-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Permasalahan Perang Mulut Dalam Catatan Alkitab

Jumat, 13 Oktober 2023 | Oktober 13, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-13T08:23:38Z
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel, yang kau tantang itu." 1 Samuel 17:45

Teks di atas bagian dari perang mulut antara Daud dan Goliat terjadi ketika Goliat, seorang prajurit raksasa dari bangsa Filistin, menantang pasukan Israel untuk bertarung satu lawan satu. Tidak ada seorang pun di pasukan Israel yang berani maju menghadapi Goliat, kecuali Daud, seorang pemuda gembala yang masih muda. Daud maju dalam perang mulut setelah empat puluh hari lamanya setiap pagi hari dan petang hari Goliat mencemoohkan orang Israel sehingga Saul raja Israel akan menganugerahkan kekayaan yang besar dan memberikan anaknya yang perempuan serta pembebasan pajak bila dapat mengalahkan Goliat. Daud kemudian terlibat perang mulut dengan Goliat sebelum terjadinya pertempuran. Daud maju berperang bukan karena hadiah yang disediakan oleh Saul melainkan emosinya terbakar karena Goliat menantang TUHAN Israel dimana menurut keyakinan Daud Bahwa Yahweh adalah TUHAN semesta alam.

Perang mulut adalah percakapan ramai-ramai dengan saling mengeluarkan kata-kata kasar dan keras. Frasa ini biasanya digunakan untuk menggambarkan sebuah bentrokan yang terjadi secara lisan yang sulit diselesaikan dengan baik. Dilihat faktor penyebabnya maka perang mulut dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
A. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri, seperti:
  • Sikap egois. Orang yang egois akan merasa bahwa dirinya selalu benar, dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
  • Sikap sensitif. Orang yang sensitif akan mudah tersinggung, dan akan merasa bahwa orang lain sedang menyerangnya.
  • Sikap agresif. Orang yang agresif akan mudah marah dan tersinggung, dan akan cenderung menyerang orang lain dengan kata-kata kasar.
B. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri sendiri, seperti:
  • Perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya perang mulut.
  • Kepentingan yang berbeda. Ketika dua orang memiliki kepentingan yang berbeda, mereka akan berusaha untuk memenangkan kepentingan mereka sendiri, bahkan dengan cara mengorbankan orang lain.
  • Persaingan. Persaingan dapat memicu emosi negatif, seperti kemarahan dan kebencian, yang dapat menyebabkan perang mulut.
Contoh perang mulut dapat didekati dengan sejumlah pendekatan seperti model faktor eksternal khususnya perbedaan pendapat:
  • Pendekatan psikologi yang memandang perang mulut terjadi karena perbedaan pendapat dapat memicu konflik antara individu karena adanya perbedaan persepsi, nilai, dan kepentingan. Konflik ini dapat memicu emosi negatif seperti marah, kecewa, dan frustasi yang dapat menyelamatkan situasi.
  • Pendekatan sosiologi yang memandang perang mulut terjadi karena perbedaan pandangan karena adanya perbedaan latar belakang, budaya, dan nilai yang berbeda antar individu atau kelompok.
Selain persoalan di atas, perang mulut juga dapat terjadi disebabkan antara lain:
  • Perbedaan komunikasi : Ketidaksesuaian dalam gaya komunikasi, bahasa, atau interpretasi pesan menyebabkan ketegangan dan konflik
  • Perbedaan kinerja : Konflik dapat muncul ketika anggota tim memiliki harapan yang tidak realistis terhadap kinerja satu sama lain atau ketika mereka tidak sepakat tentang prioritas atau tenggat waktu.
  • Ketidaksepakatan tujuan : Konflik sering terjadi ketika individu atau kelompok memiliki tujuan yang tidak sesuai atau saling bertentangan.
  • Ketidaksepakatan nilai : Perbedaan dalam nilai-nilai, keyakinan, atau prinsip dapat memicu konflik yang lebih dalam dan sulit diatasi.
  • Ketidaksepakatan peran : Ketidakjelasan atau ketidaksepakatan tentang peran dan tanggung jawab dalam suatu hubungan atau tim dapat menyebabkan konflik.
  • Ketidaksepakatan sumber daya : Persembahan atas sumber daya yang terbatas, seperti waktu, uang, atau perhatian, dapat memicu konflik.
