-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lumbung Pangan Masa Kelaparan

Jumat, 23 Februari 2024 | Februari 23, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-12T17:37:51Z
Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. Kejadian 41:6

Kisah dalam Kejadian di atas mengambarkan bagaimana Bangsa Mesir menjadi kekuatan yang besar karena menjadi lumbung pangan di masa kelaparan melanda dunia. Bangsa yang besar ditandai dengan kemampuan menyediakan bahan pangan untuk kelangsungan hidup rakyatnya di masa kegagalan panen melanda sehingga penduduknya yang alami kelaparan dapat ditekan rendah.

Menurut laporan terbaru FAO (Food and Agriculture Organization) tahun 2023, terdapat 828 juta orang yang mengalami kelaparan kronis di dunia pada tahun 2021. Angka ini meningkat 46 juta orang dibandingkan tahun 2020. Catatan tersebut menunjukkan:
  • Asia adalah wilayah dengan jumlah orang lapar terbanyak, yaitu 418 juta orang.
  • Afrika adalah wilayah dengan proporsi orang lapar terbesar, yaitu 20,2% dari populasi.
  • Konflik, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19 merupakan faktor utama yang menyebabkan peningkatan kelaparan di dunia.
Data mengenai Indonesia urusan pangan, misalnya menurut Global Hunger Index (GHI) tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 77 dari 121 negara dengan skor 17,9. Skor ini menunjukkan tingkat kelaparan yang serius. Hal yang menyolok seperti:
  • Pada tahun 2021, terdapat 20 juta orang di Indonesia yang mengalami kekurangan pangan sedang dan berat.
  • Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur memiliki tingkat kelaparan yang paling tinggi di Indonesia.
Indonesia memiliki potensi menjadi lumbung pangan dunia meskipun saat ini menghadapi kenyataan melakukan aktivitas impor komoditi pangan. Situs Bisnis tanggal 3 Janauari 2024 menulis sejumlah transaksi impor pangan Indonesia, yaitu:
  • Tepung Terigu Tepung terigu sebanyak US$45,29 juta telah diimpor, mencapai total berat 104,21 juta kilogram.
  • Impor kedelai mencapai nilai sebesar US$735,437 juta dengan total volume impor sekitar 1,19 miliar kilogram.
  • Sayur-Mayur Sayuran juga tercatat dalam daftar impor. Nilainya mencapai US$526,8 juta dengan volume mencapai 603,8 juta kilogram.
  • Garam dan Sulfur Impor garam dan sulfur senilai US$22 juta.
  • Jagung diimpor dengan total nilai sebesar US$544,189 juta dengan volume mencapai 1,8 miliar kilogram.
  • Pupuk Indonesia mengimpor pupuk senilai US$523,8 juta dengan jumlah sekitar 2,3 juta ton.
  • Impor gula pasir mencapai total nilai sebesar US$31,11 juta dengan berat impor mencapai 52,45 juta kilogram
  • Buah-buahan impor Indonesia memiliki nilai sebesar US$741,3 juta denan sekitar 397,7 juta kilogram.
  • Beras tetap menjadi salah satu komoditas impor Indonesia. Total nilai impor mencapai US$156,332 juta dengan volume impor sebanyak 302,71 juta kilogram.
  • Tembakau Indonesia telah mengimpor tembakau senilai US$169,2 juta dengan berat mencapai 38,5 juta kilogram.
Saat ini Indonesia melakukan impor bahan pangan termasuk beras. Potensi menjadi eksportir beras dan produk pangan lain sesungguhnya terbuka lebar karena:
  • Lahan yang luas: Indonesia memiliki sekitar 135 juta hektar lahan pertanian, termasuk sawah, ladang, dan tegalan.
  • Iklim tropis: Iklim tropis di Indonesia memungkinkan untuk menanam berbagai jenis tanaman sepanjang tahun.
  • Sumber daya alam yang melimpah: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti air, sinar matahari, dan tanah yang subur.
  • Jumlah penduduk yang besar: Jumlah penduduk Indonesia yang besar dapat menjadi pasar domestik yang besar untuk produk-produk pertanian.
Ironi, Indonesia yang memiliki potensi menjadi lumbung pangan tetapi menurut Global Hunger Index (GHI) tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 77 dari 121 negara dengan skor 17,9. Secara teoritis usaha mengatasi kelaparan adalah seperti:
  • Meningkatkan Produktivitas Pertanian:
