Secara teorinya Life Engineering (LE) memiliki tujuan untuk memanfaatkan potensi teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. LE mengamati perkembangan teknologi informasi dan aplikasinya dari sudut pandang orang dalam peran konsumen, profesional, dll. dan mengumpulkan temuan tentang kualitas hidup orang dengan merumuskan persyaratan untuk solusi sosio-teknis dan mengevaluasi layanan digital berdasarkan persyaratan yang berpusat pada manusia. Life Engineering berusaha menggabungkan temuan empiris, metode, konsep dan model dari disiplin ilmu komputer, ekonomi dan ilmu sosial, ilmu politik, psikologi, ilmu saraf, etika, filsafat dan agama.
Dalam presidensi Indonesia di G20 maka Indonesia memfokuskan kepada tiga agenda, yaitu: penanganan kesehatan yang inklusif; transformasi berbasis digital; dan transisi menuju energi berkelanjutan. Life engineering berkaitan dengan transformasi digital. Transformasi digital adalah semua hal tentang membuka nilai dalam proses bisnis Anda dan melepaskannya kembali ke pelanggan – serta cukup gesit untuk menggunakan data dan analitik untuk menciptakan pengalaman baru yang inovatif. Perjalanan transformasi digital akan mengarahkan organisasi untuk menjadi berbasis analitik, dan penerapan teknologi AI yang tertanam akan menjadi kebiasaan.
Teknologi digital telah memicu penciptaan model perilaku baru. Teknologi yang muncul seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing dan Internet of Things (IoT) mempercepat transformasi, sementara teknologi dasar seperti manajemen data dan analitik diperlukan untuk menganalisis sejumlah besar data yang dihasilkan dari transformasi digital. Transformasi digital bertujuan memberi kehidupan berbasis digital, yang memungkinkan organisasi memberikan pengalaman digital, operasi digital, dan inovasi digital.
Life Engineering dalam waktu dekat mengusahakan masuk era industri 4.0 dengan mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya. Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.
Robert. B Sloan menyatakan Insinyur harus menjadi agen kehidupan, agen kebaikan, agen ketertiban yang berkembang, agen pembangunan dan perluasan kerajaan Allah termasuk di dalam yang bergerak dalam ilmu komputer, teknik elektro, dan teknik siber. Insiyur Jerman mulanya yang merancang industri 4.0. Di sisi lain scholink.org mengatakan ada kerugian yang akan dialami dalam penerapan revolusi industri 4.0 saat ini, yaitu:
- Timbulnya diskriminasi sosial di dalam kehidupan masyarakat.
- Timbulnya suatu kapitalisme di dalam bidang perekonomian.
- Biaya kebutuhan hidup semakin besar karena masyarakat semakin konsumtif.
- Sering tersebar berbagai macam berita hoax dan banyak yang mempercayai berita hoax tersebut.
- Khususnya di Indonesia sendiri, banyak sumber daya alam yang diolah oleh pihak asing (karena mereka yang memiliki teknologinya) dan menguntungkan pihak asing, namun merugikan pada pihak Indonesia.
- Sebaran teknologi yang belum merata, terutama di wilayah - wilayah pedesaan terpencil.
Meluasnya digitalisasi maka tidak dapat menghindari dari teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi bagian dari hidup manusia saat ini. Teknologi informasi dan komunikasi harus bijaksana dikelola agar bermanfaat sebab teknologi didesain untuk memanipulasi mindset manusia, antara lain dengan cara rekayasa kecerdasan (intelligence engineering), rekayasa konflik (conflict engineering), dan rekayasa serangan (attack engineering).
Life engineering menempatkan kecerdasan intelektual yang didukung kecerdasan buatan sesuatu yang sangat penting. Diperkirakan manusia pada umumnnya hanya 5% dari kehidupan kita dikendalikan oleh kecerdasan intelektual dan sisanya 95% adalah kecerdasan spiritual yang terhubung dengan TUHAN sebagai sumber kehidupan. Adalah suatu pilihan bagi manusia dalam hidupnya, apakah mau diatur oleh TUHAN atau diatur oleh dirinya sendiri dengan mengandalkan apa yang dimiliki sebagai kekuatan dan kelebihannya.
Dharma Pongrekun menjelaskan revolusi industri bagian dari Life engineering hanya satu dari agenda tersembunyi dari agenda besar globalisasi untuk merevolusi kehidupan manusia agar menjadi makhluk ateis atau tidak bertuhan atau menjauhkan manusia dari Kemahakuasaan Tuhan dengan cara merekayasa pola pikir manusia. Sedangkan Robert Sloan meminta agar para insinyur, dan kita semua, untuk tidak pernah lupa bahwa dalam semua studi, dalam semua pekerjaan, dalam semua kesulitan, kami mempersembahkan kepada Tuhan penyembahan, pengabdian, dan pelayanan yang hanya Dia yang harus diberikan melalui Yesus Kristus. Yang mulia. Masalah yang dihadapi insiyur atau teknokrat dan juga pemegang kebijakan apakah "walaupun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur" atau tetap memuliakan Tuhan (Bandingkan dengan Roma 1:21)
Jika melihat Alkitab maka akan menemukan tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Apa saja pekerjaan dan keahliannya untuk kebaikan, lalu pertanyaannya adalah "Apakah ada orang kepunyaan Allah yang terlibat dalam proyek Life Engineering ? Apakah mereka bersandarkan kepada kekuatan dan kemampuan yang dimiliki dengan tidak menjalin keintiman dengan TUHAN? Etika dan filsafat mungkin memegang peranan tetapi apakah menundukkan diri kepada Tuhan?"
Robert Jeffress menyatakan sekalipun globalisasi yang didukung oleh life engineering akan memunculkan antikristus yang mengendalikan / melakukan kontrol sosial terhadap semua populasi dunia hanya dapat terjadi bila gereja telah mengalami pengangkatan meski tidak semua mendukung penyataan itu sebab ada pemahaman harus mengalami kesengsaraan. Penguasa global, pendukung Life Engineering yang akan melakukan kontrol sosial bersifat "Tindakan Represif bersifat aktif" untuk melakukan transformasi dengan menerapkan aksi transhumanisme.
Selama hari masih siang dimana belum muncul antikristus sebagai penguasa global, kita dapat mengunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan bimbingan Roh Kudus agar menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan, kebenaran dan keadilan yang memancarkan terang Kristus yang membawa orang kepada penundukkan diri kepada Tuhan.
Life engineering sebuah tantangan dalam hidup beriman saat ini dan dimasa depan. Orang beriman menyerahkan dan mempercayakan diri kepada tuntunan dan kehendak TUHAN yang tidak bersandar kepada informasi yang dihasilkan lewat pengumpulan data, pengetahuan tentang kualitas hidup, dan teknologi untuk lebih mengembangkan model ekonomi dan sosial untuk dunia dengan kecerdasan mesin berdasarkan filsafat manusia.
Tuhan penentu masa depan. Dia mengatur hidup kita dan sejarah dunia termasuk sejarah hidup antikristus sang penguasa global di masa depan yang giat dalam proyek life engineering.
- Tulisan lainnya:
- Pengendalian Sosial Dalam Praktik Globalisasi
- Manusia, Kecerdasan Buatan dan Robot
- Tinjauan Terhadap Transhumanisme
- Etika Terapan Teknologi Robotika
- Robophilia, di Era IoT