Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 08 Juni 2023

Potensi Kebangkitan Rohani di Indonesia

AUDIO "Potensi Kebangkitan Rohani Indonesia"
Indonesia
English
Chinese
Hindi


Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 2 Timotius 3:17

Jika melihat konteks dalam perikop di atas, maka perlengkapan dari TUHAN ALLAH agar umat-Nya melakukan hal-hal yang baik adalah penganiayaan dan pembacaan Kitab Suci sebab itulah yang diungkapkan dalam tema yang diberikan lembaga Alkitab dalam 2 Timotius 3:10-17. Penganiayaan mendatangkan kebaikan dapat terjadi bilamana saat penganiayaan datang, umat TUHAN tetap berpegang pada kebenaran yang telah diterima dan diyakini karena diajarkan melalui Kitab Suci (ayat 14).

Bila hadapi penganiayaan dan kita tetap teguh berpegang kepada Firman-Nya akan mendatangkan kebaikan disebabkan TUHAN Setia terhadap segala janji-Nya. Salah satu janji-Nya terdapat dalam Mazmur 138:7-8 yang tertulis: "Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tanganMu, dan tangan kananMu menyelamatkan aku. Tuhan akan menyelesaikan bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya; janganlah Kau tinggalkan perbuatan tanganMu!"

Sebagai umat-Nya maka Dia akan bertanggung-jawab atas hidup kita karena kita adalah biji mata Tuhan. DIA tahu menjaga kehidupan kita meskipun harus mati karena penganiayaan yang dialami jika hal itu baik bagi kita agar kita tetap hidup yaitu bersama TUHAN untuk selama-lamanya dalam kekekalan karena berada di negeri orang hidup, yaitu surga yang mulia. TUHAN memberi yang terbaik saat alami aniaya apapun yang terjadi baik bila dikaruniakan mukjizat yang memungkinkan tetap hidup didunia atau menjadi martir.

Hal yang paradoks terjadi bahwa permasalahan yang menghambat kehidupan seperti penganiayaan menjadi alat TUHAN mendatangkan kebaikan bila setia mengiring TUHAN. Bukankah penganiayaan sesuatu usaha yang meremukkan iman kepercayaan kepada TUHAN? Tetapi dalam Yesaya 57:15 dinyatakan: "Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk". Permasalah yang menghadang hingga membuat tidak berdaya bila itu terjadi maka hal itu adalah bagian dari peristiwa yang diizinkan TUHAN agar kita menjadi orang yang rendah hati karena dipaksa bermegah dalam penderitaan yang meremukkan, tetapi TUHAN ada dipihak kita jika tetap setia dan tetap bersemangat memuliakan nama-Nya Yang Kudus dan hidup dalam kebenaran-Nya. Bukankah bila Tuhan beserta kita maka siapakah lawan kita? Maut sekalipun dikalahkan oleh Kristus Yesus TUHAN yang adalah kebangkitan dan hidup.

Saat mengalami kehidupan yang remuk sekalipun tidak melakukan yang salah maka itu adalah momentum yang mungkin dijadikan sarana untuk alami sukacita dalam TUHAN. Bukankah saat hal itu terjadi sebagai manusia maka dorongan untuk berdoa mohon dipulihkan dapat dengan nyaring diserukan kepada TUHAN? Bani Korah mengajarkan untuk memohon kepada TUHAN agar dihidupkan kembali sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau? Dan dari TUHAN menerima kasih setia yang mendatangkan keselamatan (Mazmur 85: 7-8) Jika TUHAN melakukan pembalikan keadaan maka hal itu mendatangkan sukacita, sama seperti yang dialami orang Israel saat hendak dimusnahkan oleh Haman? Langkah strategis yang dilakukan Ester dimulai dengan diadakannya puasa nasional karena rencana Haman yang bukan saja meremukkan melainkan bersifat memusnahkan tanpa sisa. Bukankah adalah hal sederhana dan wajar bila situasi yang meremukkan umat TUHAN membuat tekun untuk berdoa seperti yang diungkapkan Bani Korah?

