-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hikikomori Dan Jemaat Usia Lanjut

Senin, 08 Agustus 2022 | Agustus 08, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-17T01:16:56Z
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Yesaya 46:4

Tuhan memperhatikan manusia ciptaan-Nya sampai masa lanjut usia - usia lanjut - tua (lansia). Apakah batasan tua? WHO memberi batasan 65 tahun ke atas sedangkan Berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut, maka usia tua adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas hingga kematian menjemput. Papalia membagi masa lansia dibagi dalam tiga kategori yaitu: orang tua muda (young old) (65-74 tahun) , orang tua tua (old-old) (75-84 tahun) dan orang tua yang sangat tua (oldest old) (85 tahun ke atas). Sedangkan berdasarkan keputusan kementerian kesehatan Indonesia mengkategorikan empat tahapan lanjut usia; lanjut usia pertengahan (middle age) adalah usia 45-59 tahun; lanjut usia (elderly) adalah usia 60-74 tahun; lanjut usia tua (old) adalah usia 75-90 tahun dan lanjut usia sangat tua (very old) adalah usia di atas 90 tahun.

Seiring semakin membaiknya fasilitas dan layanan kesehatan, terkendalinya tingkat kelahiran, meningkatnya angka harapan hidup, serta menurunnya tingkat kematian, maka jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) terus mengalami peningkatan. Proyeksi penduduk lansia menurut BPS tahun 2015 sampai 2045 terjadi peningkatan dari 9% menjadi 19,9%. Secara global, ada 727 juta orang yang berusia 65 tahun atau lebih pada tahun 2020 (UN, 2020). Jumlah tersebut diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi 1,5 miliar pada tahun 2050. Bloom, et al (dalam TNP2K, 2020) menyebutkan ada tiga faktor utama yang dialami oleh lansia; ketidakstabilan finansial, kesehatan dan butuh pendampingan sebagai pengasuh (caregiver)

Perkembangan Rasio Ketergantungan Penduduk Lanjut Usia, 2017-2021 di Indonesia sebagai contoh mengalami perubahan dari 14,02 menjadi 16,78% yang catatan khusus semakin banyak penduduk yang usia lanjut kehilangan pekerjaan atau tidak dapat bekerja sehingga stabilitas keuangan terganggu yang menyulitkan pemenuhan pendampingan bagi lansia sehingga kesepian dan kesendirian bagian dari kehidupan yang dijalani jika tidak jatuh kepada "hikikomori" dimana melakukan "menarik diri" karena mengalami semacam kegagalan atau kemunduran di sekolah, pekerjaan, atau kehidupan sosial dan telah sangat terluka atau skizofrenia dan masalah mental lainnya.

Vivek Murthy mengatakan bahwa "kesepian adalah epidemi yang berkembang" dan bahwa "patologi umum (penyebab penyakit) pada orang yang sakit bukanlah penyakit jantung atau diabetes tetapi Kesepian." Dalam pengobatan Tiongkok, dikatakan bahwa 70% penyakit lahir dari kebencian dan menyalahkan diri sendiri. Pada 17 Januari 2018, pemerintah Inggris mengejutkan dunia dengan mengumumkan penunjukan Menteri Kesepian yang baru sebagai wujud kesadaran krisis.

Kategori orang lanjut usia dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Lanjut usia (jompo) tidak terlantar, dalam kategori ini terdapat mantan birokrat, politisi, ilmuwan, praktisi, akademisi, dan para wirausahawan. Kelompok pertama ini mempunyai keberfungsian yang baik, terutama kemampuan berelasi/berinteraksi sosial, maupun faktor ekonomi (mampu mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak secara mandiri) sehingga mencapai tataran hidup yang sejahtera. Beberapa kelompok ini dijumpai masih produktif.
  2. Lanjut usia terlantar. Kelompok ini terdiri dari para lanjut usia yang kurang beruntung. Penyebabnya, karena faktor ekonomi sehingga, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara layak. Selain itu, lansia kelompok ini memiliki keterbatasan dalam mengakses fasilitas umum dan rendah dalam berinteraksi sosial.
  3. Lanjut usia yang ditelantarkan, lansia kelompok ini bertolak belakang dengan kondisi yang sebenarnya. Secara umum, keadaan ekonomi keluarga lansia cukup mapan atau berkecukupan, namun karena alasan kesibukan bekerja, asumsi yang keliru terhadap peran dan tanggung jawab anak dalam mengasuh/merawat orang tua, atau karena adanya konflik keluarga sehingga keberadaan orang tua cenderung di abaikan
  4. * Tulisan ini dikhususkan untuk di terlantar dan ditelantarkan
"Hikikomori" adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk mengambarkan keadaan di mana seseorang tinggal sendirian di rumah tanpa pergi ke sekolah atau bekerja untuk waktu yang lama. Karena mereka menolak untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk anggota keluarga, pertumbuhan sosial mereka melambat, mereka kehilangan kepercayaan diri. hubungan interpersonal, dan harga diri mereka menurun. Dalam perkembangannya mereka tidak keluar dari kamar dan makan di kamar yang lazim disebabkan malu kehilangan pekerjaan karena usia cenderung 50 tahun ke atas. Masalah yang serius saat ini adalah masalah 85/60. Ada lebih 1,5 juta hikikomori lansia di Jepang yang orang tuanya berusia 80-an dan yang anaknya berusia 60-an. Bila seseorang yang telah berusia 50 tahun ke atas lalu mengantungkan hidupnya kepada orang tua yang usia 70-80 tahun itu sudah dianggap kehilangan tujuan dan semangat hidup serta sulit diubahkan. Langkah praktis yang lazim diambil tidak menuntutan apa-apa atau membebani serta tidak perlu membuktikan apapun juga cukup bersyukur masih hidup dan diberikan kebebasan melakukan apa yang disukainya.

