-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lapangan Pekerjaan Generasi Mendatang

Kamis, 11 Januari 2024 | Januari 11, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-11T08:45:10Z
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Yakobus 2:14-17

Surat Yakobus di atas mengungkapkan bahwa iman dalam pengertian sebagai kata benda atau πίστις - pistis seharusnya diikuti dengan perbuatan agar iman itu menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Yakobus memberi contoh dengan mengandaikan seseorang tidak memiliki pakaian atau kekurangan makanan, maka sebagai orang beriman apakah yang harus diperbuat? Dalam kehidupan saat ini, banyak altenatif yang dapat dilakukan terhadap orang yang tidak memiliki pakaian dan atau kekurangan makanan. Misal: Memberi donasi pakaian dan makanan, bergabung di organisasi amal menjadi volunteer, adopsi keluarga atau individu, memdukung kebijakan yang membantu orang miskin hingga mencarikan dan membuka lapangan kerja. Altenatif di atas lalu dipertimbangkan ulang. Misal:
  1. Pertimbangkan kebutuhan orang yang Anda bantu. Beberapa orang mungkin membutuhkan pakaian, sementara yang lain mungkin membutuhkan makanan atau bantuan keuangan.
  2. Pertimbangkan kemampuan Anda. Berapa banyak waktu dan uang yang dapat Anda berikan untuk membantu orang lain?
Ayat di atas menunjukkan bahwa iman yang diharapkan adalah iman dalam pengertian kata kerja aktif yaitu πιστεύω - pisteuó. Hal ini penting dalam hidup beriman terlebih lagi menghadapi masa depan yang diwarnai ketidak-pastian. Salah satu cara untuk menghadapi perubahan memasuki abad ke-21 maka alangkah baiknya terbukanya peluang kerja abad ke-21, karena perubahan tersebut sering kali menimbulkan tantangan praktis. Dengan berlandaskan pada ayat-ayat Alkitab ini, gereja dapat memainkan peran penting dalam membantu umat beriman dan masyarakat secara luas untuk menghadapi perubahan peluang kerja abad ke-21.

