-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kisah Debora dan Barak

Senin, 25 April 2022 | April 25, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-17T12:03:35Z
Pada hari itu bernyanyilah Debora dan Barak bin Abinoam, demikian: Hakim-hakim 5:1

Nama Debora dalam Alkitab digunakan oleh dua wanita, yaitu :
  1. Debora, inang pengasuh Ribka
  2. Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
Dalam tulisan ini yang dibahas adalah Debora seorang hakim dan juga nabiah bangsa Israel yang memiliki suami bernama Lapidot. Debora hidup sezaman dengan Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali dan saling mengenal dengan baik.

Debora atau Dvora (bahasa Ibrani: דְּבוֹרָה, Modern Dəvora Tiberias Dəḇôrāh, artinya "lebah") menjadi hakim keempat di Israel mengantikan Ehud. Saat jabatan hakim alami kekosongan, orang Israel melakukan yang jahat di mata TUHAN berakibat Israel diserahkan kepada raja Kanaan, Yabin dengan panglima perang yang dipimpin oleh Sisera.

Sisera memiliki angkatan bersenjata dengan kekuatan sembilan ratus kereta besi, pada saat itu menjadi kekuatan yang menakutkan. Raja Yabin dengan panglima Sisera menindas orang Israel dengan sangat keras selama dua puluh tahun lamanya sebelum TUHAN mendengar teriakan Israel dengan cara hadirnya Debora sebagai hakim yang memerintah atas orang Israel. Debora menjalankan tugasnya sebagai seorang nabiah dan juga seorang hakim secara simultan dengan menetap / berkedudukan di pegunungan Efraim antara Rama dan Betel.

Debora seorang nabiah maka berperan sebagai:
  • Menerima dan menyampaikan pesan dari TUHAN.
  • Mengajar umat Tuhan tentang hal hal perlu diajarkan
  • Menyampaikan nubuat yang berasal dari Tuhan.
  • Berdoa syafaat untuk umat Tuhan.
  • Memberikan petunjuk kepada umat Tuhan.
Sebagai seorang nabiah yang menerima pewahyuan dari TUHAN adalah sangat wajar jika Debora mengetahui pesan TUHAN sehingga memanggil Barak bin Abinoam untuk bergerak menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu dari suku Naftali dan Zebulon berperang melawan Sisera sebab waktu bagi bangsa Israel terbebas dari penindasan telah tiba. Tuhan menjawab bangsa Israel yang berseru kepada-Nya. Tuhan menyerahkan Sisera dengan cara mengerakkan panglima Yabin denga kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya ke sungai Kison, lokasi dimana Israel akan alami kemenangan dari Tuhan terhadap para penindasnya.

Barak yang mendapatkan pesan dari TUHAN berkata kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju." Debora menyanggupi permintaan Barak tetapi berakibatnya kehormatan dalam perjalanan pertempuran yang sudah ditentukan meraih kemenangan tidak didapatkan oleh Barak melainkan kepada seorang perempuan yang ditentukan Tuhan mengalahkan Sisera. Debora melangkah masuk ke dalam peperangan dengan keyakinan dan ketaatan kepada TUHAN yang memberikan kemenangan dalam peperangan.

Pergerakan Barak dengan pasukannya ke gunung Tabor didengar oleh Sisera maka dikerahkan kekuatan dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison sebanyak sembilan ratus kereta bersama seluruh rakyat. Debora pun berkata kepada Barak: "Bersiaplah, sebab Tuhan menyerahkan Sisera kepada tanganmu pada hari ini. Tuhan telah maju mendahului engkau. Barak turun dari gunung Tabor dengan sepuluh ribu orang yang mengikutinya. Tuhan mengacaukan Sisera dan segala kereta perang dan tentaranya oleh mata pedang di depan Barak yang berakibat Sisera kabur meninggalkan medan peperangan melarikan diri dengan berjalan kaki.

Barak mengejar kereta-kereta dan tentara sampai ke Haroset-Hagoyim dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun tinggal hidup sedangkan panglima Sisera melarikan diri ke kemah Yael isteri Heber, orang Keni dari anak-anak Hobab ipar Musa. Sisera mendatangi kemah Yael karena adanya hubungan baik antara Yabin raja Hazor dengan Heber orang Keni

Yael menyongsong Sisera yang datang ke kemahnya dengan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuan, silahkan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah Sisera ke dalam kemah Yael dan ditutupi dia dengan selimut. Lalu bicara Sisera kepada perempuan itu untuk meminta air sebab haus. Perempuan itu (Yael) membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula. Berkatalah Sisera: "Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada."

