TUHAN itu sempurna maka DIA secara sempurna dapat mendidik umat-Nya untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan duniawi yang mencakup tindakan untuk menghindari perilaku berbahaya dan tidak aman, serta menjalani hidup dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Hal ini termasuk mengikuti aturan lalu lintas, menghindari perilaku agresif, dan menjaga keselamatan diri dan orang lain. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis di jalan.
Jika meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan dunia saat berlalu-lintas maka tujuan hidup sehat dan sejahtera di tahun 2030 yaitu termasuk mengurangi separuh jumlah kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas bukan sesuatu mimpi yang sulit dicapai, namun fakta yang ada menunjukkan catatan yang menarik tentang kecelakaan lalu lintas di Indonesia:- Tahun 2020 dengan jumlah kecelakaan 100.028 kejadian kecelakaan dan yang meninggal menurut perkiraan WHO, akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30.668 orang dengan nilai kerugian 198,4 miliar .
- Tahun 2021 dengan jumlah kecelakaan 103.645 kejadian kecelakaan dan yang meninggal dunia 25.266 korban jiwa dengan kerugian materi mencapai Rp246 miliar, jumlah luka berat 10.553 orang, dan luka ringan 117.913 orang.
- Tahun 2022 dengan jumlah kecelakaan 131.500 kejadian kecelakaan dan yang meninggal dunia 28.131 orang dan jumlah luka berat 12.230 orang dan luka ringan 163.686 orang.
- Tahun 2023 dengan jumlah kecelakaan 148.798 kejadian kecelakaan dan yang meninggal dunia 22.190 orang dan jumlah luka berat 15.963 orang dan luka ringan 180.739 orang, dengan kerugian materi mencapai Rp221 miliar.
- Tahun 2024 dengan jumlah kecelakaan 205.783 kejadian kecelakaan dan yang meninggal dunia 26.839 orang dan jumlah luka berat 16.601 orang dan luka ringan 183.995 orang
Di tahun 2023 sebagai contoh permodelan kasus kecelakaan lalu-lintas maka soal jenis kendaraan, roda dua menjadi penyumbang terbesar. 76% melibatkan sepeda motor kemudian truk sebesar 10%, diikuti bus 8%, mobil 2%, pejalan kaki 2%, dan lain-lain 1,8%. Data statistik menunjukkan kecelakaan yang dominan adalah kecelakaan kendaraan motor roda dua.
Lalu lintas memiliki keterkaitan terhadap kesejahteraan mengingat bila terjadi kecelakaan lalu lintas mempengaruhi tingkat kemiskinan bagi keluarga yang mengalaminya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mayoritas korban kecelakaan adalah pria pada rentang usia produktif antara 15 hingga 59 tahun. Contohnya, pada tahun 2023, sekitar 84 persen dari mereka yang meninggal adalah laki-laki. Apabila orang tua menjadi korban kecelakaan lalu lintas, dapat dipastikan bahwa akan ada seorang janda jika mereka sudah menikah. Jika mereka memiliki anak, akan ada anak yang menjadi yatim. Dampak dari kecelakaan lalu lintas ini sangat signifikan bagi ekonomi keluarga, juga bagi perekonomian negara secara keseluruhan. Ada begitu besar pengaruh kecelakaan lalu lintas ini terhadap kemiskinan, setidaknya bagi keluarga korban kecelakaaan lalu lintas
Hidup yang sehat dan sejahtera dalam berlalu-lintas mencakup berbagai aspek yang melibatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial bagi semua pengguna jalan. Hal penting dalam hidup sehat dan sejahtera dalam berlalu-lintas antara lain:
- Kesehatan Fisik yaitu dengan:
- Penggunaan alat keselamatan seperti sabuk pengaman, helm, dan bantalan udara dapat mengurangi risiko cedera serius atau fatal dalam kecelakaan. Contoh : Pengendara sepeda motor wajib menggunakan helm yang standar, pengemudi mobil wajib menggunakan sabuk pengaman. Alat keselamatan digunakan dengan benar dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan fisik pengguna jalan.