    * Mendukung Petani Skala Kecil: Memberikan akses yang aman dan setara terhadap lahan, sumber daya produktif, pengetahuan, layanan keuangan, pasar, dan peluang nilai tambah bagi petani skala kecil, terutama perempuan dan masyarakat adat.
    * Mengembangkan Teknologi Pertanian: Mendorong penggunaan teknologi inovatif dan berkelanjutan untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi produksi.
    * Meningkatkan Akses Air: Membangun infrastruktur irigasi dan sistem pengelolaan air yang efisien untuk mendukung pertanian.
    * Melestarikan Lahan Pertanian: Mencegah degradasi lahan dan alih fungsi lahan pertanian untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan.
  • Meningkatkan Akses Pangan:
    * Memperkuat Sistem Distribusi Pangan: Memperbaiki infrastruktur dan logistik untuk distribusi pangan yang lebih merata dan efisien.
    * Mengembangkan Program Bantuan Pangan: Memberikan bantuan pangan kepada masyarakat yang rawan pangan dan miskin.
    * Mendorong Konsumsi Pangan Bergizi: Meningkatkan edukasi tentang pentingnya gizi dan pola makan seimbang.
  • Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat:
    * Mengurangi Kemiskinan: Meningkatkan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan keuangan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
    * Memberdayakan Perempuan: Memberikan akses yang sama bagi perempuan terhadap pendidikan, sumber daya ekonomi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
    * Meningkatkan Akses Pendidikan: Meningkatkan kualitas pendidikan dan akses pendidikan bagi anak-anak, terutama di daerah pedesaan.
  • Meningkatkan Kerjasama Global:
    * Meningkatkan Bantuan Internasional: Meningkatkan komitmen dan pendanaan dari negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi kelaparan.
    * Mendorong Perdagangan Bebas: Memperkuat kerjasama perdagangan internasional untuk memastikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pangan.
    * Mengembangkan Riset dan Inovasi: Berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi kelaparan secara global.
  • Beberapa contoh solusi inovatif meningkatkan hasil pertanian:
    • Pertanian Vertikal: Memanfaatkan ruang vertikal untuk bertani di daerah dengan lahan terbatas.
    • Hidroponik: Menanam tanaman tanpa tanah menggunakan air dan nutrisi.
    • Akuaponik: Menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling menguntungkan.
    • Penggunaan Drone dan AI dalam Pertanian: Meningkatkan efisiensi dan presisi dalam kegiatan pertanian.
    Dalam Alkitab mencatat sejumlah bangsa pernah mengalami kelaparan. Alkitab mencatat penyebab kelaparan diantaranya adalah:
    1. Faktor Bencana Alam:
      * Kekeringan (Kejadian 12:10; 26:1; 1 Raja-raja 17:1)
      * Banjir (Kejadian 7:11-24)
      * Hama dan penyakit tanaman (Keluaran 10:15; Yoel 1:4)
    2. Faktor Perang dan Kekacauan Politik:
      * Perang dan pertempuran (Yeremia 14:18)
      * Penindasan dan ketidakadilan (Amos 8:4-6)
      * Ketidakstabilan politik (Hakim-hakim 17:6)
    3. Faktor Dosa dan Ketidaktaatan kepada Tuhan:
      * Umat Israel tidak setia kepada Tuhan dan menyembah berhala (Yeremia 5:25; 11:10)
      * Umat Israel tidak mengikuti hukum Tuhan (Ulangan 28:15-46)
    4. Faktor Keserakahan dan Ketidakpedulian Manusia:
      * Orang kaya menimbun kekayaan dan tidak mau membantu orang miskin (Yakobus 5:1-6)
      * Orang yang berkuasa tidak adil dan menindas orang lemah (Amsal 22:16)
    Bencana kelaparan di masa depan sesuatu hal yang sulit dihindari terutama faktor perang dan kekacauan politik. Prinsip memajukan perdamaian dunia sesuatu yang penting terutama sikap menahan diri untuk tidak terlibat konflik bersenjata di berbagai kawasan dunia. Sikap untuk memberikan bantuan pangan kepada kedua belah pihak yang bertikai bila ketahanan pangan kuat. Sesuatu yang penting guna mengamalkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Perang akan berdampak rusaknya ketahanan pangan yang terlibat perang atau konflik senjata. Dengan kemampuan diplomasi yang baik maka status lumbung pangan masa kelaparan termasuk akibat perang menjadikan bangsa tersebut dihormati oleh semua yang terlibat perang.

