Teks di atas adalah kehidupan Paulus yang menjadikan hidup Yesus teladan dengan menjalani kehidupan asketik yang tergolong "lumayan parah" dalam kegiatan pelayanan yang dijalaninya. Dalam hidup Paulus memperlihatkan paradoks kehidupan seorang pelayan Tuhan, yaitu seringkali mengalami kontradiksi antara keadaan lahiriah dan kenyataan rohani sehingga seperti orang berdukacita namun bersukacita, seperti orang miskin namun memperkaya banyak orang dan seperti orang tak memiliki apa-apa namun memiliki segala sesuatu
Kontradiksi antara keadaan lahiriah dan kenyataan rohani saat mengiringi Yesus suatu fenomena yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antara lain:
- Perbedaan antara Nilai Duniawi dan Nilai Kerajaan Allah:
- Yesus mengajarkan nilai-nilai yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai duniawi. Misalnya, kerendahan hati versus kesombongan, pengampunan versus pembalasan, dan kasih kepada musuh versus kebencian.
- Mengiringi Yesus berarti mengadopsi nilai-nilai Kerajaan Allah, yang dapat menyebabkan konflik dengan nilai-nilai yang dianut oleh dunia di sekitar kita.
- Kontradiksi ini dapat termanifestasi dalam berbagai cara, seperti mengalami penganiayaan karena iman, merasa terasing dari orang-orang yang tidak seiman, atau mengalami kesulitan dalam menjalani gaya hidup yang berbeda dengan orang kebanyakan. - Perjuangan Melawan Dosa dan Kelemahan Manusiawi:
- Meskipun orang Kristen telah menerima keselamatan, mereka tetap berjuang melawan dosa dan kelemahan manusiawi.
- Perjuangan ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan kenyataan bahwa kita sering kali gagal.
- Kontradiksi ini dapat menyebabkan perasaan bersalah, kecewa, dan tidak layak, tetapi juga dapat menjadi kesempatan untuk mengalami kasih karunia dan pengampunan Tuhan. - Proses Pemurnian dan Pertumbuhan Rohani:
- Tuhan menggunakan berbagai situasi, termasuk kesulitan dan penderitaan, untuk memurnikan dan menumbuhkan iman orang Kristen.
- Proses ini sering kali tidak nyaman dan dapat menyebabkan kontradiksi antara keadaan lahiriah yang sulit dan kenyataan rohani yang berkembang.
- Kontradiksi ini dapat menjadi kesempatan untuk belajar bersandar pada Tuhan, mengalami kekuatan-Nya dalam kelemahan, dan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih dalam. - Ketidaksempurnaan Pemahaman dan Ekspektasi:
- Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami rencana dan cara kerja Tuhan.
- Kadang-kadang, orang Kristen memiliki ekspektasi yang tidak realistis tentang kehidupan mengiringi Yesus, seperti mengharapkan kehidupan yang bebas dari masalah atau penderitaan.
- Ketika kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi, hal ini dapat menyebabkan kontradiksi antara keyakinan rohani dan pengalaman lahiriah. - Ujian Iman:
- Alkitab mencatat bahwa orang percaya akan diuji imannya.
- Ujian itu bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk penderitaan, kesulitan, dan penganiayaan.
- Tujuan ujian ini adalah untuk memurnikan dan memperkuat iman, serta membuktikan kesetiaan kepada Tuhan.
Kontradiksi yang dialami Paulus antara keadaan lahiriah dan kenyataan rohani adalah bagian dari perjalanan mengiringi Yesus. Hal ini dapat menjadi kesempatan untuk mengalami kasih karunia Tuhan, bertumbuh dalam iman, dan mengalami kekayaan rohani yang lebih dalam. Dalam Ayat di atas terdapat tiga kontradiksi sebagai bentuk kasih karunia TUHAN yang unik kepada Paulus dan rekan kerja dalam pelayanan.
1. Paradoks "Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita" menunjukkan bahwa meskipun mengalami kesedihan dan penderitaan, Paulus dan rekan-rekannya memiliki sukacita yang mendalam dalam Tuhan. Kesedihan dan dukacita terjadi dalam kehidupan pelayanan Paulus dan rekan-rekan saat memberitakan Injil namun tetap bersukacita adalah sebuah paradoks yang mungkin sulit dipahami. Namun, hal ini dimungkinkan melalui pemahaman yang mendalam tentang iman, pengharapan, dan kasih yang menguasai hidup Paulus. Penjelasannya mengapa hal itu dapat terjadi antara lain:
- Sukacita yang Berbeda dengan Kebahagiaan Duniawi: (Harus hidup oleh Roh Kudus dan hasilkan buah roh)
- Ajaran Kristen membedakan antara sukacita dan kebahagiaan. Kebahagiaan sering kali bergantung pada keadaan eksternal yang menyenangkan, sedangkan sukacita berasal dari dalam hati dan berakar pada hubungan dengan Tuhan.
