Jangan takut adalah Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir; yang telah mati dan hidup kembali. Firman ini ditujukan kepada jemaat Smirna karena beberapa orang percaya dilemparkan oleh Iblis ke dalam penjara sehingga dicobai dan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Dalam penjara, Tuhan berpesan hendaklah engkau setia sampai mati, dan AKU akan mengaruniakan mahkota kehidupan.
Jangan takut bukanlah disebabkan mengalami agoraphobia yaitu merasa takut dan cemas berlebihan pada beberapa tempat dan kondisi, seperti tempat umum, ruangan tertutup, keramaian, dan kondisi yang membuatnya sulit mendapatkan pertolongan meskipun saat dilemparkan oleh Iblis atas izin dari Tuhan mengalami kesulitan mendapatkan pertolongan. Setan mungkin berusaha agar orang yang dicobai alami stres, lingkungan yang tidak bersahabat hingga menyebabkan gangguan atau kerusakan secara fisik agar muncul kecemasan terhadap nasib dirinya dengan harapan menjadi gugur dalam mempertahankan iman kepada TUHAN.
Yesus telah mengajarkan kepada para murid-Nya untuk memikul kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Matius 11:29) Tuhan Yesus memasang kuk yang enak dan ringan tetapi yang terlihat adalah kesengsaraan yang harus dialami. Kuk diizinkan Tuhan hingga dilemparkan ke dalam penjara yang dikendalikan oleh setan. Sejumlah kesulitan dan bahaya harus dialami sekalipun tidak ada alasan yang setimpal untuk menderita seperti itu. Kuk menyatukan dua elemen untuk bekerja sebagai satu unit, seperti ketika dua panci (pemberat) beroperasi bersama pada skala keseimbangan – atau sepasang lembu menarik sebuah bajak. Kata yang mengambarkan kuk seperti sebuah kereta dengan 2 ekor kuda, satu kuda adalah kita dan satu kuda di sebelahnya yang adalah adalah TUHAN Yesus. Sang kusir kereta mengendalikan kereta dengan tali yang dihubungkan dengan "kuk," Sang kusir mengendalikan keretanya ke kanan dan ke kiri, kapan melaju dan kapan berhenti. Namun sang Kusir itu tidak hanya memberikan perintah, tetapi Ia juga memberikan bimbingan sebab Sang Kusir itu juga sebagai "kuda" yang ada di sebelah kita, Dia (yesus) memikul beban itu bersama-sama dengan kita!
Iblis melemparkan beberapa orang ke penjara karena ia mendakwa umat Allah yang telah dipilih dan ditebusnya siang dan malam di hadapan Allah tetapi akan tiba waktunya umat pilihan-Nya akan mengalahkan iblis, ular tua oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu 12:10-11) Orang yang tidak takut menderita dan harus menderita karena dakwaan iblis menyebabkan iblis akan diusir oleh malaikat Mikhael atas perintah Tuhan sehingga tidak dapat tempat lagi di surga untuk mendakwa anak-anak pilihan Allah. Hal itu terjadi bila sudah genap pembunuhan jumlah umat Tuhan yang sesuai bilangan ditentukan-Nya. Pembunuhnya adalah iblis sebab dia adalah pencuri yang datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan
Tidak takut menderita adalah pola hidup yang menjadi saksi-saksi iman. Ibrani 11 membagi menjadi dua kelompok besar yaitu:
- Ibrani 11:33-35a yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati,
- Ibrani 11:35b-37 Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Jika memperhatikan pendapat Thomas Oden mengenai penderitaan diantaranya: "Allah sekali-kali tidak akan mengizinkan kejahatan kecuali kalau Ia dapat mendatangkan yang baik dari yang jahat itu. Contoh seperti Yusuf yang dijual jadi budak ke Mesir, kemudian menjadi mangkubumi di Mesir yang memelihara kehidupan keluarga besar Yakub, ayahnya. Tetapi pandangan Thomas Oden membatasi perbuatan kejahatan dari sudut manusia semata-mata, hal ini terlihat dari pernyataan bahwa kuasa Allah tidak dibatasi oleh adanya kejahatan. Sebaliknya, yang jahat itu meningkatkan kuasa Allah dalam hal bahwa Ia berani mengambil resiko menciptakan manusia dengan kadar kebebasan tertentu dan tidak merasa terancam oleh perlawanan yang mungkin terjadi. Sebelum manusia mengenal kejahatan maka Iblis terlebih dahulu jatuh kedalam dosa sehingga merancang dan dan bertindak yang jahat. Tuhan tidak terkejut dengan iblis dan TUHAN menghancurkan iblis dalam keadilan dan kebenaran dan kekudusan-Nya.
