-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tindakan Yusuf Di Musim Kelaparan

Jumat, 14 Mei 2021 | Mei 14, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-18T06:26:18Z
Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. Kejadian 47:20

Setelah Yakub, ayah Yusuf tiba di Mesir lalu memberkati Firaun yang memberikan tanah di Rameses di tahun kedua masa kelaparan di Mesir sedangkan masa kelaparan sesuai ketentuan berlangsung selama tujuh tahun. Catatan sejarah menolong kita memahami bahwa dunia pernah alami selama tujuh tahun tanpa menghasilkan produk pandang sehingga ketahanan pangan merosot ke titik nadir. Tanpa produk pangan maka sistem ekonomi lumpuh dan menimbulkan krisis yang hebat di Mesir dan Kanaan..

Setelah adanya jaminan pemeliharaan terhadap Yakub dan keluarganya dalam kerajaan Firaun di Mesir, Yusuf kembali melakukan pekerjaannya yang dipercayakan Firaun kepadanya yaitu mengatur kebutuhan pangan Mesir selama tujuh tahun masa kelaparan. Yusuf mencurahkan perhatiannya agar dapat melewati masa depresi ekonomi dan kelaparan sehingga harus berpisah dengan orangtua dan keluarganya sebab setiap transaksi produk pangan di Mesir dan wilayah sekitarnya harus sepengetahuan Yusuf.

Dampak kelaparan bukan saja terjadi ancaman malnutrisi yang berakibat gagal tumbuh / terhambatnya pertumbuhan fisik sehingga anak tumbuh kecil dan pendek serta penurunan IQ yang menyebabkan gaangguan fungsi kognitif sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan belajar yang berisiko mengakibatkan kegagalan pada pembelajaran. Selain itu juga ancaman risiko penyakit kronis, masalah metabolisme tubuh, kesehatan mental, tubuh mudah lelah, neurofisiologis dan pembengkakan jaringan tubuh tetapi sudah mengarah hampir mati karena hebatnya kelaparan (15-19)

Mesir dan wilayah sekitarnya dapat melewati masa kelaparan karena pemeliharaan TUHAN. Mesir dipeliharan TUHAN dengan jalan memberikan hasil panen yang berkelimpahan selama tujuh tahun awal sehingga Yusuf dapat mengatur masa kelimpahan dengan bijaksana. Matthew Henry berkomentar apabila semua kemurahan-Nya yang biasa kita terima ditunda untuk sejenak, kita akan mati, binasa, kita semua binasa. Seluruh kekayaan kita tidak akan dapat menolong kita dari mati kelaparan jika hujan dari langit ditahan untuk dua atau tiga tahun. Lihatlah betapa kita sangat bergantung pada belas kasihan Allah dan marilah kita tetap tinggal dalam kasihnya.

Penderitaan yang dialami orang Mesir terjadi karena sekalipun melihat dan mengetahui tindakan Yusuf membangun banyak gudang persediaan pangan selama tujuh tahun... tidak diikuti dengan warganya untuk ikut membangun lumbung pangan yang memadai untuk hidup selama tujuh tahun. Mereka tidak mau memperhatikan peringatan tentang datangnya tahun-tahun kelaparan melalui serangkai keputusan publik yang dilakukan oleh Firaun melalui Yusuf. Beranggapan bahwa hari esok akan sama seperti hari ini, tahun depan juga akan seperti ini, malahan akan menjadi lebih baik dan lebih berkelimpahan lagi. Perhatikan, sebab orang tidak mengetahui waktunya (waktu untuk mengumpulkan ketika masih ada), kesengsaraannya terasa berat ketika semua sudah habis (Pengkhotbah 8:7 Sesungguhnya, ia tak mengetahui apa yang akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan kepadanya bagaimana itu akan terjadi?)

