Mefiboset adalah anak dari Yonatan, cucu dari raja Saul yang memiliki hak menjadi raja mengantikan Saul jika suksesi berjalan mulus. Perjalanan hidup Mefiboset alami hal yang tidak terduga Saul dan Yonatan tewas dalam pertempuran dengan orang Filistin di pegunungan Gilboa. Saul ketika alami kekalahan ia melakukan tindakan bunuh diri dan ketiga anaknya yang turut berperang tewas. Berita kematian Saul dan ketiga anaknya menyebabkan inang pengasuh Mefiboset panik dan secara tergesa-gesa memutuskan menyelamatkan Mefiboset dengan mengangkatnya agar bersembunyi ditempat aman. Mefiboset terjatuh saat kepanikan karena khawatir orang Filistin mendatangi tempat kediaman Raja Saul dan membunuh orang disana. Akibat terjatuh, maka mefiboset terjadi yang menyebabkan timpang sehingga tidak layak menjalankan tugas apa pun, apalagi menjadi raja. Kedudukan raja beralih kepada anak Saul yang diduga tidak terlibat perang dengan Filistin, yaitu Isyboset dan Daud dilantik jadi raja bagi suku Yehuda.
Isyboset menduduki posisi raja mengantikan Saul karena adanya dukungan dari Abner, panglima perang Saul. Setelah Abner dibunuh oleh Yoab saat Abner ingin melakukan perdamaian dengan Daud karena ingin mengakhiri perang antara keluarga Saul yaitu Isyboset dan Daud. Lalu Isyboset tewas akibat pengkhianatan Baana dan Rekhab dengan pemikiran akan mendapatkan sesuatu yang menarik dari Daud, tetapi Daud menghukum mati pembunuh Isyboset. Daud kemudian menjadi raja seluruh Israel mengantikan Saul.
Daud dalam posisi sangat baik sebagai raja di Israel, maka berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Daud ingin menunjukkan kasihnya karena Yonatan." Maka pegawai-pegawai Daud fokus kepada keturunan dari Yonatan sehingga didapati hamba keluarga Saul yang bernama Ziba. Informasi dari Ziba diketahui ada anak dari Yonatan yang alami cacat di kaki bernama Mefiboset yang tinggal di rumah Makhir bin Amiel di Lodebar. Raja Daud segera memberi perhatian khusus kepada Mefiboset bin Yonatan.
Makhir adalah sosok penting dalam hidup Mefiboset karena seorang yang murah hati dan dermawan sehingga membesarkan Mefiboset dengan perhatian yang baik. Daud kemudian mengantikan peran Makhir dalam kehidupan Mefiboset tetapi saat Daud melarikan diri dari Absalom, Makhir adalah salah satu yang membawa apa yang dibutuhkan Daud di Mahanaim. Makhir memiliki perhatian khusus kepada Daud yang memelihara Mefiboset. (2 Samuel 17:27) Benarlah nasihat yang menyatakan siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
Mefibost menghadap Daud dengan hormat selayaknya terhadap seorang raja. Dalam keadaan yang cacat, Mefiboset sujud dan menyembah, seperti yang dilakukan Daud kepada Yonatan saat menjadi putera mahkota (1 Samuel 20:41). Keadaan sekarang telah berbalik arah, Daud menjadi raja. Mefiboset mengetahui posisi keberadaannya berada dalam kedudukan rendah bahkan menganggap dirinya sebagai anjing mati karena alami cacat fisik sehingga hidup hanya karena belas kasihan orang lain seperti Makhir. Mefiboset tahu memberi hormat kepada yang menolong dirinya.