- Kondisi kendaraan yang layak jalan yaitu pengemudi mengunakan kendaraan yang dalam kondisi baik, seperti rem yang berfungsi, ban yang tidak aus, dan mesin yang sehat, dapat mengurangi risiko kecelakaan. Contoh : Melakukan servis rutin dan memeriksa kendaraan secara teratur yang berdampak meningkatkan keselamatan dan kesehatan fisik pengguna jalan.
- Kesehatan pengemudi dengan mengemudi dalam keadaan sehat, baik fisik maupun mental, sangat penting untuk keselamatan di jalan. Contoh : Menghindari mengemudi dalam keadaan lelah, mengantuk, atau mabuk sehingga meningkatkan kemampuan pengemudi untuk bereaksi dengan cepat dan mengendalikan kendaraan dengan baik. - Kesehatan Mental yaitu dengan:
- Manajemen Stres terkait mengelola stres dan emosi saat mengemudi sangat penting untuk mencegah perilaku berbahaya. Contoh : Menghindari mengemudi dalam keadaan marah atau stres, serta mengambil istirahat jika merasa lelah sehingga meningkatkan kemampuan pengemudi untuk mengambil keputusan yang rasional dan mengendalikan kendaraan dengan aman.
- Konsentrasi dan Fokus terkait mengemudi dengan konsentrasi penuh dan menghindari gangguan seperti menggunakan ponsel atau berbicara dengan penumpang. Contoh : Menghindari penggunaan ponsel saat mengemudi, menjaga fokus pada jalan sehingga meningkatkan kemampuan pengemudi untuk bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang mendadak. - Kesehatan Sosial terkait mengemudi dengan sikap kerjasama dan pengertian terhadap pengguna jalan lainnya. Contoh : Mengikuti aturan lalu lintas, memberikan jalan kepada pejalan kaki, dan menghindari perilaku agresif sehingga meningkatkan harmoni dan keselamatan di jalan.
- Pendidikan dan Kesadaran yaitu meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang keselamatan lalu lintas untuk semua pengguna jalan. Contoh : Program edukasi di sekolah, pelatihan untuk pengemudi profesional, dan kampanye keselamatan lalu lintas sehingga meningkatkan perilaku yang aman dan bertanggung jawab di jalan.
- Lingkungan dan Fasilitas yaitu dengan:
- Infrastruktur yang Aman dengan membangun dan memelihara infrastruktur jalan yang aman, seperti jalur khusus untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda, serta penerangan jalan yang memadai. Contoh : Membangun trotoar yang luas dan aman, jalur sepeda yang terpisah dari jalan utama sehingga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi semua pengguna jalan.
- Fasilitas Kesehatan dengan memastikan bahwa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan pos kesehatan tersedia dan mudah diakses dalam kasus kecelakaan. Contoh : Memastikan bahwa rumah sakit terdekat memiliki fasilitas gawat darurat yang memadai sehingga meningkatkan kemampuan untuk memberikan pertolongan cepat dan efektif dalam kasus kecelakaan. - Kesehatan Lingkungan yaitu dengan:
- Kualitas Udara dengan mengurangi polusi udara dari kendaraan dengan menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Contoh : Menggunakan kendaraan listrik atau bahan bakar yang lebih bersih sehingga meningkatkan kualitas udara dan kesehatan umum pengguna jalan.
- Kebisingan dengan mengurangi kebisingan dari kendaraan dengan menggunakan teknologi yang lebih tenang. Contoh : Menggunakan klakson hanya dalam keadaan darurat dan menghindari penggunaan klakson yang berlebihan sehingga meningkatkan kenyamanan dan kesehatan mental pengguna jalan sehingga mendukung lingkungan yang lebih aman, sehat, dan harmonis bagi semua pengguna jalan.
Alkitab memberi nasihat untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi sehingga meningkatkan kemungkinan pencapaian hidup sehat dan sejahtera. Dalam konteks berlalu-lintas, keinginan duniawi yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan adalah perilaku atau sikap yang dipengaruhi oleh keinginan sesaat atau kepentingan pribadi, tanpa memperhatikan keselamatan dan aturan. Beberapa contoh keinginan duniawi tersebut:
- Keinginan untuk sampai dengan cepat terkait pengemudi yang terburu-buru dan ingin sampai tujuan secepat mungkin, seringkali mengabaikan aturan lalu lintas dan mengambil risiko yang tidak perlu. Contoh : Mengemudi dengan kecepatan berlebihan, memotong jalur tiba-tiba, menyalip dengan cara yang berbahaya, atau melanggar lampu merah yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak dapat bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang mendadak.