Yakub dengan keluarganya yang tinggal di Mesir tidak mengalami masalah dengan pangan untuk makanan mereka sebab TUHAN memelihara dan membuat perbedaan meski perbedaan yang lebih menyolok terjadi zaman Musa dimana Mesir kena tulah sedangkan orang Israel tidak. Saat Tuhan bertindak melakukan pemeliharaan maka yang terjadi Yakub dan keluarganya sekalipun orang asing di Mesir ... mereka dapat makan kenyang tanpa harus membeli hasil pertanian, sementara orang-orang Mesir nyaris mati kelaparan. Lihatlah Yesaya 65:13, Hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan. Berbahagialah engkau, hai Israel. Siapa pun boleh berkekurangan, tetapi tidak dengan anak-anak Allah (Mzm. 34:11).

Yusuf yang bertanggung-jawab terhadap persediaan pangan menetapkan harga jual gandum kepada warga yang membutuhkan gandum dan lainnya sehingga untuk mendapatkan bahan pangan harus dibeli dari uang tabungan yang mereka kumpulkan selama ini. Uang dalam bentuk emas dan perak tidak dapat mengenyangkan perut yang lapar sehingga mereka membeli makanan dari sisa tabungan... sehingga uang di masyarakat masuk ke dalam perbendaharaan kerajaan. Alkitab menyatakan: "Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun." (Kejadian 47:14)

Uang tabungan lenyap untuk keperluan makanan, maka datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang." Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." Segala jenis ternak, baik ternak sebagai sumber pangan hewani (kambing, domba, lembu) maupun ternak untuk bekerja (kuda, keledai) diserahkan agar mendapatkan gandum / roti sebab roti lebih mendesak dari daging hewani. Memelihara ternak diperhadapkan masalah ketersediaan makanan untuk hewan ternak mereka sebab sesuai dengan mimpi Firaun lembu-lembu menjadi kurus kering karena rumput hijau sangat terbatas di masa kelaparan.

Pertukaran bahan pangan dengan ternak terjadi... tetapi sampai makanan yang diberikan Yusuf habis... masa kelaparan masih melanda. Maka setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus." Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun.

Warga Mesir butuh makanan... tanah tidak dapat ditanami, hingga benih dijadikan makanan. Ternak sudah ditukar dengan makanan maka tanah diserahkan kepada Firaun agar mendapatkan bahan makanan dan mereka memutuskan lebih baik menjadi "buruh tani" di tanah yang dijual kepada Firaun asal tersedia makanan hingga masa kelaparan selama tujuh tahun lewat. Firaun menjadi pemilik lahan di tanah Mesir dan warga negara / penduduknya menjadi hamba Firaun dan "hidup dalam perbudakan" agar tidak mati kelaparan.

Tindakan Yusuf di musim kelaparan tanah Mesir dan sekitarnya membuat penduduk mesir tidak ada pilihan bagi mereka selain menjual tenaga mereka sendiri, supaya mereka sepenuhnya hidup dari pekerjaan tangan mereka, dan dapat tetap berada di atas tanah mereka sebagai petani penggarap dengan izin dan persetujuan kerajaan. Mereka memilih memberikan segala yang dipunyainya, bahkan kemerdekaan dan harta bendanya (dua hal yang sangat disayangi) ganti nyawanya, sebab hidup ini sangat berharga. Pilihan menjadi hamba Firaun adalah yang terbaik sebab suatu rahmat yang besar bagi orang Mesir yang dalam keadaan menderita ini masih dapat memperoleh gandum dengan harga berapa saja. Jika semua orang Mesir mati karena kelaparan, mungkin tanah mereka sepenuhnya menjadi milik pemerintah karena tidak ada pewaris yang hidup lagi. Karena itu mereka memutuskan menerima yang terbaik dari yang keadaan yang buruk ini.