- Sukacita Kristen adalah buah dari Roh Kudus (Galatia 5:22), yang berarti bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan, bukan hasil dari usaha manusia semata.
- Dalam situasi berduka, orang Kristen dapat menemukan sukacita dalam pengharapan akan kehidupan kekal dan keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir dan menyertai mereka. - Penghiburan dalam Tuhan:
- Alkitab memberikan banyak contoh tentang bagaimana Tuhan menghibur orang-orang yang berduka. Mazmur 23, misalnya, menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang baik yang menuntun dan melindungi umat-Nya dalam segala situasi, termasuk dalam lembah kekelaman yaitu dalam bayang-bayang maut.
- Orang Kristen dapat menemukan penghiburan dalam doa, pembacaan Alkitab, dan persekutuan dengan sesama orang percaya.
- Keyakinan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28) memberikan pengharapan di tengah kesedihan. - Kekuatan dalam Kelemahan:
- Dalam ajaran Kristen, kelemahan manusia dapat menjadi jalan bagi kekuatan Tuhan untuk dinyatakan. Rasul Paulus menulis, "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (2 Korintus 12:10).
- Dalam situasi berduka, orang Kristen dapat mengalami kekuatan dan penghiburan dari Tuhan yang melampaui kemampuan manusia.
- Kesadaran akan ketergantungan pada Tuhan dapat membawa sukacita yang mendalam, bahkan di tengah kesedihan. - Penghargaan atas Anugerah:
- Dalam ajaran Kristen, setiap napas kehidupan adalah anugerah dari Tuhan. Orang Kristen diajarkan untuk bersyukur atas setiap berkat, bahkan di tengah kesulitan.
- Fokus pada berkat-berkat Tuhan, sekecil apa pun itu, dapat membantu orang Kristen untuk tetap bersukacita di tengah kesedihan.
- Mengingat akan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, adalah sumber sukacita bagi umat Kristen, karena pengorbanan itu memberikan pengharapan akan keselamatan.
2. Paradoks "Sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang" menunjukkan secara materi Paulus dan rekan pelayanan tidak memiliki keuangan yang mencukupi dalam kegiatan misi dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari sebab alami kekurangan, namun memiliki dimensi lebih dalam dari pada persoalan materi terkait kekayaan rohani, pelayanan, dan pengorbanan yang dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan orang lain. Penjelasannya mengapa hal itu dapat terjadi antara lain:
- Kekayaan Rohani Lebih Berharga dari Kekayaan Materi:
- Ajaran Kristen menekankan bahwa kekayaan sejati terletak pada hubungan dengan Tuhan dan karakter yang dibentuk oleh Roh Kudus.
- Orang yang miskin secara materi dapat memiliki kekayaan rohani yang melimpah, seperti iman yang kuat, pengharapan, kasih, dan sukacita. Kekayaan ini dapat dibagikan kepada orang lain melalui kesaksian hidup, pelayanan, dan doa.
- Terdapat paradoks dalam kehidupan Kristen, di mana kemiskinan materi tidak menghalangi seseorang untuk menjadi berkat bagi orang lain. - Pelayanan dan Pengorbanan:
- Yesus Kristus sendiri adalah contoh utama dari konsep ini. Ia "menjadi miskin" dengan meninggalkan kemuliaan-Nya di surga dan datang ke dunia sebagai manusia. Melalui pelayanan dan pengorbanan-Nya, Ia memperkaya banyak orang dengan keselamatan dan kehidupan kekal.
- Orang Kristen dipanggil untuk mengikuti teladan Kristus dengan melayani dan berkorban bagi orang lain, terutama mereka yang membutuhkan. Pelayanan ini dapat berupa memberikan waktu, tenaga, talenta, atau harta benda, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
- Tindakan pelayanan dan pengorbanan yang dilakukan dengan kasih dapat memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar bantuan materi. Hal ini dapat memberikan harapan, kekuatan, dan inspirasi bagi orang lain untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. - Berkat dalam Memberi:
- Ajaran Kristen menekankan bahwa memberi lebih berbahagia daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35). Ketika orang Kristen memberi dengan sukacita, mereka mengalami berkat dari Tuhan, baik secara rohani maupun materi.