Daud bersukacita bertemu dengan Mefiboset yang ditemukan masih dalam keadaan hidup. Diduga Daud telah mengenal Mefiboset ketika Mefiboset lahir sebab Daud dengan Yonatan memiliki ikatan persahabatan yang erat. Yonatan dan Daud mengadakan ikatan perjanjian persahabatan dimana mereka berjanji untuk saling melindungi keturunan mereka jika terjadi sesuatu pada salah satu dari mereka. Saul hendak membunuh Daud tetapi Yonatan membantu Daud melarikan diri dan mempertaruhkan nyawanya demi persahabatan dengan Daud (1 Samuel 14-1)
Daud berkata kepada Mefiboset agar jangan takut. Daud memberikan kepada Mefiboset apa yang seharusnya ia miliki sebagai hadiah kerajaan. Segala ladang milik Saul yang diambil oleh Isyboset diserahkan kepada Mefiboset dan mendapatkan hak makan semeja dengan Daud sehingga dapat Mefiboset yang cacat dan tidak dapat melakukan apa pun selayaknya seorang pria dewasa dapat bertemu dan bercakap-cakap dengan seorang raja yang terpandang. Ada pandangan bahwa sebenarnya ini merupakan cara cerdas supaya Daud dapat mengawasi Mefiboset tetapi Mefiboset memandang semua perkataan dan perbuatan Daud sebagai sesuatu yang penuh kasih, dan memandang dirinya sendiri sebagai yang paling tidak layak menerima segala kebaikannya. Mefiboset adalah teman Daud saat menikmati hidangan di meja makan yang menyenangkan.
Dampak dari tindakan Daud terhadap Mefiboset terlihat antara lain:
- Memenuhi janji Daud terhadap Yonatan dengan memberikan perhatikan khusus kepada Mefiboset. Kesetiaan dan integritas Daud teruji sehingga reputasi Daud sebagai raja bijaksana meningkat.
- Tindakan Daud memancarkan belas kasihan dan kasih TUHAN dengan bersifat murah hati kepada Mefiboset sehingga Mefiboset menjadi terhormat dan terlindungi di istana Daud. Hal ini mengambarkan TUHAN memelihara yang yang bergantung kepada-Nya dengan sepenuh hati.
- Hubungan Daud dengan Mefiboset menunjukkan tentang persahabatan, kesetiaan, belas kasihan dan perhatian yang sejati. Demikian juga menjadi gambaran yang mendekati kebenaran tentang TUHAN kepada orang yang dikasihi-Nya.
- Saat Daud menjadi pelarian terhadap kejaran Absalom, Ziba mengambil hati Daud dengan memberi banyak hadiah berupa perbekalan yang dibutuhkan Daud sehingga Ziba dianggap orang yang murah hati dan sayang terhadap dirinya tetapi semuanya hanyalah drama untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan target menguasai harta Mefiboset.
- Ziba setelah menarik perhatian Daud, ia membuat tuduhan palsu tentang Mefiboset dengan dakwaan bahwa Mefiboset sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih dan berencana meninggikan dirinya di tengah huru-hara yang sedang terjadi, dan mengembalikan mahkota raja ke atas kepalanya sendiri, karena sekarang Daud dan putranya sedang memperebutkannya. Ziba menempatkan dirinya sebagai sosok yang paling mengenal Mefiboset dengan perubahan sikapnya mengikuti perkembangan situasi politik terkini
- Daud percaya terhadap fitnah tentang Mefiboset yang dikatakan oleh Ziba dan menetapkan Mefiboset sebagai pengkhianat tanpa bertanya atau mempertimbangkan lebih lanjut. Daud menyita tanahnya, dan memberikannya kepada Ziba dengan pernyataan bahwa kepunyaanmulah segala kepunyaan Mefiboset. Keputusan yang gegabah membuat Daud malu, ketika kebenaran dinyatakan (19:29).
Setelah Daud kembali ke Istana, Daud memeriksa perkara Simei lalu perkara Mefiboset. Dalam memeriksa perkara Mefiboset, raja Daud bertanya kepada Mefiboset mengapa ia tidak menemani dalam pelarian maka Mefiboset mengatakan keluhannya tentang Ziba yang menghalangi untuk pergi bersama Raja Daud yang kondisinya cacat disamping pernyataan Ziba yang melakukan fitnah berupa keinginan merebut kekuasaan. Mefiboset mengucap syukur atas belas kasihan raja karena diperlakukan sebagai sahabatnya dan menyerahkan perkaranya kepada keputusan raja Daud. Daud ingat bahwa ia tentang penyitaan milik Mefiboset sehingga Daud memutuskan ladang itu akan tetap menjadi Mifiboset, tetapi Ziba-lah yang mengerjakannya dan harus mengolah tanah, dengan membayar uang sewa. Mefiboset mendapatkan apa yang semula miliknya dan Ziba terlepas dari hukuman atas keterangan palsu dan fitnah terhadap tuannya. Mefiboset tidak memikirkan tentang hartanya yang diambil oleh Ziba, sebab ia ingin Daud kembali tenang atas kasus yang menimpa dirinya karena Ziba.
