Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 11 November 2022

Yesus, Saksi Yang Setia

dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya--Wahyu 1:5
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:Wahyu 3:14

Frase saksi yang setia dalam Alkitab Terjemahan Baru tercantum lima kali, dengan rincian tiga kali di Perjanjian Lama dan dua kali di Perjanjian Baru. Perjanjian Lama hanya memberitahukan sifat saksi yang setia tidak pernah melakukan dusta dan selalu berada ditempatnya. Perjanjian Baru memberitahukan bahwa saksi yang setia adalah Yesus Kristus. (Wahyu 1:5; 3:14)

Saksi yang setia berasal dari kata μάρτυς ὁ πιστός - "mar'-tus ho pistos". Kata μάρτυς adalah saksi mata dan atau saksi yang mendengarkan sedangkan pistos berarti percaya, dapat dipercaya dan setia. Yesus saksi yang setia berarti Yesus ada ditempat dalam peristiwa kejadian sebab DIA Maha Hadir dan dan DIA juga dapat percaya tidak melakukan dusta, sebab selalu jujur dan menyatakan segala sesuatu selaras dengan kebenaran sebab DIA adalah Kebenaran. Hanya Yesus yang dinyatakan Saksi yang Setia berdasarkan keterangan Alkitab.

Yesus adalah saksi yang setia sejak permulaan hingga akhir sebab DIA adalah Alfa dan Omega yang turut dalam penciptaan hingga pemegang keputusan dalam penghakiman terakhir sebab tidak ada rahasia yang tersembunyi dan segala sesuatu disaksikan oleh-Nya. Dalam kemahatahuan terhadap segala sesuatu peristiwa maka IA mengasihi manusia yang terbatas agar mengerti hal-hal yang penting dan mendasar agar memperoleh hidup yang kekal sesuai tujuan Bapa hingga Ia mengenakan daging, sebab "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya."(Yohanes 1:18)

Karena Yesus melihat Bapa dan berada dalam pangkuan-Nya maka hanya DIA yang dapat menjadi saksi tentang Bapa, hal ini ditegaskan seperti dalam Yohanes 3:32-34, "IA MEMBERI KESAKSIAN tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Manusia yang berbuat dosa telah kehilangan kemuliaan Allah maka tidak dapat / sulit menerima kesaksian Yesus Kristus karena memerlukan kerendahan hati untuk mengakui hanya Yesus yang benar-benar saksi sejati tentang Allah dari awal hingga akhir. Anugerah-Nya diberikan, yakni Roh Kudus yang tidak terbatas - barulah kita dapat mempercayai kesaksian dari Yesus Kristus.

Dampak dari hanya Yesus yang ada dipangkuan Bapa maka kesaksian Yesus yang tercermin dari kehidupan-Nya, sesuatu hal yang kurang dikenal orang orang banyak sekalipun ditandai sejumlah tanda dan mukjizat menyertai. Pertanyaan muncul dari ahli Taurat yang meminta peneguhan dari saksi lain sebab memerlukan setidak-tidaknya keterangan dua orang agar suatu kesaksian itu menjadi sah. Untuk permasalahan tersebut, Yesus memberikan penjelasan:
  • Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun KESAKSIAN-KU ITU BENAR, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Yohanes 8:14
  • Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Yohanes 8:28-29
Yesus sebagai kebenaran melakukan dengan setia terhadap peran yang diembannya sebagai seorang saksi. Hal ini adalah pengenapan dari nubuat yang disampaikan oleh nabi Yesaya 55:4, "Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi SAKSI BAGI BANGSA-BANGSA, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;". Kesaksian Yesus adalah kesaksian bukan hanya ditujukan kepada orang Yahudi saja dengan latar belakang hukum Taurat melainkan juga untuk bangsa-bangsa di dunia dan diteguhkan oleh Bapa, dimana segala kuasa di bumi dan disurga diberikan kepadaNya. (Matius 28:18)

Kesaksian yang disampaikan oleh Yesus mendapatkan perlawanan dari ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan Saduki sehingga majelis agama turun tangan merencanakan permufakatan jahat untuk melenyapkan apa yang menjadi kesaksian sesungguhnya. Mereka yang nyaman terhadap keadaannya yang kemudian merasa terusik oleh kebenaran yang disampaikan dan disaksikan oleh Yesus dengan disertai tanda-tanda ajaib. Maka Yesus akhirnya diseret ke pengadilan yang berakhir dengan hukuman mati dijatuhkan oleh Pilatus atas desakan Mahkamah Agama.