Perikop di atas memandang positif aneka peristiwa yang menindas kehidupan orang Kristen. Hal ini juga mendasari Tertulianus mengatakan gereja didirikan oleh darah para martir yang setia kepada Kristus. Pendapat Tertulianus ditolak oleh Laurent Birfuore yang menyatakan jika dunia terus diam ketika orang Kristen dibunuh maka tidak akan ada lagi orang Kristen. Penderitaan dan aniaya bukan yang menentukan apakah berkembang atau melemahnya orang Kristen dalam mengiring Yesus tetapi bagaimana sikap orang percaya dalam menghadapi tantangan zaman. Bagi Paulus merupakan kebaikan dan anugerah TUHAN bila turut menderita seperti Kristus TUHAN. Sikap seperti Paulus dengan iman percaya kepada janji-janji TUHAN adalah benih hadirannya kebangkitan rohani. Seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah lalu mati agar dapat menghasilkan buah yang lebat. maka sesungguhnya ada potensi besar jika alami tekanan dalam hidup beriman jika percaya kepada Firman TUHAN disamping menerima fakta fenomena biji gandum ditentukan harus mau jatuh ke tanah untuk memberi hasil yang baik.

Jika mengamati pernyataan di atas ada korelasi antara beratnya tantangan iman dengan potensi anugerah yang dicurahkan agar kerohanian dapat tumbuh. Bila mengamati laporan dari World Watch List (WWL) tahun 2022, yang merupakan hasil penelitian terbaru dari lembaga Open Doors maka tercantum tempat tersulit dari pengikut Kristus dalam urutan 10 besar adalah : Afghanistan, Korea Utara, Somalia, Libia, Yaman, Eritrea, Nigeria, Pakistan, Iran dan India. Dalam tantangan yang tidak mudah menjadi hidup percaya kepada Yesus Tuhan berdampak bila memutuskan taat kepada Yesus akan alami tindakan kekerasan. Data orang Kristen yang paling banyak alami kekerasan per 30 September 2021 adalah: Nigeria, Pakistan, India, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Mozambik, Kamerun, Afghanistan, Mali kemudian Sudan Selatan. Catatan itu mengungkapkan fakta di tahun 2021, setiap hari ada tiga belas orang Kristen dibunuh karena iman mereka dan dua belas gereja atau gedung milik orang Kristen diserang dengan rincian di Nigeria terdapat 4 dari 5 martir, Tiongkok memiliki 3 dari 5 serangan gereja, dan Afganistan sekarang lebih buruk daripada Korea Utara. Sedangkan saat ini dikatakan menurut data lain diungkapkan setiap 6 menit ada martir Kristen.

Bila dikaitkan dengan biji gandum harus jatuh ke tanah lalu mati agar beroleh kehidupan, maka Nigeria saat ini sesuatu yang sangat fenomena. Kristen masuk ke Nigeria tahun 1873 Masehi dan gereja pertama berdiri 6 September 1898 oleh Pendeta Henry Townsend dan Pendeta John B. Wood. Secara singkat saat ini gereja besar berada di Nigeria yaitu Redeemed Christian Church yang digembalakan oleh Enoch Adejare Adeboye di kota Lagos dengan tempat ibadah berukuran 3 Km x 3 Km dimana setiap kebaktian dihadiri jutaan anggota jemaat gereja tersebut. Catatan lain dari kekristenan di Nigeria berdasarkan data, populasi orang Kristen adalah 49,3% tetapi sumber data lain menyebutkan Kristen pada 46,3%, dan Muslim pada 46,2 dan 'agama etnis' pada 7,2%. Sekalipun orang Kristen angka cukup banyak tetapi banyak yang menjadi martir karena organisasi garis keras yang membenci hingga beranggapan halal darah orang Kristen. Tidak tahu sampai kapan hal ini terjadi. Tetapi mengingat populasi orang Kristen saat ini di Nigeria maka ajaran Yesus bahwa gandum harus jatuh ke tanah itu menggambarkan kondisi sebenarnya bila diperhadapkan sulit mengiring Yesus ambil sikap setia meski harus membayar dengan nyawa.

