selama tiga tahun enam bulan lalu hal yang tidak kalah mengerikan terjadi saat Ahazia berkuasa. Keajaiban demi keajaiban terjadi tetapi tidak mengubah perbuatan orang Israel maka praktik kanibal terjadi sekalipun Yoram secara manusia, tidak sejahat Ahazia.

Raja Yoram saat belajar mendengarkan perkataan Nabi Elisa, seorang hamba TUHAN yang diurapi terjadi peristiwa yang kelam, kanibal untuk tetap hidup. Yoram telah memutuskan untuk taat tidak menyerah kepada raja Benhadad, bangsa Aram sesuai dengan petunjuk Tuhan yang disampaikan oleh nabi Elisa tetapi mencari dan menunggu pertolongan dari TUHAN/Yahweh. Kita tidak tahu saat dikepung bangsa Aram apakah Yoram sungguh-sungguh mencari hadirat dan wajah TUHAN agar muncul keajaiban dari-Nya yang membebaskan dari raja Benhadad tetapi yang terjadi adalah ucapan yang menyatakan kesia-siaan menantikan pertolongan dari Yahweh dan timbul niat untuk menghukum Elisa.

Sebelum utusan raja Yoram datang memenggal kepala Elisa, tua-tua kota saat itu sedang berkumpul dirumah Elisa, diduga mencari petunjuk Tuhan atau penghiburan dari masalah yang terjadi. Elisa tidak ada niat melawan kekuasaan yang dimiliki raja Yoram dan utusan raja tidak tergesa-gesa untuk melakukan apa yang disuruh oleh Yoram yang menyiratkan dalam keadaan putus asa masih ada percikan iman. Masih memiliki secercah harapan meski lemah yang butuh diteguhkan oleh nabi Elisa. Elisa pun menguatkan kepercayaan.

Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya." Imannya tidak dapat menerima bahwa TUHAN Yahweh sanggup membalikkan keadaan dengan cepat. Mujizat terjadi tapi perwira utusan raja tidak dapat mengalami kebaikan-Nya.

Pekerjaan Elisa menyampaikan pesan TUHAN, pekerjaan perwira adalah percaya dan pekerjaan TUHAN membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar, sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita, supaya mereka menyerang kita." Karena itu bangkitlah mereka melarikan diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri menyelamatkan nyawanya. Akhirnya terjadi juga seperti yang dikatakan abdi Allah itu kepada raja: "Dua sukat jelai akan berharga sesyikal dan sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal, besok kira-kira waktu ini di pintu gerbang Samaria."

Lalu bagaimana kisah suku Korowai di Kaibar, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua, letaknya sebelah barat perbatasan Papua Nugini yang dikenal kanibal memakan orang? Apakah mereka kanibal karena kelaparan seperti dialami bangsa Israel saat raja Yoram dikepung oleh Benhadad?

Budaya Korowai mengenal sistem peradilan pidana. Diyakini bahwa mereka yang menjadi Khahua dapat menyebabkan kematian bagi anggota lain karena mereka dapat melakukan sihir, sehingga mereka harus dihukum mati, tapi tidak ada penguburan. Suku Korowai percaya bahwa Khakhua dapat hidup kembali, mereka tidak lagi dianggap manusia dan telah menjadi zombie. Jadi membawa bencana ke dalam tubuh, makan daging manusia. Setelah arak-arakan itu cukup mengerikan, masih ada satu arak-arakan lagi yang harus dilalui, mereka akan bernyanyi dan menggedor dinding rumah kayu mereka yang tinggi sepanjang malam. Tidak hanya Khakhua, suku Korowai juga akan menghukum warganya yang melakukan pembunuhan, mengambil istri orang lain dan menghancurkan pertahanan makanan mereka. Dalam menjalankan hukum adat ini setiap ibu hamil dan anak-anak tidak boleh mengikutinya.

Sejak kedatangan misionaris, praktik kanibalime dalam penerapan hukum adat mulai ditinggalkan. Suku Korowai tidak memakan manusia untuk konsumsi sehari-hari. Meraka makan sagu dan berburu. Biasanya mereka memakan daging ular, kadal, rusa, babi hutan, hingga larva kumbang. Selain berburu, Suku Korowai juga menangkap ikan dan udang di sungai gunakan ketinting. Saat ini ada gereja yang adopsi suku ini, misal GIDI - Gereja Injili di Indonesia dengan dengan pelayanan holistik seperti bidang kesehatan di Danowage.

Kanibalisme dapat terjadi di Papua atau di Indonesia jika alami kelaparan yang akut sehingga dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata harus memperhatikan juga kebutuhan masyarakat soal pangan agar tidak kelaparan sebab akan berdampak buruk bagi keberadaan Indonesia secara keseluruhan. Jika praktik kanibal terjadi maka TUHAN dapat menegakkan keadilan-Nya dan berakibat sesuatu yang tidak dapat diduga bisa terjadi.

Kanibalisme antara zaman raja Yoram di Israel dan suku Korowai di Papua sesuatu yang berbeda faktor penyebabnya tetapi bagaimana juga TUHAN tidak ingin terjadi. Pertobatan dan hati yang mengasihi sesama diperlukan agar berkat Tuhan menghampiri kehidupan kita. Tuhan memberikan pilihan untuk hidup dalam kutuk atau berkat. Pilihlah menikmati berkat-Nya sehingga kanibalisme hanyalah sebuah catatan sejarah saja karena TUHAN dapat memulihkan segala sesuatu.



Tulisan lainnya:
Kepribadian Indonesia Modern
Gereja Dan Transformasi Masyarakat Indonesia
Keadilan Sosial Dalam Kehidupan Beriman
Keadilan Rasial Rencana Yesus
Anak Abraham Tetapi Beban Sosial
Pergantian Kekuasaan


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)