Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? Mazmur 137:4 - TB
Mazmur 137 jika memperhatikan Septuaginta maka diduga sebagai salah satu ratapan dari nabi Yeremia. Orang Israel yang ada dipembuangan Babel hidup dalam situasi yang digambarkan seperti:
- Para tawanan yang sedang bersedih tidak dapat menikmati hari-hari mereka (ay. 1-2).
- Mereka tidak dapat memuaskan keinginan para penindas mereka yang sombong itu (ay. 3-4).
- Mereka tidak dapat melupakan Yerusalem (ay. 5-6).
- Mereka tidak dapat mengampuni Edom dan Babel (ay. 7-9).
- Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Yohanes 4:20
- Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (Yohanes 4:21)
Dari percakapan perempuan Samaria terlihat bahwa orang-orang bangsa Yudea memiliki pandangan yang istimewa terhadap Yerusalem sehingga saat Yerusalem menjadi puing-puing karena dihancurkan oleh Babel maka alami kesulitan menyanyikan lagu yang penuh sukaria terhadap TUHAN. Hal ini menjadikan Mazmur 42 yang tertulis, "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku" sulit dikerjakan karena Mazmur 42 dikatakan oleh Daud saat Daud yang menetap di Yerusalem alami hal-hal yang baik dari TUHAN.
Nabi Yeremia sesungguhnya mengerti mengapa sampai TUHAN membiarkan Babel menghancurkan Yerusalem dan membawa orang-orang di Yudea menjadi tawanan di Babel. Hal ini dapat dilihat seperti pada:
- Yeremia 2:11:" pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna."
- Yeremia 7:30 :"Sungguh, orang Yehuda telah melakukan apa yang jahat di mata-Ku, demikianlah firman TUHAN, telah menempatkan dewa-dewa mereka yang menjijikkan di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini untuk menajiskannya."
Dengan datangnya babel menaklukan Bangsa Yudea, seharusnya orang-orang Yudea melakukan hal-hal yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka saat Daud dengan segenap hati dan jiwa menaikkan pujian kepada TUHAN. Orang-orang Yudea ditetapkan TUHAN berada dalam kerajaan babel selama 70 tahun, itu berarti generasi baru yang lahir di Babel akan kembali Yerusalem dan dapat melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang generasi Daud bukanlah generasi zaman Yeremia.
Alkitab memuat sejarah kehidupan orang percaya dalam mengiring TUHAN, termasuk dalam hal memuji TUHAN dalam situasi tidak mendukung seperti keadaan orang Israel di Babel berdasarkan Mazmur 137:4 yang mengungkapkan kesedihan mendalam orang Israel di Babel yang merasa tidak dapat memuji TUHAN di negeri asing. Ini menunjukkan perasaan kehilangan, keterasingan, dan kesulitan untuk beribadah dalam kondisi yang tidak ideal.
Selain menulis situasi yang dialami orang Yudea di Babel, Alkitab juga mencatat peristiwa Paulus dan Silas ketika ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Peristiwa yang dialami Paulus dan Silas adalah:
- Kondisi Penjara yang Berat: Mereka dipenjara, dikurung, dan bahkan disiksa. Kondisi fisik mereka sangat buruk.
- Bertindak dengan Iman: Meskipun dalam kondisi yang sangat sulit, mereka justru berdoa dan menyanyikan pujian kepada Tuhan.
- Musim Tengah Malam: Mereka memuji Tuhan pada tengah malam, waktu di mana biasanya orang merasa takut atau putus asa.
- Gempa Bumi dan Pembebasan: Sebagai respons atas pujian mereka, terjadi gempa bumi yang membuka pintu penjara dan melepaskan belenggu mereka.
Ada perbedaan antara orang Israel yang dibuang di Babel dengan Paulus dan Silas dalam menyanyi lagu pujian kepada TUHAN. Seperti:
- Sikap: Orang Israel di Babel merasa putus asa dan tidak dapat memuji Tuhan, sedangkan Paulus dan Silas justru penuh kegembiraan dan semangat dalam memuji Tuhan.
- Fokus: Orang Israel fokus pada penderitaan mereka dan lingkungan yang tidak kondusif, sedangkan Paulus dan Silas fokus pada Tuhan dan janji-janji-Nya.