Data WWL tentang Indonesia yang di keluar tahun 2021 tingkat kesulitan orang Kristen melakukan imannya berada di peringkat 47 dengan banyaknya martir Kristen di dunia ada dalam sepuluh besar. Daftar negara penyumbang martir Kristen berdasarkan urutan banyaknya orang yang mati mempertahankan iman adalah:"Nigeria, Pakistan, Nama dirahasiakan, Burkina Faso, Republik Demokratik Kongo, Mozambik, Republik Afrika Tengah, Kamerun, Tanzania, dan Indonesia". Indonesia berdasarkan pemantauan lembaga Open Doors tembus sepuluh besar dalam hal martir Kristen sekalipun tingkat tantangan hidup beriman berada di peringkat 47. Para martir kebanyakan luput dari media publikasi sebab yang terdengar hanyalah sejumlah kasus yang lebih ringan. Perserikatan Bangsa Bangsa hanya menyoroti kasus penistaan agama terhadap kaum minoritas sebab itu dimuat oleh media termasuk kasus sampai berita ini diturunkan adalah penutupan gereja atau pelarangan mengadakan ibadah di Cilegon. Mengingat kasus di Nigeria maka ada potensi terjadinya kebangkitan rohani di Indonesia sebab ada benih gandum yang jatuh ke tanah asalkan orang Kristen setia kepada ketetapan Tuhan.

Sikap para martir dan orang Kristen yang beriman saat alami penindasan menjalankan imannya sangat penting. Hal yang terutama bukan hanya ditentukan banyaknya martir yang dibunuh melainkan juga adalah perilaku orang Kristen apakah menaati ketetapan Tuhan. Contoh:
  • Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Matius 5:39
  • Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Lukas 6:28
Secara teori sebelum melakukan perang darat lazimnya kuasai dahulu perang di udara. Sebelum melakukan hukum Tuhan seperti memberi pipi kiri setelah ditampar pipi kanan akan lebih baik jika didahului dengan kemenangan terhadap penguasa-penguasa di udara melalui doa syafaat dan atau doa peperangan. Jika telah mengikat kuasa kegelapan yang ada di udara maka peperangan rohani yang bersentuhan dengan fisik menjadi efektif. Pujian dan penyembahan yang disertai puasa dengan merendahkan diri dan hati yang remuk dihadapan TUHAN adalah langkah awal yang menggerakkan hati TUHAN mengulurkan kasih karunia yang ajaib. Kasih karunia tersebut dapat membangkitkan terjadinya kebangunan rohani terlebih-lebih jika memiliki kasih yang tulus untuk keselamatan sesama.

Jika orang Kristen di Indonesia mencintai dan melakukan titah-titah TUHAN maka TUHAN dapat memutuskan untuk menempatkan kaki dian di Indonesia sebab telah masuk dalam ketetapan TUHAN yaitu biji gandum diperlakukan dijatuhkan ketanah. Para pendakwa ingin orang beriman berguguran tetapi TUHAN Yesus mengirim Roh Kudus agar tetap berdiri seperti laki-laki lalu menjadi berkat bagi kehidupan di sekitar kita. Jika setia dapat terjadi kebangkitan rohani atau jika menjadi tawar maka habislah kehidupan kerohanian kita seperti garam yang menjadi tawar lalu dibuang dan diinjak-injak orang.

Banyak yang mereka-reka yang buruk tapi TUHAN mereka-reka segala sesuatu untuk kebaikan kita. Tetap bersandar kepada TUHAN. Dalam DIA ada potensi mengalami kebangkitan rohani menjelang penggenapan segala sesuatu. Maranatha!




Tulisan lainnya:
Catatan Kebangunan Rohani C.H. Finney
Jemaat Mula-Mula Disukai Banyak Orang
Semakin Dibabat Semakin Merambat
Kekerasan Dan Penganiayaan Terhadap Orang Kristen
Yesus Sang Biji Gandum
Gereja Dan Transformasi Masyarakat



Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)