Setelah Yusuf selesai menangis karena menahan rindu terhadap saudaranya terutama Benyamin yang adalah adiknya satu ibu, maka Yusuf mengadakan perjamuan makan dengan saudara-saudaranya dengan memberikan keistimewaan kepada Benyamin. Saudara saudara heran dengan tindakan Yusuf tetapi saat hadirnya perjamuan minum yang membuat hati gembira, Yusuf memerintahkan untuk mengisi karung-karung mereka dengan gandum sebanyak yang dapat mereka bawa dan meletakan uang masing masing di dalam mulut karung. Piala perak Yusuf ditaruh dalam karung Benyamin beserta uang pembayaran. Kepala rumah Yusuf lakukan sesuai perintah.
Pagi harinya, saudara-saudara Yusuf dilepas meninggalkan tempat jual-beli gandum beserta keledai mereka. Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat? Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk meramal? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang demikian."
Kepala rumah Yusuf melakukan sesuai perkataan Yusuf. Mereka menjawab: "Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu. Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu? Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku." Sesudah itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."
Lalu diperiksa semua karung karung yang berisi gandum dari saudara yang tertua sampai termuda yaitu Benyamin. Ditemukan piala Yusuf di karung Benyamin. Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke rumah Yusuf di kota karena Benyamin disandera hendak dijadikan budak.
Yusuf diduga tidak melakukan menelaah / meramal seperti orang Mesir meskipun sebagai menantu Potifera, imam di On serta sebagai wali negeri Mesir maka mengetahui ada praktik semacam itu di tanah Mesir pada waktu itu.(Menelaah dengan mengunakan piala). Dengan melakukan hal tersebut Yusuf berdusta dan menempatkan dirinya sebagai sosok yang 'hebat' karena dapat meramal dihadapan pegawainya dan orang luar meskipun hal ini bertentangan dengan ucapan Yusuf terdahulu ketika menafsirkan mimpi Firaun. Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." Yusuf berdusta untuk memuluskan keinginannya untuk bertemu dengan Benyamin dalam waktu lama tetapi rencana TUHAN jauh lebih baik.
Setelah Benyamin ditangkap dan hendak dijadikan budak, maka Yehuda yang telah berjanjikan kepada Yakub, ayahnya membela adiknya yang termuda. Pembelaan Yehuda menyentuh hati Yusuf dimana Yehuda bersiap mengantikan posisi Benyamin dan Yakub, ayahnya tidak dapat hidup tanpa dia, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati karena dukacita.
Yusuf yang sudah lama tidak berjumpa dengan saudara-saudaranya termasuk ayahnya, tidak dapat menahan kerinduannya kepada mereka sehingga menyuruh keluar semua orang-orangnya dan membiarkan Yusuf dan saudara-saudaranya saja yang berada dalam ruangannya. Percakapan pribadi di antara saudara sangatlah bebas dan terbuka. Saat hendak mencurahkan kasih sayang, ia menanggalkan kebesaran, dan sungguh tidak pantas bagi pelayan-pelayannya untuk menyaksikan hal ini.
Setelah itu menangislah Yusuf keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Matthew Henry berkomentar bahwa Yusuf menanggalkan sikap keras yang sebelum itu ditunjukkannya kepada saudara-saudaranya. Ia sudah tidak sanggup menanggungnya lagi. Hal ini melambangkan rasa belas kasih ilahi terhadap orang-orang yang kembali dengan penuh penyesalan, sama seperti yang dimiliki bapa anak yang hilang itu
Akulah Yusuf adalah pengakuan jujur setelah saudara-saudaranya merasakan keanehan sejak datang ke Mesir untuk membeli makanan dan terakhir piala Yusuf ada di karung Benyamin sehingga benyamin mau dijadikan budak. Yusuf mengetahui tujuan hidupnya untuk memelihara kehidupanlah keluarganya, sebab Allah menyuruh aku mendahului kamu. Selama ini saudara Yusuf mengenalnya sebagai Zafnat-Paaneah nama yang diberikan oleh Firaun.
Akulah Yusuf, saudaramu, yg telah engkau jual ke Mesir. Saudara-saudaranya iri terhadap Yusuf yang dikasihi oleh Yakub, ayahnya melebihi dari saudaranya. Yusuf awalnya menderita sebagai budak dan seorang diri di negeri asing. Sebagai saudara, mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat, dan menganggapnya sudah tidak ada, bahkan mungkin sudah mati. Itulah sebabnya mereka terkejut dan takut ketika Yusuf memperkenalkan dirinya. Mereka takut, bukan karena Yusuf mengancam, tapi karena dosa dan kejahatan mereka di masa lalu yg menghantui mereka.