- Keinginan untuk menunjukkan prestasi atau gaya terkait pengemudi yang ingin menunjukkan kemampuan mengemudi mereka atau menunjukkan gaya dengan mengemudi secara agresif atau berbahaya. Contoh : Mengemudi dengan kecepatan tinggi, melakukan manuver berbahaya, atau menggunakan kendaraan yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena perilaku ini dapat mengganggu pengemudi lain dan menyebabkan situasi yang berbahaya.
- Keinginan untuk menghindari ketidaknyamanan terkait pengemudi yang ingin menghindari ketidaknyamanan, seperti menghindari macet atau menghindari penggunaan alat keselamatan. Contoh : Mengemudi di jalan yang tidak aman untuk menghindari macet, tidak menggunakan sabuk pengaman atau helm, atau mengabaikan aturan lalu lintas untuk menghindari kemacetan yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
- Keinginan untuk menghemat waktu terkait pengemudi yang ingin menghemat waktu dengan mengambil jalan pintas atau mengabaikan aturan lalu lintas. Contoh : Mengemudi di jalan yang tidak aman, melanggar lampu merah, atau memotong jalur tiba-tiba yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak memperhatikan keselamatan dan aturan lalu lintas.
- Keinginan untuk menghindari pengeluaran, seperti tidak memeriksa kendaraan secara teratur atau tidak mengganti spare part yang rusak. Contoh : Mengemudi dengan kendaraan yang tidak layak jalan, seperti kendaraan dengan rem yang rusak, ban yang aus, atau mesin yang bermasalah yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena kendaraan tidak dapat bergerak dengan stabil atau mengendalikan kecepatan dengan baik.
- Keinginan untuk menuruti emosi terkait pengemudi yang mengemudi dalam keadaan emosi, seperti marah, stres, atau frustrasi, seringkali mengambil keputusan yang tidak rasional. Contoh : Mengemudi dengan agresif, memotong jalur tiba-tiba, atau menyalip dengan cara yang berbahaya karena merasa terganggu atau marah yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak dapat fokus pada jalan dan situasi sekitar.
- Keinginan untuk menghindari ketidaknyamanan fisik terkait pengemudi yang mengemudi dalam keadaan lelah atau mengantuk, tetapi tetap ingin sampai tujuan karena tidak mau berhenti istirahat. Contoh : Mengemudi dalam keadaan lelah atau mengantuk, tetapi tetap melanjutkan perjalanan yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak dapat tetap fokus dan bereaksi dengan cepat.
- Keinginan untuk menuruti teman atau kelompok yaitu pengemudi yang mengemudi secara berbahaya karena dipengaruhi oleh teman atau kelompok, seperti dalam balapan liar atau pengemudi yang mengikuti perilaku berbahaya dari pengemudi lain. Contoh : Mengemudi dengan kecepatan tinggi dalam balapan liar, atau mengikuti perilaku berbahaya dari pengemudi lain yang berdampak meningkatkan risiko kecelakaan karena pengemudi tidak mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan mengikuti perilaku berbahaya.
Bila dapat mengalahkan keinginan dunia maka hidup lebih mudah bersikap bijaksana. Sikap bijaksana dalam berlalu-lintas sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua pengguna jalan. Beberapa sikap bijaksana antara lain:
- Mengikuti aturan lalu lintas dengan berusaha selalu mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku, seperti melihat rambu-rambu, menaati batas kecepatan, dan mengikuti tanda-tanda lalu lintas. Contoh : Menghentikan kendaraan saat lampu merah menyala, tidak melintasi jalan di luar jalur yang ditentukan sehingga meningkatkan keselamatan di jalan dan menghindari risiko kecelakaan.
- Mengemudi dengan fokus dan konsentrasi pada jalan dan situasi sekitar, menghindari gangguan seperti menggunakan ponsel atau berbicara dengan penumpang. Contoh : Menjaga mata tetap terpaku pada jalan, tidak menggunakan ponsel saat mengemudi sehingga meningkatkan kemampuan untuk bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang mendadak.