Iblis mencobai umat pilihan Tuhan dengan tujuan agar mereka tergoda dari kesetiaan kepada Kristus. Jika Tuhan mengizinkan maka hidup dapat mengalami penderitaan meskipun saleh, jujur dan benar dihadapan-Nya agar menjadi umat yang layak dihadapan-Nya serupa seperti emas yang diuji dengan api sehingga makin cemerlang. Jika hidup setia dihadapan Tuhan dengan tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri bahkan sampai akhir hidup maka disediakan upah dalam keabadian di surga yang mulia. Tuhan menentukan batas lamanya pencobaan, untuk jemaat Smirna yang dicobai selama "sepuluh hari" menurut ukuruan waktu Tuhan. Menurut Austin sepuluh hari adalah sepuluh raja yang memerintah Romawi dari Nero sampai Dioclesian dan Maximianus yang melakukan penganiayaan
Jangan takut menderita bahkan dibunuh sekalipun adalah ajaran Yesus. Bukan hanya ditujukan kepada jemaat di Smirna tetapi sudah diutarakan saat Yesus memanggil kedua belas rasul. Kata-Nya, "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." (Matius 10:28) Yesus disalibkan dan Kesebelas murid Yesus dianiaya hingga meninggal kecuali Rasul Yohanes yang masih hidup karena Tuhan melakukan mujizat sehingga meninggal di usia tua. Mereka tidak takut menderita karena iman mereka.
Catatan sejarah gereja mencatat jemaat Smirna alami masa penganiayaan dari tahun 100 sampai 312 Mesehi. Polikarpus salah satu murid Rasul Yohanes yang setia sampai mati. Sejarah gereja mencatat bahwa Polikarpus dihukum pemerintah setempat dengan dibakar pada sebuah tonggak pada tahun 155 Masehi ketika ia menolak berkata bahwa “Kaisar adalah Tuhan”. Dia dibawa ke stadium, prokonsul mendesak dia, katanya “Bersumpahlah, maka aku akan membebaskan engkau, sangkallah Kristus!” Dan, Polikarpus menjawab: “Delapan puluh enam tahun aku melayani Dia, dan Dia tidak pernah menyakiti hatiku sekalipun. Bagaimana mungkin aku dapat menghujat Raja dan Juruselamatku?” Dan Prokonsul itu terus mendesak sehingga pada akhirnya Polikarpus dihukum dengan dibakar hidup-hidup. (Ante-Nicene Fathers, ed. A.Roberts & J.Donaldsen, 1885) Selesainya masa penganiyaan di Smirna maka tetap ada sejumlah tempat di dunia yang alami penganiyaan terhadap orang percaya kepada Yesus Tuhan hingga saat ini.
Polikarpus alami penderitaan tidaklah sebanding dengan Yesus Kristus. Yesus ketika diperhadapkan pilihan mau atau tidak mengalami penderitaan di kayu salib, IA memutuskan untuk mempercayai dan berserah hidup-Nya dalam rencana Bapa walaupun Yesus mengetahui apa yang akan dialami yang menyebabkan tekanan yang berat hingga alami hematidrosis, yaitu tekanan batin atau stres yang sangat berat sehingga mengeluarkan keringat darah. Dalam kebaikan hati dan Kasih-Nya yang besar kepada manusia yang terhilang, ditawan oleh dosa memjadikan memiliki keberanian untuk menderita memikul hukuman dosa manusia. Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kasih Yesus yang sempurna berdampak menang atas ketakutan yang amat sangat.
Kehidupan kemanusiawian Yesus saat memikul dosa dengan mencurahkan darah-Nya adalah contoh bagi kita saat mengalami penderitaan sekalipun bukan karena kesalahan sendiri. Yesus berdoa kepada Bapa dengan sungguh-sungguh tanpa melupakan sahabat-Nya yaitu murid-murid yang dikasihi-Nya untuk mendukung dalam doa. Yesus percaya kepada rencana Bapa di surga dan berserah diri. Ia hidup bukan dalam keinginan daging tetapi dalam roh. Bapa kemudian memberikan kekuatan sehingga dapat melewati penderitaan dengan tidak bercacat cela sesuai dengan rencana Bapa yang sempurna.
Yesus yang mengenakan daging serupa dengan manusia maka Ia alami yang ditempuh oleh manusia yaitu digarami dengan api. Dalam Perjanjian garam Kasih Karunia saat digarami oleh api terkait manusia berada di bawah tekanan dan kuasa dosa dan kematian, kesukaran adalah sesuatu yang lazim dialami tetapi disisi lain setiap orang harus memberikan persembahan kepada Tuhan sekalipun alami penderitaan. Tuhan meminta kita menjadi seperti garam, bukan hanya asin namun juga teruji oleh api pencobaan dan pengujian. Bukankah orang benar akan semakin bersinar jika teruji oleh api pencobaan dan pengujian? Dapur api pengujian Tuhan bagian hidup yang tidak dapat dihindari untuk memunculkan yang terbaik dari yang baik dalam diri kita.
Jangan takut menderita sebab penderitaan bagian dari kehidupan manusia di bumi dan bila menderita karena kebenaran dan perbuatan baik dan iman maka ada upah besar di surga. Jemmat Smirna dijanjikan mahkota kehidupan jika menang atas penderitaan saat dicobai oleh iblis sampai kematian tubuh menjemput.
Kiranya Tuhan menolong dan memberikan kemenangan saat menderita sesuai dengan kekuatan dan takaran iman kita masing-masing.
- Tulisan lainnya:
- Hamba Tuhan Yang Menderita
- Jalan Salib
- Rahasia Kemuliaan Di Balik Penderitaan
- Berbahagia Dianiaya Karena Kebenaran
- Alami Kesusahan?