Teks di atas terdapat frasa "menelan rumah janda-janda" sebagai ungkapan kiasan yang menggambarkan eksploitasi dan penindasan yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat terhadap janda-janda yang rentan. Pernyataan di atas menunjukkan terjadi hal hal yang tidak baik, seperti:
> - Eksploitasi Ekonomi yang mengacu pada tindakan mengambil alih harta benda atau kekayaan janda-janda, baik melalui penipuan, pemerasan, atau penyalahgunaan kekuasaan. Ahli-ahli Taurat mungkin memanfaatkan posisi mereka sebagai otoritas agama untuk memanipulasi janda-janda agar menyerahkan harta mereka.
- Penyalahgunaan Kepercayaan yang diberikan para janda sebagai anggota masyarakat yang rentan dan membutuhkan perlindungan. Ahli-ahli Taurat menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan janda-janda kepada mereka, dan bukannya memberikan perlindungan, mereka malah mengeksploitasi mereka.
- Ketidakadilan Sosial yang meluas di zaman tersebut ketika menggunakan posisi mereka untuk menindas orang-orang yang lemah dan rentan, dan bukannya membela mereka.
- Kemunafikan Agama melalui tindakan para Ahli Taurat seringkali menampilkan diri mereka sebagai orang-orang yang saleh dan taat beragama. Namun, tindakan mereka yang mengeksploitasi janda-janda menunjukkan kemunafikan mereka.
Para janda yang sudah tidak memiliki suami menjadi sasaran kejahatan yang dilakukan para Ahli Taurat. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan gender yang berakibat signifikan dalam pendidikan saat itu. Pria memiliki akses ke pendidikan yang lebih luas daripada wanita. Pendidikan wanita terutama fokus pada keterampilan rumah tangga, seperti memasak, menenun, dan mengurus anak dengan belajar dari ibu atau anggota keluarga perempuan lainnya sementara akses ke pendidikan formal sangat terbatas.
Selain faktor pendidikan yang tidak setara antara pria dan wanita sebab penyebab mereka yang predikat janda menjadi sasaran para Ahli Taurat melakukan eksploitasi secara ekonomi terdapat faktor lainnya yang melemahkan para janda dalam mempertahankan rumah yang diwariskan oleh suaminya. Perbedaan serius lainnya antara pria dan wanita pada zaman Yesus hidup, antara lain: (Sedikit sekali kaum wanita yang memiliki peran penting dalam masyarakat dan agama)
- Peran dalam Masyarakat:
- Pria memiliki peran dominan dalam masyarakat. Mereka terlibat dalam kegiatan publik, perdagangan, politik, dan keagamaan.
- Wanita terutama diharapkan untuk fokus pada peran mereka sebagai istri dan ibu. Tanggung jawab mereka berpusat pada rumah tangga, termasuk mengurus anak-anak, memasak, dan menenun. - Status Hukum:
- Pria memiliki hak hukum yang lebih besar daripada wanita. Dalam beberapa kasus, wanita dianggap sebagai properti pria, terutama ayah atau suami mereka.
- Wanita memiliki hak yang terbatas dalam hal kepemilikan properti, perceraian, dan kesaksian di pengadilan. - Partisipasi Agama:
- Pria memiliki peran yang lebih aktif dalam kehidupan keagamaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam ibadah di sinagoga dan memiliki akses ke pendidikan agama yang lebih mendalam.
- Wanita juga berpartisipasi dalam praktik keagamaan, tetapi peran mereka seringkali terbatas pada kegiatan di rumah atau di bagian wanita di sinagoga. - Interaksi Sosial:
- Interaksi sosial antara pria dan wanita diatur oleh norma-norma yang ketat. Interaksi publik antara pria dan wanita yang bukan anggota keluarga dekat seringkali dihindari.
- Wanita diharapkan untuk berpakaian sopan dan menjaga kesopanan mereka di depan umum. - Pekerjaan:
- Pekerjaan pria sangatlah beragam, ada yang menjadi nelayan, pedagang, ahli taurat, dan lain-lain.
- Wanita pada zaman tersebut, sangat terbatas dalam pilihan pekerjaan. Dan biasanya, pekerjaan wanita saat itu, adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga, seperti menenun.
Ahli Taurat "menelan rumah janda-janda" hal ini menggambarkan eksploitasi dan penindasan yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat terhadap janda-janda yang rentan. Beberapa kemungkinan tindakan yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat adalah seperti:
- Manipulasi Hukum mengingat Ahli-ahli Taurat mengerti masalah hukum. Mereka mungkin memanfaatkan pengetahuan mereka tentang hukum untuk melakukan manipulasi dokumen atau proses hukum, sehingga janda-janda kehilangan hak atas properti atau harta benda mereka atau kemungkinan memberikan nasihat hukum yang menyesatkan atau memanfaatkan celah hukum untuk keuntungan pribadi mereka.