Ditengah pengadilan yang berlangsung tidak adil dan penuh rekayasa serta kekerasan, Yesus dengan setia tetap tidak mengubah kesaksian yang disampaikan-Nya. Pilatus bertanya kepada Yesus tentang "Kebenaran" tetapi apakah dapat menerima kebenaran jika hal itu diutarakan? Yesus memberitahukan kepada Pilatus bahwa dosa yang menyerahkan diri-Nya untuk dipaksa dijatuhi hukuman mati lebih besar dari Pilatus yang melakukan hal itu. Istri Pilatus kemudian memberitahukan suaminya untuk bertindak bijaksana sebab Yesus adalah orang benar.

Sebagai saksi yang setia maka hal itu harus teruji melalui ujian yang dijalani. Ujian dari kesetiaan terhadap seluruh kesaksian Yesus adalah penderitaan disalib. Di salib, Yesus telah melewati ujian sebagai saksi yang setia dengan dibuktikan adanya tujuh perkataan Yesus sewaktu disalibkan. Tujuh perkataan Yesus tersebut adalah:
  1. "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
  2. "Aku berkata kepadamu, sesunngguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
  3. "Ibu, inilah anakmu!.... Inilah ibumu!"
  4. "Eli, Eli, lama sabakhtani?"
  5. "Aku haus!"
  6. "Sudah selesai ...., Tetelestai.... , Nishlam...!"
  7. "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku"
Sewaktu disalibkan, Yesus tidak mengeluarkan banyak perkataan. Yesus mengenapi nubuat nabi Yesaya, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya." Tidak ada hujat dan kata-kata makian atau sumpah serapah yang keluar melainkan penuh makna dan keluhuran menjalani kehidupan yang penuh kesaksian.

Bukti yang meneguhkan bahwa Yesus adalah saksi yang setia adalah kebenaran terhadap ucapan-Nya yang mengherankan para pendengar, empat kali menurut catatan Injil, Yesus mengatakan bahwa Ia akan menderita lalu dibunuh tetapi pada hari ketiga akan bangkit kembali. Perhatikan Injil Matius:
  1. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (Matius 16:21)
  2. dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.(Matius 17:23
  3. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."(Matius 20:19)
  4. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." (Matius 26:32)
Sejak pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, maka sejak itu Yesus telah memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan dibunuh lalu mati lalu bangkit kembali. Perkataan Yesus ini adalah sebuah tanda kesaksian yang menentukan apakah IA adalah saksi yang setia selalu berkata benar atau tidak.

Pembuktian kebangkitan Yesus dari kematian adalah awal dari periode selanjutnya yaitu berkuasa atas raja-raja di bumi termasuk seluruh manusia . Hal ini akan tergambar saat Ia menjadi Hakim dalam pengadilan terakhir yang menentukan masa kekekalan kelak dalam statusnya sebagai Hakim Yang Adil. Sebelum menjadi Hakim, Yesus telah memberikan peluang kepada manusia mendapatkan rahmat pengampunan melalui darah-Nya yang berkuasa mengampuni dosa manusia jika diterima sebagai penebusan satu-satunya dari TUHAN ALLAH kepada manusia.

DIA Saksi Setia. Kesaksian yang diberikan-Nya terbentang dari awal hingga akhir sejarah manusia sebab DIA adalah TUHAN yang ingin bersekutu dengan manusia ciptaan-Nya. Yesus memperhatikan setiap manusia, Ia mencari orang-orang yang berharap kepada anugerah-Nya dan percaya kepada kasih setia yang ditunjukkan oleh-Nya. Maukah menerima Yesus yang setia menunggu Anda menyambut kasih setia-Nya. DIA, Yesus Saksi Setia yang sejati.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)