-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antara Orang Miskin Dan Orang Kaya Berdasarkan Injil Lukas

Rabu, 26 April 2017 | April 26, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-02T07:38:14Z
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (Lukas 14:13)

Siapakah orang miskin? Orang miskin yang artinya orang kekurangan dan tidak mempunyai apa-apa, miskin atau sengsara. Orang yang menginginkan sesuatu dari orang lain atau yang menunggu pemberian orang lain. Kata אבין(ebyon), menunjuk pada orang miskin, yang meminta-minta, mendapat dukacita (celaka), melarat, hina dan bernasib malang.

Matthew Henry berpendapat bahwa.Yesus memanfaatkan kesempatan ini untuk menegur tuan rumah karena mengundang begitu banyak orang kaya, yang bisa makan enak di rumah sendiri, padahal seharusnya ia mengundang orang miskin, atau, yang sama baiknya, mengirimkan sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, dan yang tidak mampu mendapatkan makanan yang layak (lih. Neh. 8:11). Juruselamat kita di sini mengajar kita bahwa apabila kita menggunakan apa yang kita miliki untuk beramal, maka ini lebih baik, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan, daripada menggunakannya untuk berfoya-foya dan royal.
  • "Janganlah berusaha mentraktir orang kaya. Janganlah mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya," (ay. 12). Ini tidak berarti bahwa kita dilarang untuk menjamu mereka. Adakalanya kita harus melakukan itu untuk mempererat tali persaudaraan di antara kaum kerabat dan tetangga-tetangga kita.
  • Namun:
    1. "Janganlah menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Janganlah menghabiskan terlalu banyak uang untuk keperluan itu, supaya engkau masih bisa menggunakannya untuk keperluan yang lebih baik, yaitu untuk amal sedekah. Engkau akan merasa bahwa mengundang orang kaya sangatlah mahal dan merepotkan. Mengadakan sebuah perjamuan bagi orang kaya sama saja biayanya dengan menyediakan makanan yang berlimpah bagi orang miskin." Salomo berkata, "Orang yang memberi hadiah kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja" (Ams. 22:16). "Berilah" (kata Plinius, dalam karyanya Surat-surat.) "kepada teman-temanmu, tetapi biarlah kepada teman-temanmu yang miskin, bukan kepada mereka yang tidak memerlukanmu."
    2. "Janganlah sombong karenanya." Banyak orang mengadakan perjamuan hanya karena mereka ingin pamer, seperti Ahasyweros (Est. 1:3-4). Pikir mereka, mereka tidak akan dipandang hebat bila tidak mengundang orang-orang terhormat untuk makan bersama mereka, dan dengan demikian mereka merampas harta keluarga demi memuaskan angan-angan mereka.
    3. "Janganlah berharap bahwa engkau akan dibalas dengan harga yang setimpal." Inilah yang dipersalahkan Juruselamat kita dalam perjamuan-perjamuan seperti ini: "Engkau biasanya mengundang mereka karena engkau berharap akan diundang lagi oleh mereka, dan dengan demikian engkau akan mendapatkan ganti rugi. Engkau membayangkan bahwa engkau akan dipuaskan kembali dengan beraneka ragam hidangan dari mereka seperti yang telah kausuguhkan kepada teman-temanmu itu, dan semuanya ini akan memuaskan nafsu keinginanmu untuk berpesta pora. Tetapi, sebenarnya pada akhirnya tidak ada keuntungan apa-apa yang engkau peroleh."
  • "Berusahalah meringankan beban orang-orang miskin (ay. 13-14): Apabila engkau mengadakan perjamuan, daripada repot-repot menyiapkan hidangan yang unik dan enak, hidangkan saja di mejamu makanan yang secukupnya dan menyehatkan, yang tidak terlalu mahal, dan undanglah orang-orang miskin dan orang-orang cacat, yang tidak mempunyai apa-apa, dan tidak mampu bekerja untuk menopang kehidupan mereka. Merekalah yang harus dikasihani dengan amal sedekah, mereka berkekurangan dalam kebutuhan-kebutuhan pokok. Sediakanlah keperluan mereka itu, dan mereka akan membalasmu dengan doa-doa mereka. Mereka akan berterima kasih atas makanan yang telah kausediakan, sementara orang kaya mungkin akan mencelanya. Mereka akan pergi dan bersyukur kepada Allah karenamu, sementara orang kaya mungkin akan pergi dan menghinamu. Janganlah berkata bahwa engkau rugi dan uangmu terkuras habis karena mereka tidak mampu membalasmu. Tidak, apa yang engkau lakukan itu adalah untuk sesuatu yang sangat penting, suatu jaminan yang terbaik, sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." Ya, akan ada kebangkitan orang-orang benar, suatu masa depan bagi orang-orang benar. Ada kebahagiaan yang disimpan bagi mereka di dunia yang akan datang, dan kita boleh yakin bahwa orang-orang yang murah hati akan diingat pada hari kebangkitan orang-orang benar, sebab beramal merupakan suatu tindak kebenaran. Amal sedekah mungkin tidak dibalas di dunia ini, sebab apa yang ada di dunia ini bukanlah hal-hal terbaik, dan karena itu Allah tidak akan membalas orang-orang terbaik dengan hal-hal duniawi. Tetapi ini sama sekali tidak berarti bahwa mereka kehilangan upah mereka, sebab mereka akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan. Pada saat itu akan tampak bahwa perjalanan-perjalanan yang ditempuh paling jauh akan membawa hasil-hasil yang paling bernilai, dan bahwa orang yang murah hati tidak akan rugi, melainkan akan mendapat untung yang tidak terhingga, dengan menunggu mendapat balasannya sampai pada hari kebangkitan.
Pengajaran Yesus yang tentang orang miskin dalam suatu pesta resepsi sesuatu yang jangal dalam kebiasaan di masyarakat, tetapi hal sudah dilakukan oleh Nehemia. Nehemia 8:11; "Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu" Kegembiraan karena hadirnya kitab hukum Taurat dibacakan mendatangkan sukacita sehingga mereka membagi-bagikan makanan dan minuman kepada semua orang yang tidak mempunyai apa-apa.