- Hasil: Orang Israel tetap dalam penawanan, sedangkan Paulus dan Silas dibebaskan secara ajaib.
- Iman: Paulus dan Silas memiliki iman yang kuat kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa Tuhan selalu bersama mereka, bahkan dalam situasi yang paling sulit.
- Fokus pada Tuhan: Mereka tidak membiarkan penderita menguasai pikiran mereka, tetapi terus memusatkan perhatian pada Tuhan.
- Roh Kudus: Roh Kudus memberikan kekuatan dan penghiburan mereka untuk tetap menjamin dalam segala keadaan.
Orang Israel yang di buang ke Babel, sesungguhnya sangat sulit memuji TUHAN dengan penuh sukacita sehingga hanya karena anugerah TUHAN semata kondisi Israel dipulihkan. Hal itu dicatat dalam Kitab Yeremia 30:17-19, yang tertulis; "Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorangpun menanyakannya. Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan memulihkan keadaan kemah-kemah Yakub, dan akan mengasihani tempat-tempat tinggalnya, kota itu akan dibangun kembali di atas reruntuhannya, dan puri itu akan berdiri di tempatnya yang asli. Nyanyian syukur akan terdengar dari antara mereka, juga suara orang yang bersukaria. Aku akan membuat mereka banyak dan mereka tidak akan berkurang lagi; Aku akan membuat mereka dipermuliakan dan mereka tidak akan dihina lagi." Berdasarkan Yeremia 30:17-19 maka yang harus diperhatikan saat hidup kita sulit memuji TUHAN adalah memohon TUHAN menyembuhkan luka-luka yang menyebabkan sulit memuji TUHAN hingga DIA memperhatikan seruan permohonan kita. Jangan biarkan hati atau batin kita tetap berada dalam situasi yang sangat sulit memuji TUHAN.
Menyanyikan nyanyian kegembiraan sebagai bentuk pujian kepada Tuhan adalah pengalaman yang sangat pribadi dan universal. Setiap individu dapat mengalami momen ini dengan cara yang berbeda-beda, namun secara umum, situasi yang lazim untuk memuji TUHAN dengan sukacita adalah:
- Koneksi Mendalam dengan Tuhan:
- Pengalaman pribadi: Momen-momen ketika seseorang merasa sangat dekat dengan Tuhan, seperti saat merenung, berdoa, atau mengalami mujizat.
- Pengalaman komunitas: Bernyanyi bersama dalam komunitas beriman, seperti ibadah gereja, dapat memperkuat ikatan dengan sesama dan dengan Tuhan. - Ekspresi Syukur:
- Berkat yang diterima: Saat seseorang menerima berkat dari Tuhan, baik itu kesehatan, rezeki, atau perlindungan, mereka merasa terpanggil untuk mengungkapkan rasa terima kasih melalui nyanyian.
- Pengalaman terbebas dari kesulitan: Setelah melalui masa-masa sulit, pujian menjadi cara untuk merayakan kemenangan dan kebebasan. - Perayaan Dalam Ibadah:
- Merasa menjadi bagian dari umat Tuhan: Bernyanyi bersama umat percaya lainnya dapat memperkuat rasa identitas sebagai anak Tuhan.
- Mengungkapkan iman: Nyanyian menjadi sarana untuk menyatakan keyakinan dan harapan kepada dunia. - Pengalaman Emosional yang Mendalam:
- Sukacita: Pujian dapat memicu perasaan gembira yang mendalam, sehingga membuat hati dan jiwa merasa ringan.
- Damai sejahtera: Bernyanyi dapat membawa perasaan damai dan ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan.
- Harapan: Nyanyian dapat memberikan harapan dan kekuatan untuk menghadapi masa depan. - Alkitab menulis ada orang orang yang percaya dapat bersukacita memuji TUHAN dalam kondisi tidak biasa seperti Paulus dan Silas. Apakah TUHAN akan selalu memperhadapkan situasi yang lazim terjadi agar umat-Nya dapat memuji TUHAN ataukah TUHAN menuntun hidup kita memuji TUHAN dalam setiap keadaan?