Akulah Yusuf, saudaramu. Hal ini akan semakin membuat mereka merendah atas dosa mereka karena menjual dia, sekaligus membesarkan hati mereka sehingga bisa berharap memperoleh perlakuan yang baik. Yusuf menjelaskan situasi terkini. Telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Karena mengetahui tujuan hidupnya berdasarkan rancangan TUHAN yang ajaib maka Yusuf dapat dengan ketulusan dapat mengampuni saudara-saudaranya terlebih-lebih bebannya terhadap Benyamin dan Yakub, ayahnya yang dicintainya baik-baik saja. Hal ini sejalan dengan Firman TUHAN dalam 1 Yohanes 4:20-21 ⇢ Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Yusuf mengasihi keluarganya bukan hanya dengan ucapan saja. Dia menghendaki Yakub, ayahnya beserta seluruh saudaranya pindah ke Mesir. Yusuf sebagai mangkubumi di Mesir mengetahui daerah yang cocok untuk keluarganya di tanah Kanaan yang sedang alami bencana kelaparan. Yusuf dengan kekuasaan yang dimilikinya memberikan tempat tinggal yang bagi keluarganya di tanah Gosyen yang dinilai cocok dengan bagi saudara-saudaranya sebagai gembala kambing domba dan lembu sapi. Selain menyediakan tempat tinggal, Yusuf yang menyatakan dirinya sebagai saudara itu berjanji memelihhara hidup mereka sebab kelaparan masih ada lima tahun lagi -- supaya jangan jatuh miskin.
Yusuf kemudian meminta agar saudara-saudaranya menceritakan keadaannya kepada Yakub, ayahnya tentang kemuliaannya di negeri Mesir lalu membawa ayahnya ke Mesir. Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. Pelukan menyebabkan ketakutan terhadap Yusuf lenyap sebab stres menghilang terbit kebahagiaan.
Firaun mendengar bahwa saudara-saudaranya Yusuf datang ke Mesir dan mereka diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu." Demikianlah dilakukan oleh anak-anak Israel itu.
Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan. Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin. Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam perjalanan. Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata kepada mereka: "Janganlah berbantah-bantah di jalan."
Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah mereka. Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. Kata Yakub: "Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati."
Peristiwa Yusuf memperkenalkan dirinya cara TUHAN dalam rencana agungNya agar manusia mengenal tujuan hidupnya sesuai rencana-Nya dan melakukan hukum saling mengasihi dan mengampuni. Dibalik semua peristiwa dan persoalan yang dialami ada rencana Tuhan yang indah untuk kebaikan kita bahkan menjadikan kita berkat bagi sekitar kita.
Pagi harinya, saudara-saudara Yusuf dilepas meninggalkan tempat jual-beli gandum beserta keledai mereka. Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat? Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk meramal? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang demikian."
Kepala rumah Yusuf melakukan sesuai perkataan Yusuf. Mereka menjawab: "Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu. Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu? Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku." Sesudah itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."
Lalu diperiksa semua karung karung yang berisi gandum dari saudara yang tertua sampai termuda yaitu Benyamin. Ditemukan piala Yusuf di karung Benyamin. Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke rumah Yusuf di kota karena Benyamin disandera hendak dijadikan budak.
Yusuf diduga tidak melakukan menelaah / meramal seperti orang Mesir meskipun sebagai menantu Potifera, imam di On serta sebagai wali negeri Mesir maka mengetahui ada praktik semacam itu di tanah Mesir pada waktu itu.(Menelaah dengan mengunakan piala). Dengan melakukan hal tersebut Yusuf berdusta dan menempatkan dirinya sebagai sosok yang 'hebat' karena dapat meramal dihadapan pegawainya dan orang luar meskipun hal ini bertentangan dengan ucapan Yusuf terdahulu ketika menafsirkan mimpi Firaun. Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun." Yusuf berdusta untuk memuluskan keinginannya untuk bertemu dengan Benyamin dalam waktu lama tetapi rencana TUHAN jauh lebih baik.
Setelah Benyamin ditangkap dan hendak dijadikan budak, maka Yehuda yang telah berjanjikan kepada Yakub, ayahnya membela adiknya yang termuda. Pembelaan Yehuda menyentuh hati Yusuf dimana Yehuda bersiap mengantikan posisi Benyamin dan Yakub, ayahnya tidak dapat hidup tanpa dia, apabila dilihatnya anak itu tidak ada, bahwa ia akan mati, dan hamba-hambamu ini akan menyebabkan hambamu, ayah kami yang ubanan itu, turun ke dunia orang mati karena dukacita.
Yusuf yang sudah lama tidak berjumpa dengan saudara-saudaranya termasuk ayahnya, tidak dapat menahan kerinduannya kepada mereka sehingga menyuruh keluar semua orang-orangnya dan membiarkan Yusuf dan saudara-saudaranya saja yang berada dalam ruangannya. Percakapan pribadi di antara saudara sangatlah bebas dan terbuka. Saat hendak mencurahkan kasih sayang, ia menanggalkan kebesaran, dan sungguh tidak pantas bagi pelayan-pelayannya untuk menyaksikan hal ini.