- Penyalahgunaan Kepercayaan karena para janda seringkali rentan dan membutuhkan bantuan, mungkin mencari nasihat atau bantuan dari ahli-ahli Taurat. Ahli-ahli Taurat mungkin menyalahgunakan kepercayaan ini dengan mengambil alih pengelolaan harta benda janda-janda dan kemudian menggelapkan dana atau mengambil alih properti.
- Pemerasan dan Penipuan dengan kemungkinan menggunakan posisi mereka sebagai otoritas agama untuk menekan atau mengancam janda-janda agar menyerahkan harta benda mereka atau mungkin melakukan penipuan dengan membuat perjanjian palsu atau memanipulasi dokumen keuangan untuk mengambil alih harta benda janda-janda.
- Eksploitasi Ekonomi seperti kemungkinan para Ahli taurat memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi kepada janda-janda yang kesulitan keuangan, sehingga mereka terjerat dalam utang dan akhirnya kehilangan rumah atau harta benda mereka.
Kisah ahli-ahli Taurat yang "menelan rumah janda-janda" dalam Alkitab menggambarkan penyalahgunaan kekuasaan dan eksploitasi terhadap orang-orang yang rentan. Meskipun konteksnya berasal dari zaman dahulu, prinsip-prinsip yang mendasari masih relevan hingga saat ini. Beberapa kelompok atau individu yang memiliki potensi untuk melakukan tindakan serupa seperti Ahli Taurat pada zaman sekarang yang aktivitasnya menelan rumah milik orang lain adalah seperti:
- Pihak yang tidak bertanggung jawab dalam lembaga keuangan, seperti bank atau perusahaan investasi, dapat memanfaatkan ketidaktahuan atau kerentanan klien untuk keuntungan pribadi.
- Praktik-praktik seperti penipuan investasi, pinjaman dengan bunga tinggi yang tidak adil, atau penyalahgunaan dana dapat menyebabkan orang kehilangan rumah atau harta benda mereka.
- Pengacara atau Notaris yang Tidak Jujur seperti dalam kasus warisan atau sengketa properti, pengacara atau notaris yang tidak jujur dapat memanipulasi dokumen atau memanfaatkan kelemahan hukum untuk mengambil alih harta benda orang lain.
- Pejabat publik yang korup dapat menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk mengambil alih tanah atau properti melalui praktik-praktik seperti pemerasan, suap, atau penyalahgunaan wewenang.
- Para rentenir yang tidak bermoral sering kali memanfaatkan kesulitan keuangan orang-orang yang rentan dengan memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan mereka kehilangan rumah atau harta benda lainnya.
- Penipu Online dengan menggunakan berbagai taktik, seperti phishing, penipuan investasi palsu, atau penipuan warisan, untuk menipu orang dan mengambil alih harta benda mereka.
Perhatian khusus dalam era digital yang serba cepat ini, praktik penipuan semakin canggih dan beragam, berpotensi membuat siapa saja jatuh miskin. Beberapa ruang lingkup praktik penipuan yang marak terjadi saat ini diantaranya:
- Penipuan Online (Online Scam):
- Phishing atau penipuan ini dilakukan dengan cara menyamar sebagai pihak terpercaya (bank, perusahaan, dll.) untuk mencuri informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data rekening. Biasanya dilakukan melalui email, SMS, atau tautan palsu yang mengarahkan ke situs web palsu.
- Penipuan Investasi Bodong dengan menawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat, padahal sebenarnya skema ponzi atau investasi palsu. Seringkali dilakukan melalui media sosial atau aplikasi pesan instan.
- Penipuan E-commerce dengan menjual barang palsu atau tidak sesuai deskripsi di platform e-commerce. Penipuan dengan modus pembayaran di luar platform resmi atau penipuan dengan modus lowongan pekerjaan paruh waktu melalui sosial media.
- Romance Scam atau penipuan dengan modus menjalin hubungan romantis palsu secara online untuk mendapatkan uang dari korban.
- Pharming yaitu pelaku menggunakan modifikasi domain name system (DNS) dengan mengirim malware ke gawai korban. - Penipuan Offline:
- Penipuan Arisan Bodong dengan menawarkan arisan dengan iming-iming keuntungan besar, namun kemudian menghilang membawa uang peserta.
