Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 10 Juli 2020

YESUS, Roti Hidup Dari Surga.


Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Yohanes 6:51

Teks di atas adalah ucapan Yesus yang menyatakan bahwa diri-Nya adalah roti hidup. Yesus setelah memberi makan lima ribu orang laki-laki sehingga banyak orang yang mengikuti diri-Nya karena telah makan dan kenyang diperhadapkan dengan keinginan sejumlah pengikutnya agar seperti Musa yang melakukan mujizat sehingga hadir manna di padang gurun.

Roti yang diberikan Yesus itu ialah daging-Nya sendiri, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Ini menunjuk kepada kehidupan jasmaniah-Nya dipersembahkan demi kehidupan dunia. Yesus Firman Allah itu mengenakan daging serupa dengan manusia. Dia yang tidak terbatas dibatasi oleh daging demi memberi hidup bagi manusia. (Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.)

Banyak pengikut Yesus bersedia menyatakan Yesus sebagai Mesias bila Yesus memelihara kebutuhan perut mereka dengan menyediakan roti setiap hari seperti Musa memberikan manna di padang gurun! Mujizat Yesus tidak mampu menarik orang untuk mengenal Tuhan sebab mereka menuntut tanda sesuai dengan keinginan hati mereka. Hal ini hampir serupa dengan pencobaan Yesus yang dialami masa pra-pelayanan-Nya dimana iblis menyatakan jika Engkau Anak Allah maka ubah batu ini menjadi roti. Yesus melakukan keajaiban bukan untuk cari kehormatan manusia atau setan-setan. Mujizat dilakukan karena tahu bahwa Bapa menghendaki melakukan hal tersebut.

Saat dicobai agar batu jadi roti, Yesus sang roti hidup berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Matius 6:4). Yesus bergantung sepenuhnya kepada Bapa sekalipun dalam keadaan jasmani lapar bahwa DIA akan menyediakan makanan pada waktunya setelah menang hadapi pencobaan iblis. Hal ini berbeda dengan bangsa Israel yang mengembara di Gurun Sinai dimana persediaan makanan hampir habis, mereka ketakutan mati kelaparan di padang gurun sehingga mengeluh, "Kami makan roti hingga kenyang di Mesir" (keluaran 16:1-3) Allah menjawab keluh kesah mereka bahwa Dia akan memberi hujan roti dari langit yaitu manna. Sang Roti hidup percaya hidupnya dipelihara oleh Bapa selama jadi manusia di bumi tanpa khawatir terhadap makanan.

Musa tidak berdoa dan memohon untuk meminta manna kepada Allah. Dengan tidak bijak ia malah berujar, Apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini? Musa tidak memberikan roti itu ataupun air itu kepada mereka. Manna itu tidak diberikan seperti yang mereka bayangkan, dari sorga, tempat kediaman TUHAN ALLAH, tetapi hanyalah dari awan-awan (sorga langit di atas / שָׁמַיִם ), dan karena itu tidak lebih unggul daripada makanan yang berasal dari bumi seperti yang mereka pikirkan. Jika diambil berlebihan, manna akan jadi busuk. Karena apa yang tertulis dalam Kitab Suci, Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga, tidaklah berarti bahwa roti itu adalah roti sorgawi, atau roti yang dimaksudkan untuk makanan bagi jiwa. Manna diberikan atas inisiatif dan kemurahan hati TUHAN semata-mata.

Yesus mengigatkan para pendengarnya yang ingin mendapatkan roti yang dimakan setiap hari kepada kenyataan bahwa Allah Bapa sebagai sumber pemberi manna bukanlah Musa dan mereka yang makan roti semuanya alami kematian karena sekalipun mendapatkan manna mereka melakukan hal yang jahat seperti berontak kepada TUHAN, bersungut-sunggut, menyembah berhala. Apa gunanya roti / manna jika jiwa akhirnya binasa. Memang mereka tidak menamam gandum sebagai bahan baku membuat roti tetapi dipelihara oleh Allah karena ada yang datang diberikan dari langit.