Hal yang perlu diperhatikan dalam urusan lapangan pekerjaan generasi mendatang di abad ke-21 adalah transformasi besar-besaran dalam dunia kerja, dan tren perubahan lapangan kerja terus berakselerasi. Beberapa tren utama yang perlu diperhatikan di antaranya:
  1. Otomasi dan Kecerdasan Buatan (AI): Perkembangan AI dan otomatisasi menggantikan tugas-tugas rutin dan manual, terutama di sektor manufaktur dan administrasi. Meski memicu kekhawatiran PHK, tren ini juga menciptakan lapangan kerja baru di bidang pengembangan, pemeliharaan, dan pengawasan teknologi tersebut.
  2. Ekonomi Gig dan Platform: Platform online menghubungkan penyedia jasa dengan klien, sehingga memunculkan model kerja fleksibel seperti freelance, remote work, dan gig economy. Tren ini menawarkan kenyamanan, namun juga menimbulkan tantangan terkait jaminan sosial dan perlindungan pekerja.
  3. Pertumbuhan Sektor Jasa Kreatif dan Teknologi: Bidang seperti desain grafis, pengembangan web, content creation, dan digital marketing mengalami peningkatan permintaan. Keahlian digital dan kreativitas menjadi kunci, mendorong adaptasi pendidikan dan pengembangan keterampilan ke arah tersebut.
  4. Keberlanjutan dan Perubahan Iklim: Fokus pada keberlanjutan lingkungan membuka peluang di bidang energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan teknologi ramah lingkungan. Keahlian dalam biologi, teknik lingkungan, dan ekonomi hijau semakin dicari.
  5. Kemampuan Adaptif dan Pembelajaran Seumur Hidup: Dinamika perubahan kerja menuntut individu untuk adaptif dan terus belajar. Keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi menjadi krusial agar dapat menyesuaikan diri dengan tren dan tuntutan pekerjaan baru.
  6. Keterampilan Interpersonal dan Emosional: Meskipun teknologi berkembang pesat, interaksi manusia tetap penting. Keterampilan soft skill seperti empathy, kepemimpinan, dan kemampuan membangun relasi tetap relevan dan menentukan kesuksesan karier.
  7. Meningkatnya Globalisasi dan Kolaborasi: Dunia kerja semakin terhubung secara global, menuntut keterampilan komunikasi lintas budaya dan kemampuan bekerja dalam tim yang tersebar secara geografis. Kolaborasi online dan platform kerja virtual memfasilitasi kerja sama lintas batas.
  8. Fokus pada Keseimbangan Kehidupan Kerja: Meningkatnya kesadaran akan pentingnya work-life balance mendorong model kerja yang lebih fleksibel dan kesejahteraan karyawan. Kebijakan perusahaan yang mendukung remote work, jam kerja fleksibel, dan cuti melahirkan semakin umum.
  9. Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Ulang: Perubahan tren kerja cepat sekali sehingga individu perlu terus memperbarui keterampilan. Pendidikan tinggi bukan lagi jaminan kesuksesan, melainkan pembelajaran seumur hidup dan adaptasi menjadi penting. Pelatihan ulang dan pengembangan keterampilan menjadi investasi penting bagi kelangsungan karier.
  10. Ketidakpastian dan Keperluan Agility: Dinamika pasar kerja di abad ke-21 ditandai ketidakpastian yang tinggi. Individu dituntut untuk adaptif, memiliki mentalitas belajar terus-menerus, dan siap menghadapi perubahan karier serta tuntutan pekerjaan baru.
Lapangan pekerjaan bagi generasi mendatang adalah bagian dari keadilan antar generasi. Lazimnya dalam persoalan lapangan pekerjaan adalah sejumlah masalah seperti:
  • Akses ke pendidikan dan pelatihan: Generasi muda harus memiliki akses yang sama ke pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi mereka. Pendidikan dan pelatihan yang berkualitas akan membantu generasi muda mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
  • Peluang kerja: Generasi muda harus memiliki peluang kerja yang sama dengan generasi tua. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif, serta dengan menghapuskan diskriminasi dan hambatan lainnya yang dapat menghambat kesempatan kerja generasi muda.
  • Penghasilan dan kesejahteraan: Generasi muda harus mendapatkan penghasilan dan kesejahteraan yang layak. Hal ini dapat diwujudkan dengan memastikan bahwa upah dan kondisi kerja yang adil dan layak, serta dengan memberikan perlindungan sosial yang memadai kepada pekerja.
Contoh konkret dari ruang lingkup keadilan antar generasi dalam persoalan lapangan pekerjaan:
  • Program beasiswa dan pelatihan bagi generasi muda yang kurang mampu.
  • Penerapkan kebijakan rekrutmen dan promosi yang adil dan inklusif, serta menyediakan program pengembangan karier bagi karyawan dari semua generasi.
  • Serikat pekerja dapat memperjuangkan upah dan kondisi kerja yang adil bagi semua pekerja, tanpa memandang usia.
Dunia alami percepatan dalam banyak hal termasuk dalam pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia sesuai terjadinya perubahan trend lapangan pekerjaan di abad 21 sehingga dianjurkan:
  1. Memperkuatkan keterampilan teknis dan non-teknis. Keterampilan teknis, seperti keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, akan semakin penting di masa depan. Namun, keterampilan non-teknis, seperti keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, juga tetap relevan dan penting.
  2. Jadilah pembelajar yang terus belajar. Dunia kerja yang terus berubah menuntut individu untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan tren baru. Anda dapat melakukannya dengan mengikuti pelatihan dan kursus, membaca buku dan artikel, atau mengikuti webinar dan seminar.