Masalah di atas di dalam Injil Lukas tentang kemiskinan juga mencatat antara lain:
  • Lukas 1 : 51-53 : Tuhan melimpahkan yang baik kepada orang yang lapar dan menceraiberaikan orang kaya. 
  • Lukas 6 : 20-26 : Ucapan bahagia bagi orang yang miskin, lapar dan berduka cita, sedangkan peringatan bagi orang kaya. 
  • Lukas 12 : 13-21 : Mengikut Yesus harus meninggalkan harta kekayaan. 
  • Lukas 14 : 12-14 : Undangan yang berlaku bagi orang yang miskin dan tidak berlaku bagi orang kaya. 
  • Lukas 16 : 19-31 : Orang kaya dan Lazarus.
  • Lukas 18 : 18-30 : Orang kaya yang sukar masuk kerajaan Allah. 
  • Lukas 21 : 1-4 : Persembahan seorang janda lebih berkenan daripada persembahan orang kaya. 
Sekalipun seolah-olah ada keberpihakan kepada orang miskin yakni mengasihi orang miskin, Alkitab mengajarkan harus tetap bersikap adil. ( Keluaran 23:3 Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya)  Bandingkan dengan Lukas 11:42 "Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan"

Yesus mengkritik dan menganjurkan kepada orang kaya supaya :
  • Membagikannya kepada orang miskin 
    • Tujuan dari kritikan ini adalah agar orang kaya tidak diperbudak oleh kekayaan, sehingga menciptakan 'berhala' baru dalarn hidupnya. Dengan membagikan kekayaannya kepada orang miskin sebetulnya melepaskan diri dari 'perbudakan sehingga menjalin hubungan sosial dan mendapatkan kembali haknya untuk masuk kerajaan Allah,
  • Menggunakan kekayaan secara bertanggung jawab Kekayaan sedapat mungkin dipakai untuk mengasihi sesama, menolong orang miskin dan yang menderita. Sehingga dengan kekayaan justru menimbulkan sikap peduli terhadap sesama. Dengan menggunakan hak milik pada tempatnya yaitu untuk melayani Tuhan dan sesama, maka kerajaan Allah itu terbuka juga bagi orang kaya. 
Apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Allah" (Luk 18 : 27). Perkataan Yesus ini seakan-akan menyatakan bahwa keselamatan itu juga berlaku bagi orang kaya, yang hidupnya tidak lagi dikuasai oleh kekayaan dan mau peduli terhadap sesamanya.

Sikap Lukas terhadap kekayaan nampak negatif karena ia mempunyai maksud positif yakni : agar jemaatnya yang kaya mengoreksi kembali sikap hidup mereka yang hanya mengandalkan diri kepada materi dan tidak mau peduli terhadap orang miskin. Menurut Lukas jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin itu haruslah dihilangkan, salah satunya dengan memupuk sikap solidaritas antara orang kaya dan orang miskin. Solidaritas merupakan wujud nyata dari mengasihi Allah dan sesama.



Tulisan lainnya:
Miskin Dalam Kitab Mazmur
Berbahagialah Yang Miskin
Solidaritas Kemanusiaan
Orang Miskin Periode Intertestamental
Kemiskinan Berdasarkan Perjanjian Lama Dan 2 Korintus
Anak Abraham Tetapi Beban Sosial


×
Berita Terbaru Update