- Memberi tidak selalu berarti memberikan banyak uang. Bahkan, memberikan sedikit dengan hati yang tulus dapat memberikan dampak yang besar. Misalnya, memberikan senyuman, kata-kata penghiburan, atau bantuan kecil kepada orang yang membutuhkan.
- Dalam Matius 25:31-46, Yesus mengajarkan bahwa melayani orang-orang yang membutuhkan adalah sama dengan melayani-Nya. Dengan demikian, orang Kristen dapat memperkaya banyak orang dengan melayani mereka yang miskin dan membutuhkan. - Menggunakan Talenta yang diberikan Tuhan:
- Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang. Orang yang miskin sekalipun, dapat memperkaya orang lain dengan talenta yang dimilikinya. Contohnya dengan memberikan pengajaran, ataupun dengan memberikan dukungan moral.
- Dengan menggunakan talenta yang diberikan Tuhan, maka kita sudah menjadi berkat untuk orang lain.
- Panggilan untuk menjadi berkat bagi dunia melalui talenta dan kekayaan rohani lainnya, terlepas dari keadaan materi mereka.
3. Paradoks "Sebagai orang tak bermilik, sekalipun memiliki segala sesuatu" menunjukkan meskipun tidak memiliki banyak harta duniawi, memiliki segala sesuatu dalam Kristus. Hal ini bukan tentang kepemilikan materi, melainkan tentang hubungan dengan Tuhan dan pemahaman tentang kekayaan sejati. Penjelasannya mengapa hal itu dapat terjadi antara lain:
- Kepemilikan Sejati Ada di Dalam Kristus:
- Dalam pandangan Kristen, segala sesuatu di bumi ini adalah milik Tuhan (Mazmur 24:1). Manusia hanyalah pengelola, bukan pemilik mutlak.
- Orang percaya diajarkan untuk tidak melekat pada harta duniawi, tetapi untuk mencari harta surgawi yang kekal.
- "Memiliki segala sesuatu" berarti memiliki Kristus dan segala berkat rohani yang diberikan-Nya. Ini termasuk keselamatan, pengampunan dosa, kehidupan kekal, dan hubungan yang erat dengan Tuhan. - Kebebasan dari Keterikatan Materi:
- Orang yang "tak bermilik" adalah orang yang bebas dari keterikatan pada harta duniawi. Mereka tidak diperbudak oleh keinginan untuk memiliki lebih banyak, tetapi hidup dengan rasa cukup dan syukur.
- Kebebasan ini memungkinkan mereka untuk menggunakan harta yang mereka miliki untuk kemuliaan Tuhan dan pelayanan kepada sesama.
- Mereka menyadari bahwa harta duniawi bersifat sementara, sedangkan hubungan dengan Tuhan dan pelayanan kepada sesama memiliki nilai kekal. - Kekayaan dalam Pelayanan:
- Orang percaya dipanggil untuk melayani Tuhan dan sesama dengan segala yang mereka miliki.
- Pelayanan ini dapat berupa memberikan waktu, tenaga, talenta, atau harta benda.
- Ketika mereka melayani dengan kasih, mereka mengalami sukacita dan berkat yang melampaui segala kekayaan materi.
- Dalam pelayanan, mereka menemukan bahwa mereka "memiliki segala sesuatu" karena mereka memiliki kesempatan untuk menjadi berkat bagi orang lain. - Fokus Pada Harta Surgawi:
- Ajaran Kristen mendorong umatnya untuk fokus pada harta surgawi, yang tidak dapat dicuri, rusak, atau hilang (Matius 6:19-21).
- Harta surgawi ini mencakup karakter yang dibentuk oleh Roh Kudus, hubungan yang erat dengan Tuhan, dan pahala kekal di surga.
- Ketika orang percaya fokus pada harta surgawi, mereka menyadari bahwa mereka "memiliki segala sesuatu" karena mereka memiliki warisan kekal yang tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan duniawi.