- Penipuan Hipnotis dengan menggunakan teknik hipnotis untuk memanipulasi korban dan mengambil uang atau barang berharga.
- Penipuan dengan Modus Hadiah dengan mengumumkan kemenangan palsu, meminta pembayaran atau data pribadi, dan mengambil keuntungan dengan menipu korban. - Penipuan Investasi Kripto:
- Skema Ponzi Kripto yaitu menawarkan investasi kripto dengan iming-iming keuntungan besar, namun sebenarnya menggunakan uang investor baru untuk membayar investor lama.
- Rug Pull dimana pengembang proyek kripto tiba-tiba menghilang setelah mengumpulkan dana dari investor.
Selain penipuan, ada berbagai praktik kejahatan lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh miskin. Misalnya:
- Tindak pencurian dan perampokan, baik di rumah, tempat kerja, atau di jalan, dapat mengakibatkan hilangnya harta benda berharga, uang tunai, dan barang-barang penting lainnya. Kerugian ini dapat sangat signifikan dan berdampak besar pada stabilitas keuangan seseorang.
- Korupsi, terutama yang terjadi di sektor publik, dapat menyebabkan penyalahgunaan dana dan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat menghambat pembangunan ekonomi dan memperburuk kondisi kemiskinan.
- Tindak kekerasan, seperti pemerasan atau perampasan, dapat memaksa seseorang untuk menyerahkan uang atau harta benda mereka. Korban juga dapat mengalami kerugian finansial akibat biaya pengobatan atau kerugian lainnya.
- Perdagangan Narkoba untuk mendapatkan uang, praktik ini sangat berisiko dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar. Selain risiko hukum, kecanduan narkoba juga dapat menghabiskan banyak uang dan merusak keuangan seseorang.
- Penggelapan dana, baik di tempat kerja atau dalam organisasi, dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan atau individu yang terlibat.
- Kejahatan Siber (Cybercrime) Lainnya seperti peretasan rekening bank, pencurian data pribadi, dan serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar.
- Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang Berhubungan Dengan Finansial dimana pelaku mengontrol penuh keuangan korban, sehingga membuat korban tidak berdaya secara finansial.
- Selain kerugian finansial langsung, praktik kejahatan ini juga dapat menyebabkan trauma emosional, hilangnya kepercayaan, dan kesulitan dalam membangun kembali kehidupan.
Praktik yang dilakukan oleh Ahli Taurat yang menelan rumah para janda sesuatu yang dapat terjadi pada saat ini. Kehilangan yang menyebabkan seseorang tiba-tiba menjadi miskin atau saldo rekening di bank tiba-tiba lenyap atau dibekukan atau tiba-tiba jadi tunawisma dadakan bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada saat ini. Jika dalam mengelola kekayaan yang sifatnya tidak pasti dapat bertahan hadapi aneka bentuk kejahatan maka kita harus bersyukur kepada TUHAN. Kejahatan manusia akan mencapai titik puncaknya sebelum dunia dan seluruh isinya berlalu pada waktu yang ditentukan TUHAN. Bila kejahatan manusia meningkat maka hanya karena kemurahan TUHAN saja kita dapat bertahan menjalani hidup didunia dengan benar, jujur, adil dan senantiasa berbuat baik dalam kasih TUHAN yang sempurna.
Era digital menghadirkan banyak peluang, namun juga tantangan baru yang dapat meningkatkan risiko jatuh miskin. Alkitab memberikan nasihat bijak yang relevan untuk menghadapi tantangan ini:
- Bijaksana dalam Mengelola Keuangan:
- Amsal 21:20: "Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang bebal memboroskannya." Hal ini mengingatkan kita untuk mengelola keuangan dengan bijaksana, menabung, dan menghindari pemborosan. Di era digital, ini berarti kita harus berhati-hati dengan pengeluaran online, investasi bodong, dan godaan untuk membeli barang-barang yang tidak perlu.
- Amsal 22:7: "Orang kaya menguasai orang miskin, orang yang berhutang menjadi budak dari orang yang menghutangi." Hindari hutang yang tidak perlu, terutama hutang konsumtif. Berhati-hatilah dengan pinjaman online yang menawarkan kemudahan, tetapi dengan bunga yang tinggi. - Waspada Terhadap Penipuan:
- Matius 10:16: "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Di era digital, kita harus waspada terhadap berbagai bentuk penipuan online, seperti phishing, investasi bodong, dan penipuan e-commerce. Selalu verifikasi informasi dan jangan mudah percaya pada tawaran yang terlalu menggiurkan. - Bekerja dengan Tekun dan Jujur:
- 2 Tesalonika 3:10: "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Alkitab mendorong kita untuk bekerja dengan tekun dan jujur untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di era digital, ini berarti kita harus mengembangkan keterampilan yang relevan dan mencari peluang kerja yang sesuai. - Mengandalkan Tuhan:
- Filipi 4:19: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Meskipun kita harus berusaha dan bekerja keras, kita juga harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Percayalah bahwa Tuhan akan memelihara kita dan memberikan yang terbaik bagi kita.