- Menghindari kelalaian dan kecerobohan, seperti mengemudi dalam keadaan lelah, mengantuk, atau mabuk. Contoh : Menghindari mengemudi dalam keadaan lelah atau mengantuk, tidak mengemudi setelah mengonsumsi alkohol atau narkoba sehingga meningkatkan keselamatan dan kemampuan untuk mengendalikan kendaraan dengan baik.
- Mengemudi dengan kecepatan yang aman sesuai dengan kondisi jalan dan situasi sekitar, tidak melebihi batas kecepatan yang ditentukan. Contoh : Mengemudi dengan kecepatan yang lebih lambat di jalanan yang padat atau dalam cuaca buruk sehingga meningkatkan kemampuan untuk menghindari hambatan dan mengendalikan kendaraan dengan lebih baik.
- Mengemudi dengan sikap ramah dan sabar, menghindari perilaku agresif atau ugal-ugalan. Contoh : Tidak memotong jalur tiba-tiba, tidak menyalip dengan cara yang berbahaya, dan memberikan jalan kepada pengguna jalan lainnya sehingga meningkatkan harmoni di jalan dan menghindari konflik yang dapat menyebabkan kecelakaan.
- Menggunakan alat keselamatan seperti sabuk pengaman, helm, dan bantalan udara. Contoh : Pengendara sepeda motor wajib menggunakan helm yang standar, pengemudi mobil wajib menggunakan sabuk pengaman sehingga meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko cedera serius atau fatal dalam kecelakaan.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu konsentrasi saat mengemudi, seperti makan, minum, atau merokok. Contoh : Menghindari makan atau minum saat mengemudi, tidak merokok di dalam kendaraan sehingga meningkatkan fokus dan kemampuan untuk bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang mendadak.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu penglihatan, seperti menggunakan ponsel, mengatur radio, atau membaca sesuatu saat mengemudi. Contoh : Menghindari menggunakan ponsel saat mengemudi, tidak membaca sesuatu di dalam kendaraan sehingga meningkatkan kemampuan untuk melihat situasi di jalan dengan jelas dan bereaksi dengan cepat.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu pendengaran, seperti mendengarkan musik dengan volume tinggi atau menggunakan headset. Contoh : Menghindari mendengarkan musik dengan volume tinggi saat mengemudi, tidak menggunakan headset di dalam kendaraan sehingga meningkatkan kemampuan untuk mendengar suara-suara penting di jalan, seperti klakson atau sirene ambulans.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu pengendalian kendaraan, seperti mengemudi dengan satu tangan atau menggunakan perangkat elektronik sehingga meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan kendaraan dengan lebih baik dan menghindari risiko kecelakaan.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu pengambilan keputusan, seperti mengemudi dalam keadaan marah atau stres. Contoh : Menghindari mengemudi dalam keadaan marah atau stres, mengambil istirahat jika merasa lelah sehingga meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional dan mengendalikan kendaraan dengan lebih baik.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu kesehatan, seperti mengemudi dalam keadaan lelah, mengantuk, atau mabuk karena mengonsumsi alkohol atau narkoba sehingga meningkatkan keselamatan dan kemampuan untuk mengendalikan kendaraan dengan lebih baik.
- Menghindari kegiatan yang mengganggu lingkungan, seperti membuang sampah dari kendaraan atau menggunakan klakson secara berlebihan sehingga meningkatkan kualitas lingkungan dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi semua pengguna jalan.
Hal penting lainnya dalam ayat Alkitab di atas adalah soal keadilan. Dalam berlalu-lintas, nilai keadilan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua pengguna jalan. Beberapa nilai keadilan yang harus diperhatikan adalah:
- Keadilan dalam penerapan aturan yaitu semua pengguna jalan harus tunduk pada aturan yang sama, tanpa pandang bulu. Penerapan aturan harus konsisten dan adil bagi semua orang. Contoh : Polisi harus menegakkan hukum secara adil, tidak membedakan antara pengemudi mobil mewah dan pengemudi sepeda motor, atau antara pengemudi lokal dan pengemudi asing sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan mendorong perilaku yang lebih aman dan bertanggung jawab.