Yesus yang melakukan mujizat yang menyediakan makanan untuk lima ribu orang laki-laki adalah suatu tindakan yang situasional sama seperti Bapa menyediakan manna dari langit selama di padang gurun. Situasional yang dihadapi Yesus dan Musa menyebabkan hadirnya pemeliharaan yanga ajaib. Sebagaimana Israel saat masuk ke Kanaan harus menamam gandum lalu membuat tepung terigu baru buat roti dan di makan, maka Yesus saat kondisi "normal" maka IA tidak melakukan mujizat dengan menyediakan roti dengan ajaib

Kristus memberitakan bahwa diri-Nya bukanlah hanya mampu menyediakan roti pada saat mendesak waktu dibutuhkan tetapi IA adalah roti hidup yang turun dari surga. Sebagai roti yang turun dari surga maka Ia sudah ada di surga sebelum datang menjadi manusia sebagai roti hidup. Roti turun dari surga berbicara pra-eksistensi Yesus yang sudah ada sesuai dengan kesaksian-Nya bahwa DIA telah ada sebelum Abraham ada bahkan Ia adalah Firman yang mengadakan segala sesuatu termasuk langit dan bumi. Ia roti hidup yang turun dari surga melukiskan juga sebagai sosok Ilahi yang berasal dari surga.

Menurut Matthew Henry, Yesus datang bukan hanya katabas -- yang telah turun (51), tetapi katabainōi -- yang turun sekarang. Ia sedang turun sekarang, yang menunjukkan adanya pemberian terang, hidup, dan kasih yang tidak ada putus-putusnya dari Allah kepada orang-orang percaya melalui Kristus, seperti manna yang turun setiap hari (Efesus 1:3). Omnia desuper -- segala pemberian dari atas. Yesus roti hidup yang bukan sekedar telah turun tetapi yang turun sekarang setiap hari.

Sebagai roti hidup, Yesus mampu mengenyangkan untuk hidup kekal. Dia Roti hidup sebab barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Matthew Henry menyatakan Kristus adalah roti bagi jiwa, seperti halnya roti biasa bagi tubuh jasmani. Roti memberi zat makanan dan mendukung kehidupan rohani (menjadi bahan pokok kehidupan rohani), sama seperti roti bagi kehidupan jasmani. Ajaran-ajaran Injil mengenai Kristus, bahwa Ia menjadi perantara antara Allah dan manusia, bahwa Ia adalah damai sejahtera kita, kebenaran kita, Juruselamat kita, dan dengan segala perkara ini hiduplah orang. Tubuh kita masih dapat hidup dengan baik tanpa makanan, tetapi tidak dengan jiwa kita tanpa Kristus.

Yesus adalah roti hidup dari surga yang berasal dari kediaman TUHAN ALLAH dan hanya DIA sendiri berkata diberikan oleh Bapa. Dia roti dari surga yang berinkarnasi di Betlehem / בֵּית לֶחֶם - BEIT-LEKHEM yang artinya "rumah roti". Ia dijadikan makanan bagi jiwa kita sebagai keluarga Allah, roti bagi anak-anak-Nya. Yesus mengatakan bahwa “Dia sendiri adalah roti” dan roti itu bukan hanya Israel saja yang terima tetapi seluruh dunia. Kristus sebagai roti sebab Dia adalah korban yang agung. Kristus, di dalam firman dan ritual ibadah menjadi perjamuan sebagai ganti korban itu.

Yesus adalah roti kehidupan yang memakannya akan hidup selama-lamanya yang serupa dengan pohon kehidupan yang ada di tengah tengah Taman Eden yang diberikan kepada Adam sebagai bagian dari perjanjian TUHAN kepadanya. Jika Adam makan pohon kehidupan maka ia akan tetap hidup dan sebelum jatuh dalam dosa memakan buah pohon kehidupan diperbolehkan tetapi Adam dan Hawa tidak melakukan dengan dibuktikan setelah jatuh ke dalam dosa Adam dan Hawa tidak boleh mendekat pohon kehidupan dan pohon tidak dapat dihampiri lagi oleh Adam dan Hawa. Kristus adalah roti kehidupan yang memberikan akses kepada hidup kekal di surga. Di surga manusia dapat kembali menemukan dan mendapatkan pohon kehidupan meskipun dalam Kristus telah mendapatkan hal serupa dengan yang diberikan oleh pohon kehidupan.