  3. Kembangkan keterampilan interpersonal dan emosional. Meskipun teknologi berkembang pesat, interaksi manusia tetap penting. Keterampilan interpersonal dan emosional, seperti empathy, kepemimpinan, dan kemampuan membangun relasi, tetap relevan dan menentukan kesuksesan karier.
  4. Siapkan diri untuk bekerja secara fleksibel. Model kerja fleksibel, seperti freelance, remote work, dan gig economy, semakin populer. Anda dapat mempersiapkan diri dengan mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk bekerja secara fleksibel, seperti manajemen waktu dan self-management.
  5. Bangun jaringan dan relasi. Jaringan dan relasi dapat membantu Anda mendapatkan informasi dan peluang karier baru. Anda dapat membangun jaringan dengan menghadiri acara industri, bergabung dengan komunitas online, atau mengikuti program mentoring.
  6. Bersikaplah adaptif dan siap menghadapi perubahan. Dinamika pasar kerja di abad ke-21 ditandai ketidakpastian yang tinggi. Anda perlu memiliki mentalitas belajar terus-menerus dan siap menghadapi perubahan karier serta tuntutan pekerjaan baru.
Perubahan trend dalam pekerjaan akan membuat manusia semakin individualis, legalis sekalipun hadirnya sistem kredit sosial. Dalam dunia pekerjaan harus diingatkan hal-hal mendasar seperti:
  • Matius 25:31-46: "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Domba-domba akan ditempatkan-Nya di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab Aku lapar dan kamu memberi Aku makan; Aku haus dan kamu memberi Aku minum; Aku asing dan kamu menampung Aku; Aku telanjang dan kamu memberi Aku pakaian; Aku sakit dan kamu melawat Aku; Aku di dalam penjara dan kamu mengunjungi Aku.
    Lalu orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau asing dan kami menampung Engkau, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
    Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
  • Roma 12:4-8: "Setiap orang di antara kamu harus mengasihi sesamanya dengan kasih yang tulus seperti diri sendiri. Hendaklah kamu saling memperhatikan dengan penuh perhatian. Hendaklah kamu melengkapi satu sama lain dalam kasih saudara. Hendaklah kamu sungguh-sungguh berusaha memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai. Supaya kamu menjadi satu tubuh dan satu roh, sama seperti kamu telah dipanggil dengan satu pengharapan dalam satu panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua dan di dalam semua dan melalui semua."
Gereja bagian dari masyarakat yang memiliki fungsi sebagai alat transformasi memiliki peran penting dalam membantu individu dan masyarakat beradaptasi terhadap perubahan peluang kerja abad ke-21. Berikut beberapa cara gereja dapat berkontribusi:
  • Pembinaan spiritual dan emosional:
    Perubahan karier dan ketidakpastian pekerjaan dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Gereja dapat memberikan dukungan spiritual dan emosional kepada jemaat yang menghadapi tantangan ini, melalui ibadah, doa, konseling, dan kelompok pendukung. Gereja dapat mempromosikan nilai-nilai seperti ketahanan, optimisme, dan kehidupan bersandar kepada iman, adalah hal penting untuk membantu individu menghadapi perubahan dengan berani melangkah bersama TUHAN.
  • Pengembangan keterampilan dan pelatihan:
    Gereja dapat menyelenggarakan workshop atau kursus untuk membekali jemaat dengan keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti keterampilan digital, kewirausahaan, dan komunikasi. Gereja dapat bermitra dengan lembaga pendidikan atau organisasi pelatihan untuk menyediakan program belajar dan pengembangan keterampilan bagi jemaat.
  • Jaringan dan koneksi:
    Gereja dapat menjadi wadah bagi jemaat untuk membangun jaringan dan koneksi profesional. Hal ini dapat dilakukan melalui acara networking, pengelompokan berdasarkan profesi, atau program mentoring. Gereja dapat memfasilitasi jemaat yang memiliki keahlian tertentu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan jemaat lain yang membutuhkan.
  • Advokasi dan pendampingan:
    Gereja dapat menyuarakan keprihatinan jemaat yang menghadapi tantangan terkait pekerjaan, seperti diskriminasi atau eksploitasi dalam ekonomi gig. Gereja dapat mendampingi jemaat yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan atau menghadapi PHK, dengan membantu mereka mengakses informasi, layanan, dan bantuan hukum.
  • Promosi kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja:
    Gereja dapat mendorong jemaat untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan kewirausahaan, pendampingan bisnis, atau akses ke modal usaha. Gereja dapat bermitra dengan lembaga keuangan atau organisasi pengembangan bisnis untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah milik jemaat.
  • Penekanan pada keadilan dan kesejahteraan:
    Gereja dapat mengadvokasi kebijakan publik yang adil dan inklusif dalam dunia kerja, seperti upah minimum yang layak, jaminan sosial bagi pekerja non-formal, dan perlindungan hak-hak pekerja. Gereja dapat mempromosikan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan, dan mendorong perusahaan untuk memperlakukan karyawan dengan bermartabat dan adil.
Selama ada kesempatan sebelum kegiatan jual dan beli harus ada tanda binatang, maka orang beriman dan juga gereja dapat berperan dalam lapangan pekerjaan baik generasi saat ini maupun masa mendatang sebagai wujud dari amanat budaya.



Tulisan lainnya:
Pekerjaan Anda Penting Bagi Allah
Sukacita Dalam Bekerja
Pengangguran Dalam Dunia Kerja
Motivasi Melalui Desain Dan Tujuan Organisasi
Hubungan Iman Dan Perbuatan
TUHAN Itu Besar KerjaNya



×
Berita Terbaru Update