- Keadilan dalam aksesibilitas yaitu semua pengguna jalan harus memiliki akses yang sama terhadap infrastruktur dan fasilitas lalu lintas. Contoh : Jalur khusus untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda, serta fasilitas bagi pengguna dengan disabilitas, harus tersedia dan terjaga dengan baik sehingga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi semua pengguna jalan, terutama bagi kelompok yang rentan seperti pejalan kaki dan pengguna sepeda.
- Keadilan dalam penanganan kecelakaan yaitu penanganan kecelakaan harus dilakukan secara adil dan transparan, dengan memperhatikan hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat. Contoh : Proses hukum dan asuransi harus adil, dengan memberikan kompensasi yang layak bagi korban kecelakaan dan memastikan bahwa pelaku bertanggung jawab atas tindakannya sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem penanganan kecelakaan dan mendorong perilaku yang lebih aman di jalan.
- Keadilan dalam pemberian hak dan kewajiban yaitu semua pengguna jalan harus memiliki hak yang sama untuk menggunakan jalan, sekaligus memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga keselamatan dan ketertiban. Contoh : Pengemudi, pejalan kaki, dan pengguna sepeda harus saling menghormati hak satu sama lain, seperti memberikan jalan kepada pejalan kaki di trotoar atau pengguna sepeda di jalur khusus sehingga meningkatkan harmoni dan keselamatan di jalan, dengan mengurangi konflik antara pengguna jalan yang berbeda.
- Keadilan dalam pemberian informasi yaitu semua pengguna jalan harus mendapatkan informasi yang sama dan akurat tentang aturan lalu lintas, keadaan jalan, dan potensi bahaya. Contoh : Papan informasi dan rambu-rambu lalu lintas harus jelas dan mudah dipahami, serta informasi tentang kecelakaan atau gangguan jalan harus disampaikan secara cepat dan akurat sehingga meningkatkan kesadaran dan kesiapan pengguna jalan untuk menghindari bahaya, serta mempromosikan perilaku yang lebih aman.
- Keadilan dalam penyediaan fasilitas yaitu fasilitas lalu lintas harus disediakan secara adil dan merata, dengan memperhatikan kebutuhan semua pengguna jalan. Contoh : Pemerintah harus memastikan bahwa semua wilayah memiliki infrastruktur yang memadai, seperti jalan yang baik, penerangan jalan, dan fasilitas keselamatan lainnya sehingga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi semua pengguna jalan, terutama di wilayah yang kurang terlayani.
- Keadilan dalam pemberian pelatihan dan edukasi yaitu semua pengguna jalan harus memiliki akses yang sama terhadap pelatihan dan edukasi tentang keselamatan lalu lintas. Contoh : Program edukasi dan pelatihan keselamatan lalu lintas harus tersedia untuk semua kalangan, termasuk anak-anak, remaja, dan pengemudi profesional sehingga meningkatkan kesadaran dan kemampuan pengguna jalan dalam menghindari bahaya dan menjaga keselamatan.
Jika melakukan aktivitas lalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan juga dapat dianggap sebagai suatu bentuk ibadah. Beberapa nilai ibadah dalam Kristen yang dapat terkait dengan berlalu-lintas yang bijaksana dan berkeadilan:
- Mengasihi sesama dengan dasar Alkitab bahwa Yesus mengajarkan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri (Matius 22:39). Berlalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan adalah bentuk penghargaan dan pengasih terhadap keselamatan dan kesehatan orang lain.
- Menjaga keselamatan diri dan orang lain dengan dasar Alkitab bahwa Yesus mengajarkan untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain (Matius 6:33). Berlalu-lintas dengan bijaksana adalah bentuk penghargaan terhadap keselamatan diri dan orang lain.
- Menjadi contoh yang baik dengan dasar Alkitab bahwa Yesus mengajarkan untuk menjadi contoh yang baik bagi orang lain (Matius 5:16). Berlalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan adalah bentuk pengamalan ajaran Yesus.
- Menghindari maksiat dengan dasar Alkitab bahwa Alkitab mengajarkan untuk menghindari maksiat dan perilaku yang membahayakan orang lain (Roma 13:1-7). Berlalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan adalah bentuk penghindaran terhadap maksiat seperti tidak mengemudi dalam keadaan mabuk, lelah, atau mengantuk, serta menghindari perilaku agresif atau ugal-ugalan.
