-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Ayub Muda Sampai Tua, Sahabat Tuhan

Minggu, 12 Juli 2020 | Juli 12, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-20T19:51:47Z

Seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku; Ayub 29:4

Dalam teks di atas, saya menemukan kata yang sulit yaitu kata "masa remaja" yang teks aslinya adalah חָרְפִּ֑י (ḥā·rə·pî) yang memiliki makna "masa muda (apakah juga "saat remaja?"), masa panen, masa kejayaan". Ayub seorang kaya di zaman tersebut berdasarkan teks di duga sejak dari muda telah memanen hasil pekerjaannya dan meraih kejayaan ketika ALLAH yang dengannya bergaul karib menjadikan demikian. Saat mengenang masa kejayaan yang berbeda dengan saat itu karena Ayub diizinkan TUHAN di cobai oleh iblis tetap tidak meninggalkan Allah yang "dulu bergaul karib dengannya". Ayub setia kepada TUHAN sekalipun merasa seolah-olah TUHAN telah meninggalkannya dan kehilangan kejayaan dan tidak dapat memanen hasil karena segala ternaknya telah habis juga keturunannya

Wycliffe mengisahkan bahwa teks di atas adalah sejarah hidup Ayub yang luar biasa. Ketika mengalami "masa kematangan". Ayub bertolak dari inti persoalan (sebagaimana juga kitab ini) - ikatan perjanjian yang erat di antara dirinya dengan Allah (bandingkan 1:1). Kebahagiaan pada hari-hari itu yang sekarang demikian dirindukan Ayub bukanlah kelimpahan hidup firdaus (ay. 6), melainkan hubungan penuh persahabatan dengan Allah (bdg. Mazmur 25:14) yang darinya kemakmuran itu mengalir (ay. 25). Apabila aku ke luar ke pintu gerbang kota (ay. 7a). Karena tanah milik Ayub itu dekat dengan kota, Ayub juga aktif terlibat di dalam masalah-masalah sipil dan hukum. Pintu gerbang dan "jalan" yang terkait dengannya atau pasar terbuka merupakan tempat pertemuan penduduk kota. Peranan penting Ayub di dewan dan sidang pengadilan rupanya merupakan aspek terpenting baginya dari masa lalu (ay. 7-17, 21-25), ditinjau dari perjuangan pribadinya saat ini untuk memperoleh keadilan. Kata penentuan yang dengan enggan diberikan kepadanya di dalam perdebatan itu, sebelumnya merupakan haknya yang tidak dapat dibantah (ay. 21-23) ketika dia duduk seperti raja di antara sesamanya (ay. 25). Ironisnya, dia yang waktu itu merupakan tokoh pembela kaum miskin dan tertindas yang disanjung-sanjung (ay. 11-17), penghibur tercinta dari orang-orang yang berkabung (ay. 25c), kini, di dalam kesulitannya, tidak diperhatikan omongannya oleh para sahabatnya (bdg. khususnya ps. 22) dan tampaknya juga oleh Allah. Aku berpakaian kebenaran (ay. 14a). Membela orang benar menjadi darah daging Ayub yang tidak takut pada kesedihan dan kesulitan (ay. 24) memakai pedang keadilan untuk melepaskan kaum yang tidak bersalah dari orang-orang yang siap memangsa mereka (ay. 17a; bdg. Mazmur. 72:12-14; Yesaya 11:2-5). Salah satu berkat dari firdaus Ayub yang sekarang sudah hilang itu adalah berbagai harapan yang indah untuk dapat hidup lama di lingkungan keluarganya (29:18), untuk dihormati (ay. 20a) dan untuk memiliki kekuatan (ay. 20b) yang senantiasa dibaharui (ay. 19). Sekarang Ayub menceritakan kekacauan yang menyedihkan dari semua harapan itu.

Peristiwa yang dialami Ayub suatu kesaksian hidup tentang betapa pentingnya masa muda untuk bergaul karib dengan Allah sebab perubahan besar kondisi Ayub yang sempat menikmati kejayaan karena kemakmuran dan kehormatan. Ayub kaya baik secara materiil maupun secara sosial. Ia memiliki status tinggi bangsawan, Alkitab mencatat bahwa "Aku (Ayub) menentukan jalan mereka dan duduk sebagai pemimpin; aku bersemayam seperti raja di tengah-tengah rakyat, seperti seorang yang menghibur mereka yang berkabung." ( Ayub 29:25) lalu alami kehinaan karena pencobaan yang dialaminya tidak menjadikan dia menghujat Allah dan tetap setia kepada-Nya meskipun situasi berubah. (Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.)