Menjelang Daud turun tahta terjadi kelaparan panjang di Israel dimana selama tiga tahun berturut turut menimpa bangsa Israel. Lalu Daud bertanya kepada TUHAN mengapa hal tersebut terjadi dan didapati bahwa hal itu disebabkan saat Saul menjadi raja ia berlumuran darah terhadap orang Gibeon. Perbuatan Raja Saul adalah dosa yang luar biasa besar karena Saul tidak hanya menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, tetapi juga dalam hal ini telah melanggar sumpah yang mengikat bangsa Israel untuk melindungi orang Gibeon melalui Yosua.
Daud lambat dalam mengajukan pertanyaannya kepada TUHAN mengapa terjadi kelaparan parah sekalipun masalahnya ada pada Saul. Akibat dosa raja Saul jatuh tempo maka Daud memanggil orang Gibeon untuk menetapkan tindakan apa yang dapat memuaskan mereka atas kesalahan yang telah diperbuat kepada mereka. Bertahun-tahun lamanya mereka diam, tidak membawa perkara kepada Daud, ataupun mengusik kerajaan Israel maka Allah berbicara bagi mereka.
Orang-orang Gibeon menghendaki agar tujuh orang dari keturunan Saul dihukum mati, dan Daud mengabulkan tuntutan mereka sebab darah berteriak menuntut darah (Kejadian 9:6) Hukum mati dengan cara digantung dilaksanakan oleh orang Gibeon tidak melibatkan Daud. Penetapan orang-orang yang akan dihukum mati itu diserahkan orang-orang Gibeon kepada Daud. Daud diperhadapkan sumpah terhadap Yonatan dan juga terhadap tuntutan darah dari orang Gibeon maka Daud berusaha melepaskan Mefiboset dari hukuman gantung. Daud menyerahkan dua orang anak laki-laki Saul yang dilahirkan Saul dari seorang gundik yang bernama Rizpa binti Aya, dan lima orang cucu laki-lakinya, yang dilahirkan oleh Merab binti Saul, bagi Adriel, tetapi yang dibesarkan oleh Mikhal, putri Saul yang menjadi istri Daud. Daud memutuskan bahwa lebih baik tujuh orang dari keluarga Saul yang berlumuran darah itu digantung daripada seluruh Israel harus kelaparan.
Dari catatan kehidupan Mefiboset bin Yonatan, dapat mengambil beberapa bahan pelajaran penting, misalnya:
- Tuhan Memelihara Orang yang Bergantung kepada-Nya mengigat Mefiboset mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Sebagai anak dari keluarga yang kalah perang, ia menjadi cacat dan hidup dalam ketakutan. Namun, Tuhan tetap memeliharanya. Melalui perjanjian Daud dengan Yonatan, Mefiboset justru mendapatkan kehidupan yang aman dan terhormat. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun.
- Kasih dan Pengampunan Dapat Memulihkan Hidup dimana Daud menunjukkan kasih dan pengampunan kepada Mefiboset, meskipun ia adalah anak dari musuh lamanya. Tindakan Daud ini membawa pemulihan bagi kehidupan Mefiboset. Kita belajar bahwa kasih dan pengampunan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan luka masa lalu dan membangun hubungan yang baru.
- Pentingnya Kesetiaan melalui menepati janjinya kepada Yonatan meski Yonatan sudah meninggal. Kesetiaan Daud ini membawa berkat bagi Mefiboset. Kita belajar bahwa penting untuk menjadi orang yang setia, baik dalam janji maupun dalam perkataan.
- Bersyukur dalam Segala Keadaan sebab meskipun cacat, Mefiboset tetap tinggal di istana raja dan menikmati kehidupan yang baik. Sikap ini mengajarkan kita untuk bersyukur dalam segala keadaan, percaya bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang baik untuk kita.
- Mempercayai Keadilan Tuhan bahwa Tuhan akan selalu bertindak dengan adil dan benar.
- Tulisan lainnya:
- Pandangan Alkitab Tentang Orang Cacat
- Pemberontakan Absalom
- Kisah Barzilai
- Rusa Melukiskan Orang Percaya
- TUHAN Berdaulat Terhadap Manusia
- Langkah Manusia Bergantung Kepada Allah