Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Minggu, 27 November 2022

Yesus Menjadi Perantara Dengan Bapa

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, 1 Timotius 2:5

Teks di atas menyatakan bahwa Yesus perantara yang esa antara Allah dan manusia. Perantara berasal dari kata μεσίτης / mesitēs yang memiliki konotasi menurut HELPS Word-studies adalah:
  • Seorang arbiter ("mediator"), yang menjamin pelaksanaan semua ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian (perjanjian).
  • seorang "mediator/perantara" yang campur tangan untuk memulihkan perdamaian antara kedua belah pihak, terutama karena memenuhi perjanjian atau meratifikasi perjanjian.
Yesus perantara berarti DIA memulihkan dan memperdamaikan Allah dan manusia yang memiliki hubungan tidak baik dengan suatu perjanjian yang diratifikasi dimana Yesus bertindak sebagai pelaksana penjamin.

Jika melihat konteks dari 1 Timotius 2:1-7 tidakan sbagai perantara sangat erat dengan bersyafaat tetapi syafaat yang dilakukan oleh Yesus Kristus berbeda dengan manusia. Di zaman lampau yang menjadi pelaksana bersyafaat kepada Allah adalah seorang imam dan bila melihat pekerjaan kemanusiawian Yesus salah satunya adalah sebagai imam besar yang melepaskan manusia dari hukuman dosa. Allah yang suci tidak dapat berdamai dengan manusia yang melakukan dosa. Selain itu hadir iblis dimana siang dan malam melemparkan tuduhan atas segala apa yang dikerjakan oleh manusia. Peran Yesus sebagai perantara sangat penting bagi manusia yang melakukan kesalahan, kekeliruan, kejahatan sebab hanya Yesus yang dapat memperdamaikan dan menyelesaikan masalah yang dialami manusia dengan dirinya dan atau dengan Allah serta diperparah dengan serangkaian tindakan iblis yang selalu menjadikan manusia sebagai penentang dan pemberontak terhadap Allah agar menjadi satu team dengan setan melawan Tuhan Allah.

Sejak kejatuhan Adam maka manusia tidak dapat memenuhi standar kekudusan Allah, bahkan hatinya condong kepada kejahatan dari sejak kecil. Firman Tuhan menyatakan bahwa tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Yang namanya kesalehan manusia seperti kain kotor dihadapan TUHAN; layu seperti daun dan menjadi lenyap oleh kejahatan. Hukum Taurat yang diberikan TUHAN justru membuat lebih mengenal dosa karena tubuh tidak berdaya, daging lemah terjual dalam dosa.

Upah dosa adalah kematian. Manusia diperhadapkan bukan saja kepada kematian secara badani / fisik tetapi juga kematian rohani dan kematian kekal di neraka yang sebenarnya diperuntukkan untuk iblis. Manusia ditetapkan satu kali alami kematian lalu diadili, maka diduga dua orang yang diangkat hidup-hidup ke surga yaitu Henokh dan Elia akan kembali ke bumi menjadi dua saksi Allah di akhir zaman sebagai kesaksian bagi manusia untuk menerima keselamatan pada zamannya tetapi mereka tidak menjadi perantara seperti yang dilakukan Yesus. Yesus melakukan mediasi agar manusia tidak mengalami kematian rohani dan kematian kekal di neraka sebab Dia menawarkan anugerah keselamatan.

Dalam pelaksanaan menjalankan mediasi atau pekerjaan sebagai perantara antara Allah dan manusia berpegang teguh kepada hukum yang berlaku sebab harus meratifikasi perjanjian yang ditetapkan. Untuk meratifikasi hukum maka hidup-Nya harus tanpa dosa tidak melakukan dosa. Yesus sebagai Adam yang terakhir alami pencobaan tetapi tidak jatuh tergelincir, tetap kudus sebab DIA adalah Yang Kudus dari Allah.

Sebagai perantara yang berdiri untuk kepentingan manusia maka menjadi korban tebus salah untuk mengenapkan hukum mata ganti mata, nyawa ganti nyawa. Yesus yang sempurna menjadi korban yang sempurna dengan memberikan nyawa-Nya bagi manusia yang berdosa. Itu adalah harga penebusan tawanan yang harus dilakukan sebagai pengantara antara Allah yang Suci dengan manusia yang berdosa layak alami penghukuman. Dengan kematian-Nya di salib maka penebusan atas kutuk hukum Taurat terjadi sehingga setiap umat kepunyaan-Nya yang percaya kepada-Nya diperdamaikan dan memperoleh hidup yang kekal. Hal mendasar jika darah Habel berteriak menuntut keadilan sedangkan darah Yesus berseru pengampunan kepada yang lalim.

Peran sebagai perantara adalah posisi yang istimewa. Saat Musa menjadi perantara antara Allah dengan orang israel yang bersungut-sungut maka musa berdiri di antara orang-orang mati dan orang orang hidup lalu berhentilah tulah itu. (Bilangan 16:48) Yesus perantara yang lebih besar dan agung dibandingkan Musa. Yesus pun berada diantara hidup dan mati yang lebih mengherankan dari Musa. Yesus alami kematian namun IA bangkit kembali. Kitab suci menulis bahwa di dalam Kristus Yesus maka kamu yang dulunya "jauh" menjadi dekat oleh darah Yesus. (Efesus 2:13)

Karena perantara Allah dan manusia adalah esa yaitu Yesus Sang Firman yang mengenakan daging serupa dan jadi sama dengan manusia maka hanya dalam Yesus saja ada kepastian keselamatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Firman Tuhan bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kisah Para Rasul 4:12) Hanya karena DIA saja maka kita dapat berdiri dihadapan tahta kasih karunia Allah karena Tuhan Yesus memberi jubah yang telah dibasuh oleh darah-Nya untuk dikenakan oleh umat-Nya. Oleh perantaraan Yesus yang sempurna maka kita yang tidak sempurna dapat menghampiri Allah yang sempurna dengan penuh keberanian dan Allah pun mengabulkan doa dan permohonan kita.

Bila menyadari dalam hidup ada perantara yang setia yang memperdamaikan dengan Allah Bapa, kita harus menyadari itu karena kasih karunia dan kemurahan TUHAN semata. Setelah menerima semua itu maka hidup kita seharusnya bertumbuh dalam pengenalan akan Yesus Kristus dengan berjuang untuk tidak berbuat dosa seperti yang telah dicontohkan oleh Yesus sang perantara. Kitab Yohanes tercatat memberi nasihat kepada kita, "Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil." (1 Yohanes 2:1)

Bersukacita dalam Tuhan atas anugerah-Nya dimana Yesus telah menjadi perantara yang memberikan pendamaian dengan Bapa dan menjadikan kita dapat bersatu dengan-Nya serta pewaris kerajaan Bapa Surgawi. Suatu kebahagiaan bila kita dipanggil oleh-Nya karena telah menikmati hasil karya Yesus yang menjadi perantara kita dengan Bapa. (Ibrani 9:15 - Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.)

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)