Masa muda yang baik memiliki nilai strategis menghadapi kehidupan di hari selanjutnya sehingga menjadi sosok anak yang baik dipemandangan TUHAN adalah sangat penting sehingga tidak mudah diombang-ambingkan dengan situasi yang terjadi seperti yang dialami Ayub. Ayub tidak mengutuki TUHAN lalu berharap mati seperti saran istrinya. Ia tetap memiliki komitmen kepada TUHAN meskipun tidak mengerti terhadap situasi yang menimpa kehidupannya.

Salomo menulis dalam Amsal 3:1-4, "Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." Sebagai anak maka dianjurkan untuk menghormati orang tua dan memberikan penghormatan kepada TUHAN. Dalam hukum Taurat hormat kepada TUHAN dan orang tua adalah hal penting terlebih-lebih bagi generasi muda yang sedang kondisi prima.

Orang yang bergaul karib dengan Allah mungkin akan mengalami peristiwa seperti Ayub dimana lenyap kekayaan dan kehormatan. Apakah tetap setia kepada TUHAN ALLAH sekalipun berkat yang diberikan oleh TUHAN itu untuk sementara waktu diambil sebagai ujian yang memurnikan motivasi mengiring TUHAN? Dalam Matius 19:22 dikisah orang muda yang kaya yang hendak sempurna mengikut TUHAN maka YESUS meminta untuk menjual hartanya lalu bagi-bagikan ke orang miskin kemudian ikut Yesus. Orang muda itu pergi dengan sedih sebab banyak hartanya. Orang kaya tidaklah kehilangan pengaruhnya seperti Ayub karena ia membagikan kekayaan bagi orang miskin. Apa yang lebih berharga bagi kita, kekayaan, kejayaan dan panen melimpah, kondisi prima serta terhormat ataukah TUHAN sebagai Pencipta dan sumber pemberi anugerah?

Ayub menghormati TUHAN. Dia tidak menghujat. Penghormatan kepada Allah sesuatu yang wajar karena DIA adalah pencipta. Untuk menghormati Allah maka sejak kecil diajar mengenal Firman TUHAN seperti yang terjadi dalam diri Timotius. (2 Timotius 3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.) Mengenal firman-Nya sejak kecil . Sejak dini mengenal firman akan mendatangkan maka informasi yang terserap kemungkinan bertahan lebih lama sampai masa remaja bahkan dewasa dan dapat membentuk karakter anak.

Mengalami kesuksesan sejak masa muda sesuatu yang jarang terjadi sebab orang muda kurang berpengalaman dan akal budinya belum terasah. (Amsal 7:7 kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi,) Untuk mengatasi kekurangan pengalaman maka Firman TUHAN dapat membantu mengatasinya. *(Amsal 1:4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda--) Tuhan membuat Ayub bijaksana sehingga dapat mengelola usahanya pekerjaannya dan tidak terjerat dengan orang banyak yang mengelilinginya dengan aneka tujuan dan motivasi.

Ayub dapat mempertahankan kelakukan yang bersih disebabkan Dia bergaul karib dengan TUHAN. Bergaul dengan Tuhan tentu memperhatikan dan melakukan apa yang diperintahkan TUHAN. Hal ini sesuai dengan Mazmur 119:9 yang berbunyi "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." Ayub sejak masa muda (remaja?) mampu menjaga kelakukannya sehingga bersih dihadapan TUHAN. Pengalaman hidup bergaul dengan TUHAN menjadikan Ayub timbul seperti emas saat diuji oleh TUHAN.

Sejarah hidup Ayub tercatat bahwa kemudian Ayub bertobat dengan mencabut perkataan yang menyalahkan TUHAN atas peristiwa yang dialami lalu diikuti mengampuni para sahabatnya yang berprasangka buruk kepadanya dan TUHAN memulihkan keadaan Ayub. Jadilah orang muda yang bersahabat dengan Tuhan bergaul dengan Allah. Setialah dengan TUHAN sampai akhir dalam segala situasi.

Ayub salah satu sosok sejak masa muda sampai tua menjadi sahabat TUHAN dengan bergaul karib dengan Allah dalam rumahnya. Ia sempat mengalami kejayaan lalu dicobai iblis tetap setia dan menang atas iblis yang jahat. Segala kehormatan, kekayaan dan kekuasaan yang dianugerahkan dapat sewaktu-waktu lenyap tapi tetaplah setia kepada TUHAN yang memiliki kekayaan, kehormatan dan kekuasaaan yang kekal tidak berubah. Dia sanggup lakukan perkara besar hingga mengalami kemuliaan Tuhan pada waktu yang berpuncak dalam surga kekal.


Artikel lainnya:


×
Berita Terbaru Update