Ada berkat yang tersedia bagi orang Israel di Babel bila menyediakan waktu pribadi untuk memuji TUHAN, seperti:
- Memperkuat hubungan dengan Tuhan: Pujian membantu kita untuk lebih dekat dengan Tuhan dan merasakan kehadiran-Nya.
- Meningkatkan kesehatan mental: Menyanyi dapat mengurangi stres, meningkatkan mood, dan memberikan perasaan bahagia.
- Membangun komunitas: Bernyanyi bersama dapat memperkuat ikatan dengan sesama dan membangun komunitas yang kuat.
- Menyembuhkan luka: Pujian dapat menjadi sarana untuk menyembuhkan luka emosional dan spiritual.
- Mujizat Tuhan: Pujian dapat menghadirkan kuasa TUHAN melakukan perkara besar sehingga mujizat dapat terjadi bila TUHAN berkenan
- Ibadah Rahasia di Rumah: Gereja bawah tanah seringkali mengadakan ibadah di rumah-rumah anggota secara bergiliran. Mereka akan menyanyikan lagu pujian dengan suara rendah atau menggunakan alat musik sederhana agar tidak menarik perhatian pihak yang berwenang.
- Nyanyian Diam-Diam: Dalam beberapa situasi yang sangat ketat, mereka mungkin hanya bisa menyanyikan lagu pujian dalam hati atau berbisik. Ini adalah cara mereka untuk tetap terhubung dengan Tuhan meskipun dalam kondisi yang sangat terbatas.
- Nyanyian Melalui Musik: Beberapa gereja bawah tanah membuat rekaman lagu pujian secara rahasia dan membagikannya kepada anggota melalui media digital. Ini memungkinkan anggota untuk mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu tersebut secara pribadi.
- Nyanyian Simbolis: Mereka mungkin menggunakan simbol-simbol tertentu dalam pemandangan mereka yang hanya dipahami oleh anggota gereja. Ini adalah cara untuk menyembunyikan pesan-pesan rohani dari pihak luar.
- Nyanyian dalam Pekerjaan: Beberapa orang Kristen di gereja bawah tanah bahkan menyanyikan lagu pujian saat bekerja, sebagai bentuk penyembahan pribadi kepada Tuhan.
"Song in the Midnight"
Verse 1: Lord, I’m here, feeling lost and torn, Wounded soul in the midnight storm. Surrounded by chains of fear and doubt, My heart is broken, crying out.
Pre-Chorus But just like Paul and Silas did, In the darkness, they never hid. With songs of praise, they lifted high, Their voices reached beyond the sky.
Chorus Give me a song in the midnight hour, A melody of grace, a glimpse of Your power. When I can’t see, when I can’t feel, Help me worship, let my spirit heal. Grant me courage to lift Your name, In trials and tears, You’re still the same.
Verse 2 When I feel alone, forsaken, lost, Remind me, Lord, You paid the cost. Your love is strong, Your promise true, Even in chains, I’ll worship You.
Pre-Chorus Just like Paul and Silas found, In the prison walls, Your love abounds. Songs of freedom, hope released, Their worship brought an endless peace.
Chorus Give me a song in the midnight hour, A melody of grace, a glimpse of Your power. When I can’t see, when I can’t feel, Help me worship, let my spirit heal. Grant me courage to lift Your name, In trials and tears, You’re still the same.
Bridge When my strength fades and hope feels small, You are the Rock that holds it all. In the silence, teach me to sing, A song of faith, unwavering.
Chorus Give me a song in the midnight hour, A melody of grace, a glimpse of Your power. When I can’t see, when I can’t feel, Help me worship, let my spirit heal. Grant me courage to lift Your name, In trials and tears, You’re still the same.
Outro So, Lord, I sing through pain and fear, Knowing Your presence is always near. With every breath, Your name I raise, My midnight song, a shout of praise.
- Tulisan lainnya:
- Bernyanyi Dari TUHAN Untuk TUHAN
- Pujilah TUHAN Selamanya
- Pujilah TUHAN Menurut Mazmur
- Musik Dan Pujian Dalam Ibadah
- Muliakan TUHAN ALLAH
- Yang Terjadi Saat Menyembah TUHAN
- Penghambat Penyembahan
- Penghormatan Kepada Allah