Jack Mcalister berpendapat bahwa etika Kristen adalah bekerja sehingga seharusnya manusia terjun masuk kedalam dunia kerja. Etika Bapa adalah menyembah sebab Ia menghendaki penyembahanmu dan menyadari pekerjaan kita barulah bernilai sesudah kita menyembah. Orang yang sibuk bekerja lupa untuk menyembah Tuhan maka ketika kehilangan pekerjaannya akan menimbulkan masalah depresi dan masalah kesehatan mental lainnya, godaan melakukan kejahatan meningkat, produktivitas dan konsumsi ekonomi jadi rendah, tingkat kesukarelaan yang lebih rendah, dan erosi keterampilan. Hikikomori lebih cendrung dapat dihindari jika hidup dalam keseimbangan dalam bekerja dan menyembah Tuhan terutama saat terjadi resesi atau depresi ekonomi bahkan saat kebangkrutan ekonomi.

Kompleknya masalah lansia dan semakin meningkatnya usia lanjut maka dibuat Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia Potensial meliputi berbagai upaya:
  1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual
  2. Pelayanan kesehatan
  3. Pelayanan kesempatan kerja
  4. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
  5. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
  6. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum; serta
  7. Bantuan sosial.
Gereja pun memiliki tugas panggilan dan pelayanan mendidik lansia sehingga lansia memiliki kedewasaan secara holistik, khususnya kedewasaan spiritualitas. Permasalahannya adalah gereja-gereja di Indonesia saat ini masih kurang memberikan perhatian khusus pada PAK (Pendidikan Agama Kristen) Lansia. Ada beberapa gereja belum memiliki persiapan kegiatan pembelajaran, belum ada program kegiatan yang terencana dan terjadwal secara sistematis, belum ada bahan atau materi pembelajaran yang dituliskan dalam sebuah kurikulum pembelajaran. Ibadah khusus lansia juga tidak semua gereja mengadakannya. Gereja jika memungkinkan bukan saja memberikan pelayanan keagamaan dan mental spiritual saja yang mempersiapkan orang tua menyongsong Yesus menjadi mempelai-Nya yang tiada bercela, melainkan juga hal-hal lain seperti yang tercakup dalam Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2004.

Baron dan Byrne beranggapan kesepian lansia disebabkan sudah berkurangnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar rumah, kurangnya aktifitas sehingga waktu luang bertambah banyak, meninggalnya pasangan hidup, ditinggalkan anak-anak karena menempuh pendidikan yang lebih tinggi, atau meninggalkan rumah untuk bekerja, anak-anak telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri. Hal ini memberikan ide untuk:
  • Menjalin kontak sosial dengan teman, tetangga. Misalnya aktif dalam berbagai kegiatan sosial, senam, paduan suara, menyalurkan hobi, atau kegiatan keagamaan.
  • Kontak fisik yang tidak dapat dilakukan usia lanjut dapat diganti menggunakan media yang mampu membantunya untuk melakukan kontak sosial misalnya melalui telepon, chating, surat atau e-mail, kiriman lagu lewat radio, atau cara lain yang menjadi penghubung dengan orang lain.
  • Melakukan suatu aktivitas seperti: membaca, menulis, mendengarkan musik, melihat TV, berjalan-jalan, berbelanja, menyiram tanaman, memberi makan binatang peliharan, menyapu, menyanyi, mengatur. buku, membersihkan kamar, dan kegiatan lain.
  • Keluarganya meliputi anak, cucu dan anggota keluarga yang lain memberikan dukungan sosial seperti menunjukkan kepedulian, melakukan kunjungan secara periodik, melibatkan dalam diskusi, serta tidak melakukan kegiatan yang diinterpresikan oleh usia lanjut sebagai mengasingkannya.
Hikikomori terlepas karena masalah di atas, disebabkan juga pencapaian integritas ego yang masih harus diperjuangkan. Menurut Erikson, individu telah mencapai integritas sanggup melihat masa lalu dengan puas, menemukan makna dan tujuan hidup tidak tinggal dalam kesalahan masa lalu dan meratapi pilihan yang keliru dan merenungkan kematian dengan kepahitan sehingga dapat menghadapi masa depan dengan penerimaan bukan tenggelam dalam penyesalan dan kesedihan. Lansia diharapkan mencapai pemenuhan dan kepuasan hidup serta kesediaan menghadapi kematian dengan menyelesaikan konflik masa lalu

Hikikomori dan jemaat usia lanjut adalah permasalahan yang harus dihadapi karena ledakan penuaan penduduk (ageing population) tidak dapat dihindari. Pembekalan kepada jemaat lanjut usia diperlukan agar mengenal kebenaran yang memerdekakan, "Sampai masa tuamu Aku (TUHAN) tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu". Tuhan telah menetapkan dan mengutus sejumlah orang menjadi gembala dan hamba Tuhan yang tugasnya meliputi kelompok umur usia lanjut agar mereka siap ke surga dan tetap jadi berkat bagi sesama selama masih hidup di bumi.



Tulisan lainnya:
Gereja Dan Transformasi Masyarakat Indonesia
Kematian
Mengatasi Kesepian
Bekerja dan Menyembah
Pengangguran Dalam Dunia Kerja
Hormat Terhadap Orang Tua


×
Berita Terbaru Update