Pembelian tanah warga menjadi milik Firaun tidak memerlukan tawar menawar melainkan dapat gandum untuk kelangsungan hidup adalah tujuan utama sebab masa kelaparan masih berlangsung dan Yusuf mengatur seluruh kebutuhan makanan warga Mesir. Yusuf menjadikan Firaun pemilik lahan di seluruh tanah Mesir kecuali tanah para imam sebab kepada mereka Firaun memberi tunjangan tetap dan menanggung biaya hidup mereka. Firaun menghormati para imam yang menyelengarakan ibadah kepada ilah-ilah Mesir meski para ilah tidak berdaya saat hadapi masa kelaparan dan depresi. Bagaimana sikap kita terhadap "hamba Tuhan" disekitar kita?

Yusuf kemudian membuat peraturan kepada petani pengarap yang mengarap tanah milik Firaun bahwa mereka diberikan benih untuk ditanam dan mereka berkewajiban menyerahkan dan membayar seperlima dari hasil tanam atas hak menguasai dan mengolah tanah milik Firaun. Ketentuan yang manusiawi dan menjadikan warga Mesir menghormati Yusuf yang diangkat Firaun sebab seperlima dapat dianggap sebagai pajak atas pengelolaan lahan tanah Firaun yang memungkinkan mereka tetap dapat hidup layak terlebih-lebih Yusuf memelihara kelangsungan hidup mereka di masa kelaparan selama tujuh tahun lamanya. Alkitab mencatat: "Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun; hanya tanah para imam tidak menjadi milik Firaun. (Kejadian 47:26)" Yusuf bertindak bijaksana, adil dan jujur sehingga raja Firaun dihormati oleh rakyatnya karena tidak menindas rakyat yang sedang menderita kelaparan. Yusuf tidak bertindak mencari keuntungan dan popularitas dirinya sendiri atau mengambil uang yang masuk ke kas negara atau mendapatkan lahan tanah saat pertukaran dengan bahan makanan melainkan setia dan menghormati Firaun dan semuanya diserahkan kepada kerajaan yang dibawah kendali Firaun. Dalam masa kepemimpinan Yusuf maka dapat mencapai kesejahteraan sosial sekalipun ditengah kelaparan dan depresi ekonomi yang melanda.

Meski kelaparan menjadikan rakyat itu, diperhambakannyalah oleh Yusuf kepada Firaun di daerah Mesir dari ujung yang satu sampai ujung yang lain tetapi mereka setuju dengan kebijaksanaan tersebut karena dipeliharaan oleh Yusuf saat kelaparan melanda. Para penulis Yahudi mengatakan Yusuf memindahkan mereka dari tempat tinggal sebelumnya, karena mereka telah menghina saudara-saudaranya sebagai orang-orang asing. Untuk menghentikan penghinaan itu mereka semua benar-benar dibuat menjadi orang-orang asing.” Lihatlah betapa besarnya perubahan yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat terhadap umat manusia, dan betapa cepatnya Allah sanggup menuang orang-orang yang hidup tenang seperti anggur di atas endapannya dari satu tempayan ke tempayan yang lain. Betapa berat tampaknya hal yang menimpa mereka ini, namun pada waktu itu mereka sendiri menyadari hal itu sebagai suatu kebaikan yang sangat besar dan berterima kasih karena tidak mendapat perlakuan yang lebih buruk: Engkau telah memelihara hidup kami (ay. 25).

☝ Sebagaimana orang Mesir memiliki alasan berserah sepenuhnya kepada Yusuf yang memelihara hidup mereka saat kelaparan dengan bersedia menjadi hamba Firaun, maka kita harus berserah kepada Yesus Juruselamat yang memelihara sepanjang hidup kita bahkan telah menyelamatkan dari kutuk dan hukuman dosa yang menjadikan kita sebagai anak angkat Allah yang menjadikan ahli waris kerajaan Bapa Surgawi dengan menjadikan DIA Raja yang mengatur hidup kita.


Tulisan lainnya:
Yusuf Menafsirkan Mimpi di Mesir
Ancaman Kelaparan Dan Risiko Produksi Pangan Menurun
Hidup Krisis Waktu Resesi
Bencana Dan Firman Tuhan
Pemeliharaan Tuhan


×
Berita Terbaru Update