- Mengikuti ajaran Yesus dengan dasar Alkitab bahwa Yesus mengajarkan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan diri serta orang lain (Yohanes 10:10). Berlalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan adalah bentuk pengamalan ajaran Yesus.
- Menjaga ketertiban dan keharmonisan dengan dasar Alkitab bahwa Alkitab mengajarkan untuk menjaga ketertiban dan keharmonisan dalam masyarakat (1 Tesalonika 5:14). Berlalu-lintas dengan bijaksana dan berkeadilan adalah bentuk penghargaan terhadap ketertiban dan keharmonisan.
Selain meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dalam berlalu-lintas, ada sudut pandang teolog Kristen berdasarkan Alkitab tentang kecelakaan lalu lintas dan kematian yang harus diperhatikan, seperti:
- Alkitab mengajarkan bahwa kematian adalah akibat dari dosa manusia. Dalam Roma 6:23 tertulis, “Upah dosa adalah maut.” Kematian, baik karena kecelakaan lalu lintas maupun karena penyebab lain, adalah konsekuensi dari dosa yang telah memasuki dunia melalui manusia pertama. Namun, kematian bukanlah rencana utama Allah bagi manusia. Allah menciptakan manusia untuk hidup dalam hubungan penuh dengan-Nya, tetapi dosa memutuskan hubungan itu dan membawa kematian.
- Kecelakaan lalu lintas seringkali disebabkan oleh kehendak bebas manusia, seperti kelalaian, kecerobohan, atau pelanggaran aturan lalu lintas. Dalam hal ini, manusia memiliki tanggung jawab atas pilihan dan tindakannya. Alkitab mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan, tetapi juga harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari pilihan tersebut.
- Meskipun kematian adalah akibat dosa, Alkitab juga mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang memelihara dan melindungi. Yesus berkata dalam Yohanes 10:10, “Aku datang supaya mereka memperoleh hidup dan memperolehnya dalam segala kelimpahan.” Ini berarti bahwa Allah memberikan keselamatan dan perlindungan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Keselamatan ini tidak hanya berlaku untuk kehidupan kekal, tetapi juga untuk kehidupan di dunia ini, termasuk perlindungan dari bahaya seperti kecelakaan lalu lintas.
- Bagi orang Kristen, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Alkitab mengajarkan bahwa orang yang percaya kepada Yesus akan mengalami kebangkitan pada akhir zaman. Dalam 1 Tesalonika 4:13-18, Rasul Paulus menulis tentang harapan orang Kristen dalam kematian. Orang yang meninggal dalam Yesus akan dibangkitkan terlebih dahulu pada kedatangan Yesus yang kedua kali, dan kemudian mereka yang masih hidup akan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah bangkit. Ini memberikan pengharapan bahwa kematian bukanlah penghujung, tetapi merupakan bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
- Meskipun kematian adalah akibat dosa, Alkitab juga mengingatkan manusia untuk bertanggung jawab atas perbuatan dan pilihannya. Manusia dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah dan menjaga keselamatan diri dan orang lain. Ini berarti bahwa dalam konteks kecelakaan lalu lintas, manusia harus berusaha untuk menghindari perilaku yang berbahaya dan mematuhi aturan lalu lintas sebagai bagian dari tanggung jawabnya terhadap sesama manusia dan terhadap Allah.
Lalu lintas yang sehat dan sejahtera adalah bertujuan menekan agar kasus kecelakaan lalu lintas di tahun 2030 berkurang setengahnya baik secara kasus kejadian kecelakaan, korban meninggal dan luka-luka serta jumlah kerugian tetapi kecelakaan lalu lintas yang mencakup kematian serta luka-luka dan termasuk kerugian dalam berlalu-lintas adalah bagian dari realitas hidup yang dipengaruhi oleh dosa, serta merupakan kesempatan untuk mempercayai Allah dalam keselamatan dan perlindungan-Nya.
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Bencana Dan Firman TUHAN
- Kesehatan Lintas Generasi
- Tergesa-gesa Dalam Alkitab
- TUHAN Penentu Masa Depan
- Dahsyatnya Geram Iblis
- Tragedi Tragis Sebelum Hari Murka TUHAN
- Kematian
- Bagaikan Mimpi Hanyut Oleh Waktu
- Malapetaka Dan Kebisingan Kerja
- TUHAN Sang Pelindung