Yesus adalah roti hidup. Roti juga manna adalah benda mati, tidak akan menjadi zat makanan tanpa organ-organ tubuh yang hidup. Yesus lebih besar dari roti yang merupakan benda mati sebab DIA adalah hidup. Dia hidup dan menjadi zat makanan dengan kuasa-Nya sendiri bahkan hidup sampai selama-lamanya. Dia tidak berubah menjadi usang, busuk sekalipun mengalami penyaliban dan kematian tetapi DIA menang atas maut dan hidup. Karena hidup Ia menyertai umat-Nya sampai kesudahan alam mengenyangkan jiwa yang haus dan lapar. Ajaran-Nya tetap baru dan menyegarkan tidak tergerus dengan perubahan zaman bahkan berkuasa dan mengatur segala masa.

Yesus berikan hidup kepada dunia. Hidup rohani dan kekal, kehidupan roh dalam keseatuan dan persekutuan dengan Bapa baik di dunia ini maupun nanti dalam kerajaan-Nya yang dipenuhi kehadirat dan sukacita Ilahi karena bertemu langsung dengan-Nya dimana kebahagiaan di dalamnya. Manna menyediakan makanan dan mendukung kehidupan sementara bukan mempertahankan dan mengabadikan kehidupan tidak dapat memulihkan. Yesus memberi hidup kepada orang yang mati dalam dosa. Semua orang dapat menerima roti hidup tanpa kecuali selama orang itu bersedia menerima-Nya. Melalui kehidupan yang diberikan oleh roti hidup maka dapat berbuah lebat dan berkenan kepada Bapa surgawi.

Yesus sebagai roti hidup menyerahkan tubuh-Nya terpecah-pecah karena proses penyaliban dimana mengalami cambuk yang mengoyakkan daging Yesus sehingga dilukiskan tubuh yang dipecah-pecahkan untuk umat manusia agar beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal. Hal tersebut disebabkan cambuk yang dipakai adalah cambuk dengan ujung-ujungnya ada tali yang terbuat dari kulit atau tali dari kulit kayu yang dipilin. Pada ujung tali-tali itu ada bulatan besi atau timah bergerigi atau juga tulang domba yang ditajamkan. Cambuk yang pakai besi atau tulang yang tajam inilah yang digunakan untuk mencambuk Yesus.

Bukti bahwa daging Yesus terkoyak saat dicambuk adalah ketidak sanggupan Yesus memikul kayu salib saat berjalan ke Kalvari / Golgota sehingga Simon dari Kirene dipaksa oleh tentara Romawi untuk membawa salib Yesus ke tempat tujuan. Daging terkoyak, darah mengucur menegaskan DIA roti hidup yang memberikan hidup-Nya untuk penebusan dan pengampunan dosa. Dia disalibkan, mati tetapi hidup kembali sebab DIA adalah Sang Hidup itu sendiri sehingga barang siapa percaya kepada-Nya diselamatkan dan mendapatkan hidup kekal.

Roti hidup telah dikoyakkan untuk dipecah-pecah memberi kehidupan. Maukah datang kepada-Nya sebab DIA roti hidup yang memberikan hidup-Nya bagi kehidupan umat manusia hingga alami hidup yang mengenyangkan jiwa kita untuk selama-lamanya hingga masuk kerajaan surga?



Tulisan lainnya:
Perjamuan Kudus
Roti Dalam Perayaan Paskah Yahudi, Perjamuan Terakhir dan Kristen
Makanan Unik
Pendidikan Di Meja Makan
Dilayani atau Melayani
Allah Itu Mencukupi


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)