Yael, isteri Heber lalu mengambil patok kemah dengan palu. Didekati Sisera dengan diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk dalam pelipisnya sampai menembus tanah. Sisera tidak menyadari bahaya, ia tertidur nyenyak karena kelelahan. Akibatnya Sisera mati ditangan Yael. Lalu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Yael keluar dari kemah dan berkata kepada Barak: "Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu." Barak masuk ke dalam kemah dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.

Debora yang menjadi saksi lenyapnya panglima Sisera secara spontan menyanyikan lagu kemenangan dengan sepenuh hati. Lagu himne yang merayakan kemenangan militer dua wanita: Debora, sang nabi dan Yael, sang pejuang. Nyanyian Debora diikuti oleh Barak dan juga tentara. Debora mengulang yang dilakukan Miryam dengan mengambil rebana dan memuji Tuhan sambil menari-nari karena TUHAN membuat laut menenggelamkan Firaun dan pasukannya. Keluaran 15:21

Setelah kekalahan pasukan Sisera maka kekuatan raja Yabin melemah dan orang Israel berbalik menekan raja Yabin, orang Kanaan sampai lenyap dan terputus dari dunia orang hidup. Maka amanlah bangsa Israel selama empat puluh tahun dan Debora menjadi hakim. Diperkirakan dari tahun 1107 Sebelum Masehi sampai kematiannya pada tahun 1067 sebelum masehi, Debora menjalankan fungsi dan tugas sebagai hakim di Israel.

Debora selama empat puluh tahun menjadi hakim שופטים shôphatîm atau shoftim sebab itu adalah kebutuhan bangsa Israel terkait setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri yang ternyata membawa orang Israel dalam titik-titik tertentu melanggar hukum TUHAN dan meninggalkan ibadah pada TUHAN, kesusahan menimpa sebagai hukuman TUHAN, bangsa Israel menjerit kepada TUHAN, TUHAN menolong dengan membangkitkan seorang "hakim" untuk suatu periode tertentu. Hakim dimaksudkan adalah pemimpin bangsa Israel pada periode setelah memasuki tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua dan sebelum zaman kerajaan Israel (kira-kira 1405-1025 SM) dengan tugasnya:
  • Hakim bertugas mengadili bangsa Israel atau suku-suku tertentu berdasarkan ketetapan TUHAN.
  • Hakim adalah pemimpin untuk berperang membebaskan bangsanya dari penjajahan bangsa-bangsa asing.
Jabatan "hakim" ini tidak diwariskan dari bapa ke putranya, kecuali pada zaman Samuel yaitu kepada Yoel, putra Samuel dan Abia, putra Samuel tetapi putera Samuel tidak hidup seperti ayahnya sehingga Bangsa Israel menginginkan adanya figur raja lalu terpilihlah Saul yang kemudian digantikan Daud.


Catatan:
  1. Menurut Balthasar Hubmair (1480-1528) fungsi utama Debora adalah sebagai nabiah dan jabatan hakim-hakim lazimnya adalah laki-laki. Perempuan dapat mengambil alih peran pria yang penakut. Barak ditunjuk untuk pemimpin melawan Sisera dan Raja Yabin tetapi tidak berani melangkah sebab itu Debora sang nabiah harus ikut berperang. Barak punya rasa takut menghadapi musuh sehingga tidak layak menjadi seorang hakim. Debora hidup saat pria mengalami krisis karena kualitas karakter dan kualitas kehidupan beriman kepada Tuhan yang tidak memenuhi syarat minimal jadi seorang hakim.
  2. Kisah Debora dan Barak menghasilkan situasi dimana Debora menjadi nabi dan hakim sedangkan Barak menjadi panglima perang yang berbeda dengan kelaziman zaman hakim-hakim dimana kedudukan hakim merangkap pemimpin pasukan perang.


Tulisan lainnya:
Catatan Kehidupan Yosua bin Nun
Kepemimpinan Berjiwa Hati Hamba
Keberanian
Negara Sebagai Gratia Preveniens
Allah dan Pembalikan Keadaan
Kesetaraan Gender Sesuatu Impian


×
Berita Terbaru Update