  • Ketidaksepakatan dalam hubungan pribadi : Konflik dalam hubungan pribadi, seperti pasangan romantis atau keluarga, dapat dipicu oleh faktor-faktor seperti kekecewaan, ketidakpuasan, atau perbedaan dalam gaya penyelesaian konflik.
Faktor rohani yang perlu diberi tekanan penyebab perang mulut adalah keadaan dimana terang tidak dapat bersatu dengan gelap atau antara kebenaran dengan kedurhakaan seperti Roh Allah tidak dapat bersatu dengan roh kegelapan yaitu penguasa dunia yang menentang Tuhan Allah. Perhatikan: 2 Korintus 6:14 - Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Perang mulut yang terjadi dalam Alkitab sering kali terjadi bukan hanya dialami oleh Daud dengan Goliat saja. Contoh:
  • Perang mulut antara Abraham dan Lot (Kejadian 13:7-13) - Abraham dan Lot adalah dua orang saudara sepupu yang memiliki banyak ternak. Karena banyaknya ternak mereka, terjadilah perselisihan antara para gembala Abraham dan Lot. Abraham kemudian mengajak Lot untuk berpisah, dan Lot memilih tinggal di Lembah Yordan.
  • Perang mulut antara Musa dan Firaun (Keluaran 5-14) - Musa diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Namun, Firaun menolak untuk melepaskan bangsa Israel. Musa kemudian melakukan beberapa mukjizat untuk meyakinkan Firaun, tetapi Firaun tetap menolak. Terjadilah perang mulut antara Musa dan Firaun, yang berujung pada sepuluh tulah yang menimpa Mesir.
  • Perang mulut antara Elia dan nabi-nabi Baal (1 Raja-raja 18:20-40) - Raja Ahab dari Israel menyembah Baal, dewa bangsa Kanaan. Nabi Elia menantang raja Ahab dan nabi-nabi Baal untuk membuktikan siapa yang benar-benar Tuhan. Elia dan nabi-nabi Baal kemudian mempersembahkan korban, dan Tuhan menjawab doa Elia dengan menurunkan api dari langit untuk menghanguskan korbannya.
  • Perang mulut antara Yesus dan orang-orang Farisi (Matius 22-23) - Orang-orang Farisi sering mempertanyakan Yesus dan mencoba menjebak-Nya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Namun, Yesus selalu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan jawaban yang bijak dan penuh makna.
Dalam kasus perang mulut antara gembala Abraham dan gembala Lot terjadi penyelesaian masalah dengan damai dimana Abraham menawarkan opsi penyelesaian masalah kepada Lot yang mendapatkan persetujuan dari Lot. Penyelesaian masalah yang terjadi antara gembala Abraham dan gembala Lot jauh lebih baik dari konsep penyelesaian perang mulut yang selama ini dianut oleh orang banyak. Teori penyelesaian perang mulut yang tidak disebabkan faktor rohani yaitu perbedaan antara terang dan gelap atau antara kebenaran dan kedurhakaan atau Roh Allah atau roh setan dapat diatasi bila pihak yang bertikai melakukan antara lain:
  1. Minta maaf. Jika Anda merasa telah mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, mintalah maaf dengan tulus.
  2. Cari titik temu. Cobalah untuk mencari titik temu dengan orang yang sedang Anda ajak perang mulut.
  3. Akhiri percakapan. Jika Anda merasa bahwa perang mulut tidak akan ada habisnya, akhirilah percakapan. Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, "Saya tidak ingin melanjutkan percakapan ini. Kita akan membicarakannya lagi nanti jika kita sudah tenang."
  4. Beri waktu untuk menenangkan diri. Jika Anda merasa marah dan tidak bisa berpikir jernih, beri waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan percakapan.
  5. Bicaralah dengan orang lain. Jika Anda tidak dapat menyelesaikan perang mulut sendiri, bicarakanlah dengan orang lain yang Anda percayai, seperti teman, keluarga, atau konselor.
Berikut adalah beberapa tips untuk menyelesaikan perang mulut secara efektif:
  • Tetap tenang. Berusaha untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi.
  • Dengarkan baik-baik. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan orang lain, dan jangan langsung menyela.
  • Hindari serangan pribadi. Fokus pada masalah yang sedang dibahas, dan hindari menyerang orang lain secara pribadi.
  • Berikan solusi. Jika memungkinkan, coba berikan solusi untuk masalah yang sedang dibahas.