Setelah itu menangislah Yusuf keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun. Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia. Matthew Henry berkomentar bahwa Yusuf menanggalkan sikap keras yang sebelum itu ditunjukkannya kepada saudara-saudaranya. Ia sudah tidak sanggup menanggungnya lagi. Hal ini melambangkan rasa belas kasih ilahi terhadap orang-orang yang kembali dengan penuh penyesalan, sama seperti yang dimiliki bapa anak yang hilang itu
Akulah Yusuf adalah pengakuan jujur setelah saudara-saudaranya merasakan keanehan sejak datang ke Mesir untuk membeli makanan dan terakhir piala Yusuf ada di karung Benyamin sehingga benyamin mau dijadikan budak. Yusuf mengetahui tujuan hidupnya untuk memelihara kehidupanlah keluarganya, sebab Allah menyuruh aku mendahului kamu. Selama ini saudara Yusuf mengenalnya sebagai Zafnat-Paaneah nama yang diberikan oleh Firaun.
Akulah Yusuf, saudaramu, yg telah engkau jual ke Mesir. Saudara-saudaranya iri terhadap Yusuf yang dikasihi oleh Yakub, ayahnya melebihi dari saudaranya. Yusuf awalnya menderita sebagai budak dan seorang diri di negeri asing. Sebagai saudara, mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat, dan menganggapnya sudah tidak ada, bahkan mungkin sudah mati. Itulah sebabnya mereka terkejut dan takut ketika Yusuf memperkenalkan dirinya. Mereka takut, bukan karena Yusuf mengancam, tapi karena dosa dan kejahatan mereka di masa lalu yg menghantui mereka.
Akulah Yusuf, saudaramu. Hal ini akan semakin membuat mereka merendah atas dosa mereka karena menjual dia, sekaligus membesarkan hati mereka sehingga bisa berharap memperoleh perlakuan yang baik. Yusuf menjelaskan situasi terkini. Telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Karena mengetahui tujuan hidupnya berdasarkan rancangan TUHAN yang ajaib maka Yusuf dapat dengan ketulusan dapat mengampuni saudara-saudaranya terlebih-lebih bebannya terhadap Benyamin dan Yakub, ayahnya yang dicintainya baik-baik saja. Hal ini sejalan dengan Firman TUHAN dalam 1 Yohanes 4:20-21 ⇢ Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Yusuf mengasihi keluarganya bukan hanya dengan ucapan saja. Dia menghendaki Yakub, ayahnya beserta seluruh saudaranya pindah ke Mesir. Yusuf sebagai mangkubumi di Mesir mengetahui daerah yang cocok untuk keluarganya di tanah Kanaan yang sedang alami bencana kelaparan. Yusuf dengan kekuasaan yang dimilikinya memberikan tempat tinggal yang bagi keluarganya di tanah Gosyen yang dinilai cocok dengan bagi saudara-saudaranya sebagai gembala kambing domba dan lembu sapi. Selain menyediakan tempat tinggal, Yusuf yang menyatakan dirinya sebagai saudara itu berjanji memelihhara hidup mereka sebab kelaparan masih ada lima tahun lagi -- supaya jangan jatuh miskin.
Yusuf kemudian meminta agar saudara-saudaranya menceritakan keadaannya kepada Yakub, ayahnya tentang kemuliaannya di negeri Mesir lalu membawa ayahnya ke Mesir. Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. Pelukan menyebabkan ketakutan terhadap Yusuf lenyap sebab stres menghilang terbit kebahagiaan.
Firaun mendengar bahwa saudara-saudaranya Yusuf datang ke Mesir dan mereka diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu." Demikianlah dilakukan oleh anak-anak Israel itu.
Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan. Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin. Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam perjalanan. Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata kepada mereka: "Janganlah berbantah-bantah di jalan."
Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah mereka. Mereka menceritakan kepadanya: "Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. Kata Yakub: "Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati."
Peristiwa Yusuf memperkenalkan dirinya cara TUHAN dalam rencana agungNya agar manusia mengenal tujuan hidupnya sesuai rencana-Nya dan melakukan hukum saling mengasihi dan mengampuni. Dibalik semua peristiwa dan persoalan yang dialami ada rencana Tuhan yang indah untuk kebaikan kita bahkan menjadikan kita berkat bagi sekitar kita.
- Tulisan lainnya:
- Saudara Saudara Yusuf Ke Mesir Beli Gandum
- Tindakan Yusuf Di Musim Kelaparan
- Yusuf Menafsirkan Mimpi di Mesir
- Yakub Ke Mesir
- Allah itu Perencana
- Motivasi Dalam Politik Praktis Dan Kekuasaan Yusuf