- Amsal 3:5-6: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Dalam menghadapi tantangan era digital, kita membutuhkan tuntunan Tuhan. Oleh sebab itu penting mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan. - Menggunakan Teknologi dengan Bijak:
- 1 Korintus 10:23: "Segala sesuatu diperbolehkan, benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan, benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun." Teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat, tetapi kita harus menggunakannya dengan bijak. Hindari kecanduan media sosial, perjudian online, dan konten-konten negatif lainnya.
Perkataan Yesus yang menyoroti perilaku orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pada zaman itu berguna bagi kita yang hidup saat ini. Seperti Ahli Taurat yang menjadikan para janda kehilangan properti miliknya sehingga harus menyewa tempat hunian atau menumpang di tempat lain demikian juga korban kejahatan masa kini dapat berakibat jadi miskin jika menjadi target dari sasaran kejahatan. Mereka yang melakukan kejahatan dapat mungkin saja berprilaku seperti Ahli Taurat, yaitu:
- Hidup dalam kemunafikan seperti yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat. Mereka menampilkan kesalehan di depan umum, tetapi di balik itu, mereka melakukan tindakan yang tidak bermoral.
- Melakukan eksploitasi terhadap yang lemah seperti "menelan rumah janda-janda". Ini menggambarkan bagaimana mereka memanfaatkan posisi dan pengaruh mereka untuk mengeksploitasi orang-orang yang rentan, terutama janda-janda yang tidak memiliki perlindungan.
- Penyalahgunaan agama dengan menyoroti bagaimana mereka menggunakan doa-doa yang panjang sebagai kedok untuk menutupi tindakan jahat mereka. Ini menunjukkan penyalahgunaan praktik keagamaan untuk keuntungan pribadi.
- Hukuman yang lebih berat menanti jika tidak bertobat sebab Tuhan melihat dan menghakimi tindakan-tindakan mereka.
Dalam konteks digitalisasi keuangan terkait kejahatan yang dapat menyebabkan jatuh miskin maka dianjurkan agar membekali diri dengan hal-hal terkait seperti:
- Literasi Keuangan: Tingkatkan pemahaman tentang keuangan digital, investasi, dan risiko-risiko yang terkait.
- Literasi Digital: Tingkatkan pemahaman tentang cara menggunakan teknologi dengan aman dan bertanggung jawab.
- Komunitas: Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung dan membangun, baik secara online maupun offline.
Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap kejahatan masa kini terutama jika termasuk kelompok yang rentan terhadap penipuan karena: "Kurangnya literasi digital dan keuangan, Tergiur dengan iming-iming keuntungan besar, Kurang waspada dan mudah percaya serta adanya tekanan ekonomi dan kebutuhan mendesak." Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan ditipu adalah seperti:
- Selalu waspada dan curiga terhadap tawaran yang terlalu menggiurkan.
- Verifikasi informasi dari sumber yang terpercaya.
- Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada pihak yang tidak dikenal.
- Gunakan platform dan metode pembayaran yang aman.
- Laporkan penipuan kepada pihak berwajib.
Sebagai umat kepunyaan-NYA maka kita pun dianjurkan untuk memohon agar TUHAN menjaga dan memagari hidup ini dari segala bentuk kejahatan meskipun hal itu tidak menjamin terbebas dari praktik kejahatan dan penipuan sebab Ayub pun diizinkan TUHAN alami ujian dalam hidup di bumi. Hal yang dapat dilakukan adalah "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Tinjauan Perbuatan Perampasan di Alkitab
- Kebijakan Hukum Modern Dan Zaman Musa Terhadap Tunawisma
- Pengantar Negara Dan Persenjataan
- Anak Abraham tetapi Beban Sosial
- Geng Bersenjata Saat Kekosongan Kekuasaan
- Mencuri Identitas Umat Allah
- Bersembunyi Saat Kerusuhan, Suatu Saran
- Praktik Kekerasan Di Bumi
- Orang benar Dan Jujur Menurut Pemazmur
- Mengenal Orang Yang Toksik