  • Bersedia berkompromi. Bersedia berkompromi untuk mencapai kesepakatan.
Untuk kasus perang mulut antara Daud dan Goliat atau antara Elia dan nabi-nabi Baal sangat sulit untuk mencari penyelesaian damai karena ada keterlibatan peperangan antara kuasa Roh Allah dengan kuasa anti Kristus atau roh setan. Adanya peran dari dunia roh yang sedang terlibat dalam perang mulut maka yang perlu diperhatikan adalah:
  • Jangan pernah meremehkan orang lain, meskipun mereka secara kasat mata lebih lemah dari kita.
  • Tuhan selalu menyertai orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan Ia dapat menolong mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka dengan tanda dan mujizat
  • Ukuran dan kekuatan tidak selalu menentukan kemenangan.
Perang mulut antara Yesus dengan Ahli Taurat dan orang Farisi terletak lebih berat kepada faktor internal dan eksternal dimana Ahli Taurat iri sebab merasa tersaingi oleh Yesus yang dianggap lebih berhasil sehingga banyak yang beralih menjadi pengikut Yesus menjadi faktor penting. Dalam kasus antara Yesus dan Ahli Taurat mengajarkan agar kita belajar:
  • Berhati-hati dalam berkata-kata, dan kita harus menghindari perkataan yang menyakiti orang lain.
  • Berusaha untuk mencari kebenaran, dan kita harus bersedia untuk mengakui kesalahan kita.
  • Memiliki iman yang teguh kepada Tuhan, dan kita harus percaya bahwa Ia akan menolong kita dalam segala situasi.
Jika permasalahan perang mulut dalam catatan Alkitab bukan soal tidak dapat bersatunya antara terang dan gelap, antara Roh Allah dengan roh antikristus maka jika terus dipelihara perang mulut akan berdampak:
  • Menyebabkan masalah kesehatan. Stres akibat perang mulut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, sakit perut, dan gangguan tidur.
  • Menyebabkan stres. Perang mulut yang berlanjut dapat menyebabkan stres bagi kedua pihak yang terlibat.
  • Merusak hubungan. Perang mulut yang berlanjut dapat merusak hubungan antara dua orang atau kelompok orang. Dalam kasus hubungan Yesus dengan Ahli Taurat dan orang Farisi kerusakan hubungan hingga taraf menyusun rencana jahat untuk membunuh Yesus. Begitu ada kesempatan segera lakukan rencana rekayasa membunuh Yesus.
Proses perubahan dari perang mulut menjadi perang fisik yang dilakukan secara sepihak oleh ahli Taurat dan orang Farisi terjadi sejalan dengan perjalanan waktu, yaitu:
  • Peningkatan intensitas emosi dimana perang mulut biasanya hanya berupa perdebatan biasa. Namun, seiring berjalannya waktu, intensitas emosi kedua belah pihak akan meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan pendapat yang tidak menemukan titik temu, sikap saling menyerang, atau penggunaan kata-kata kasar.
  • Peningkatan ancaman dimana salah satu pihak atau kedua belah pihak akan mulai mengeluarkan ancaman. Ancaman ini dapat berupa ancaman verbal, seperti kata-kata yang menyakitkan atau ancaman untuk menyakiti fisik.
  • Aksi fisik dimana salah satu pihak atau kedua pihak melakukan ancaman yang dikeluarkan biasanya akan memicu aksi fisik. Aksi fisik ini dapat berupa saling mendorong, saling memukul, atau bahkan saling menggunakan senjata.
Alkitab memberikan banyak contoh yang sebabkan perang mulut dan berbahagialah jika terjadi perang mulut dinilai oleh TUHAN sebagai pihak yang benar sebab ada penyertaan TUHAN sekalipun mungkin alami dianiaya oleh karena kebenaran, itu menurut Yesus adalah berbahagia.

Agar dalam perang mulut memperkecil resiko kesalahan tidak perlu dalam bertindak maka hindarilah konsumsi alkohol dan obat-obatan golongan psikotropika serta berkonsultasi bila alami tekanan kognitif dan emosional, yang menyebabkan kesulitan dalam konsentrasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.



Tulisan lainnya:
Lenyapnya Kedamaian Dunia
Propaganda, Kebenaran dan Kedaulatan TUHAN Dalam Peperangan
Peperangan Dengan Roh Roh Teritorial
Gelombang Kejut Arus Informasi
Tinjauan Terhadap Schadenfreude, Senang Orang Susah
Teror Dan Kerajaan Allah



×
Berita Terbaru Update