Keteladanan Paulus terhadap kaum terpinggirkan (menderita, miskin dan tidak memiliki sesuatu materi yang berharga) yang mengikut Yesus diharapkan berdampak adanya perbedaan sikap mental selain persamaan dibandingkan orang yang terpinggirkan pada umumnya antara lain:
- Persamaannya antara lain:
- Baik orang percaya yang terpinggirkan maupun orang terpinggirkan pada umumnya sama-sama mengalami rasa sakit dan penderitaan akibat kondisi mereka. Rasa sakit ini bisa bersifat fisik, emosional, maupun sosial.
- Mereka sama-sama menghadapi tantangan hidup yang berat, seperti kemiskinan, penyakit, diskriminasi, atau kehilangan.
- Keduanya sering kali merasa terasing dari masyarakat. Mereka mungkin merasa tidak dipedulikan, tidak dihargai, atau bahkan dihindari oleh orang lain. Perasaan ini dapat menyebabkan kesepian, putus asa, dan rendah diri.
- Baik orang percaya maupun orang terpinggirkan pada umumnya membutuhkan dukungan dari orang lain. Mereka membutuhkan bantuan praktis, dukungan emosional, dan rasa aman. Mereka membutuhkan orang-orang yang mau mendengarkan, memahami, dan membantu mereka mengatasi kesulitan. - Perbedaannya antara lain:
- Orang percaya yang terpinggirkan memiliki sumber penghiburan dan harapan yang berbeda dari orang terpinggirkan pada umumnya. Mereka menemukan kekuatan dan penghiburan dalam iman mereka kepada Tuhan.
- Mereka percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Mereka juga memiliki pengharapan akan kehidupan kekal dan janji-janji Tuhan. Orang terpinggirkan pada umumnya, bisa memiliki pengharapan dari hal duniawi, atau bahkan sudah tidak memiliki pengharapan.
- Orang percaya yang terpinggirkan sering kali melihat penderitaan sebagai bagian dari rencana Tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan menggunakan penderitaan untuk memurnikan dan menumbuhkan iman mereka. Mereka juga percaya bahwa Tuhan dapat menggunakan penderitaan mereka untuk menjadi berkat bagi orang lain. Orang terpinggirkan pada umumnya akan merasa bahwa penderitaan yang dialami adalah ketidak adilan.
- Iman Kristen mengajarkan orang percaya untuk mengasihi sesama, bahkan mereka yang memusuhi mereka. Orang percaya yang terpinggirkan berusaha untuk memaafkan, mengasihi, dan melayani orang lain, meskipun mereka sendiri mengalami penderitaan. Orang terpinggirkan pada umumnya, dapat memiliki berbagai macam reaksi, bisa menjadi sangat benci dengan orang lain, atau memiliki empati yang sangat tinggi kepada orang lain yang mengalami keadaan yang sama.
Kehidupan Paulus melukiskan suatu paradoks dalam kehidupan seorang percaya yang ikut teladan Yesus, yaitu:
- Sumber kekuatan sejati orang percaya terletak pada kelemahan mereka. Melalui penderitaan dan kekurangan, mereka mengalami kuasa dan kehadiran Tuhan yang lebih besar.
- Pelayanan yang berbuah dan sejati tidak diukur oleh keberhasilan duniawi, tetapi oleh dampak rohani yang dihasilkan. Meskipun mengalami kesulitan, Paulus dan rekan-rekannya tetap setia dalam pelayanan mereka, dan melalui mereka, banyak orang diperkaya secara rohani.
- Kenyataan rohani yang lebih tinggi daripada kenyataan duniawi. Orang percaya hidup dalam dua dunia, dan meskipun mereka mengalami kesulitan di dunia ini, mereka memiliki harapan dan sukacita yang kekal dalam Tuhan.
Kehidupan Paulus seorang pelayan Tuhan penuh dengan kontradiksi, tetapi di dalam kontradiksi tersebut, kuasa dan kemuliaan Tuhan dinyatakan sehingga memberikan pelajaran kepada kelompok masyarakat miskin dan terpinggirkan untuk berjuang dalam pertandingan iman untuk merebut mahkota kekal di surga sekalipun situasi tidak baik-baik saja.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Hamba yang Agresif Dan Radikal
- 11 Alasan Mengapa Firman menjadi Manusia
- Berhitung Biaya Mengikuti Yesus
- YESUS Pencipta Yang Tertolak
- Yesus Dan Penderitaan Kalangan Homeless, Tunawisma dan Gelandangan
- Pengharapan Umat TUHAN
- Belajar Melalui Observasi
- Hidup Berlimpah Menurut Injil Yohanes
- Apakah Menganggap Orang Lain Penting?
- Pemuridan Oleh Paulus