    Riset pertanian dan peternakan juga harus diperhatikan agar bahan pangan memiliki daya tahan saat terjadinya kekeringan, banjir dan tahan penyakit atau hama. Bibit unggul memiliki dampak yang signifikan untuk dapat bertahan di masa kekacauan iklim.

    Hal yang diabaikan adalah hubungan kondisi tanah dengan faktor dosa dan ketidaktaatan kepada TUHAN yang dapat berdampak timbulnya kelaparan. Pertama kali hal ini disinggung saat Adam melakukan dosa di Taman Eden sehingga TUHAN mengutuk tanah yang menyebabkan tanah tidak optimal mengeluarkan hasil bumi untuk kebutuhan hidup manusia. Untuk menghasilkan hasil bumi yang maksimal maka harus bertobat dan segala kutuk harus dipatahkan dan berkat TUHAN diperintahkan mengerami tanah dengan cara melakukan kehendak TUHAN dan berdoa agar darah Yesus menyucikan dan memberkati tanah.

    Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan berbelas kasihan kepada orang-orang yang lapar dan berjanji untuk menyediakan makanan. Contoh:
    • Tuhan memberi makan bangsa Israel di padang gurun (Keluaran 16:4)
    • Tuhan memberi makan Elia melalui burung gagak (1 Raja-raja 17:6)
    • Yesus memberi makan orang banyak dengan roti dan ikan (Matius 14:15-21)
    Tanda bahwa kita peduli kepada orang-orang yang lapar dan membantu mereka dengan cara apa pun yang kita bisa:
    • Berbagi makanan dengan orang yang lapar (Amsal 22:9)
    • Memberi sedekah kepada orang miskin (Ulangan 15:11)
    • Mendukung organisasi yang membantu mengatasi kelaparan
    • Mengembangkan sikap seperti: "Mengurangi konsumsi makanan yang berlebihan, Mendukung produk-produk lokal dan berkelanjutan, Menyebarkan informasi dan edukasi tentang kelaparan."
    Yusuf melakukan kehendak TUHAN sehingga Mesir menjadi lumbung pangan di masa kelaparan melanda dunia. Hal yang sama dapat terjadi bagi Indonesia bila TUHAN memimpin pemimpin Indonesia sehingga memperoleh kecakapan dan anugerah dari TUHAN menjadi lumbung pangan di masa depan yang penuh dengan ketegangan politik berbagai kawasan dan perubahan iklim.

    Sebagaimana Mesir pada zaman Yusuf menjadi berkat bagi dunia lalu diangkat TUHAN menjadi bangsa terkemuka di dunia maka hal yang sama dapat terjadi saat ini bila pemimpin bangsa berkenan kepada TUHAN dan hidup dalam rencana TUHAN maka penduduk di bumi dapat mendapatkan makanan yang layak.



    Tulisan lainnya:
    Kerawanan Pangan Dalam Eskatologi
    Ancaman Kelaparan Dan Risiko Produksi Pangan Menurun
    Sungai Menjadi Gurun Fenomena Perubahan Iklim
    Maksud Adanya Kelaparan
    Akhir Zaman Bumi Semakin Tandus
    TUHAN Penentu Masa Depan



×
Berita Terbaru Update