Kata אֱ֭מוּנוֹת memiliki pengertian setia, kesetiaan, keteguhan, percaya, dipercaya, keamanan, jujur, stabil, kebenaran, tanggung jawab dan iman sehingga Alkitab dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai: "orang yang dapat dipercaya, orang yang setia, orang amat setiawan, orang jujur, orang yang teguh, dan orang kepercayaan". Orang yang mendapat kepercayaan berdasarkan latar belakang sejarah bukan sekadar persetujuan intelektual tetapi melibatkan kepercayaan dan komitmen relasional yang mendalam. Konsep ini sangat penting dalam masyarakat di mana kesepakatan lisan bersifat mengikat, dan kesetiaan merupakan sifat yang sangat dihargai dan itu diletakkan dengan konsep dasar yang menggarisbawahi hubungan perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya. Dalam konteks perilaku manusia, ia juga dapat merujuk pada integritas dan kejujuran.
Penulis Amsal menasehati untuk mendapatkan berkat /בְּרָכָה "berakah". Kata berkat dalam makna kata "berakah" mengandung pengertian Manfaat , diberkati , berkat , dermawan, hadiah ,paling diberkati, kedamaian. memiliki berkat dan atau menjadi kaya suatu yang berbedaan. Perbedaan besar bahwa berkat bukan sekedar mendapatkan sesuatu namun dilingkupi kedamaian dan manfaat yang hadir dalam menikmati dan mendapatkan sesuatu yang diperolehnya sedangkan di sisi lain orang yang infin menjadi kaya / עָשַׁר. Kata עָשַׁר "ashar" memiliki konotasi antara lain: mendapatkan , memperoleh kekayaan , dibuat ... kaya , membuat yang kaya , berpura-pura menjadi kaya , kaya. Mendapatkan berkat menunjuk kepada sesuatu yang bersifat lahir dan batin sedangkan kaya yang dimaksud di atas menunjukkan kekayaan secara materi semata-mata. Kitab Amsal memberikan pesan kepada pembacanya untuk melakukan suatu aktivitas atau melakukan usaha dalam mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
Sepintas terlihat bahwa orang yang dianggap diberkati TUHAN adalah orang kaya tetapi orang yang diberkati TUHAN memiliki keunikkan hidup dalam damai sejahtera bukan harta yang melimpah. Banyak orang berpikir bahwa menjadi orang kaya hidupnya dapat menikmati segala suatu dan selalu menyenangkan sehingga banyak orang yang ingin cepat menjadi kaya. Amsal mengingatkan bahwa kekayaan sejati diperoleh melalui kerja keras dan usaha yang jujur agar dapat membina dan menjalin kepercayaan sehingga dapat dipercaya. Salah datu cara yang ditawarkan untuk menjadi kaya secara cepat adalah berjudi sedangkan yang agak lebih lama dari berjudi adalah melakukan trading. Berjudi bukanlah cara yang tepat untuk mencari kekayaan, dan orang yang tergesa-gesa ingin kaya melalui perjudian berisiko mengalami kerugian dan masalah. Berjudi atau bermain lotre adalah cara cepat untuk kehilangan uang. Meskipun ada kemungkinan menang, peluangnya sangat kecil.Memutuskan bertindak agar cepat menjadi kaya terkadang disebabkan merasa tidak berdaya atau menyerah dengan situasi "kemiskinan" yang melekat dalam hidupnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang memutuskan untuk menyerah pada keadaan seperti kemiskinan antara lain:
- Merasa Tidak Berdaya:
- Kehilangan Kontrol: Ketika seseorang merasa tidak memiliki kendali atas situasi yang dihadapi, mereka mungkin merasa tidak berdaya untuk mengubahnya. Perasaan ini dapat muncul akibat pengalaman traumatis, kegagalan berulang, atau ketidakpastian yang berkepanjangan.
- Kurangnya Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya, baik finansial, sosial, maupun emosional, dapat membuat seseorang merasa sulit untuk mengatasi tantangan. Mereka mungkin merasa tidak memiliki cukup dukungan atau kemampuan untuk mengubah keadaan. - Pengalaman Negatif Berulang:
- Kegagalan Berulang: Mengalami kegagalan berulang kali dapat membuat seseorang kehilangan harapan dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, mereka tetap akan gagal.
- Trauma: Pengalaman traumatis, seperti kekerasan, pelecehan, atau bencana alam, dapat meninggalkan luka emosional yang dalam. Trauma ini dapat membuat seseorang merasa tidak aman dan tidak berdaya, sehingga mereka memilih untuk menyerah pada keadaan. - Tekanan dan Stres:
- Tekanan Hidup: Tekanan hidup yang berat, seperti masalah keuangan, pekerjaan, atau hubungan, dapat membuat seseorang merasa kewalahan. Mereka mungkin merasa tidak mampu lagi menanggung beban tersebut dan akhirnya menyerah.
- Stres Kronis: Stres yang berkepanjangan dapat menguras energi fisik dan mental seseorang. Hal ini dapat menyebabkan perasaan lelah, putus asa, dan akhirnya menyerah pada keadaan. - Kurangnya Dukungan:
- Isolasi Sosial: Kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau masyarakat dapat membuat seseorang merasa sendirian dan tidak berdaya. Mereka mungkin merasa tidak ada yang peduli atau membantu mereka, sehingga mereka memilih untuk menyerah.
- Kurangnya Pengakuan: Ketika seseorang merasa tidak dihargai atau diakui atas usaha mereka, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk terus berjuang. Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada gunanya berusaha jika tidak ada yang melihat atau menghargai mereka. - Perubahan Nilai dan Prioritas:
- Prioritas Baru: Terkadang, seseorang mungkin menyerah pada suatu keadaan karena mereka menemukan hal lain yang lebih penting atau menarik bagi mereka. Perubahan minat dan prioritas ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak lagi termotivasi untuk memperjuangkan keadaan yang ada.
- Kelelahan: Berusaha meraih keberhasilan membutuhkan energi fisik dan mental yang besar. Ketika seseorang merasa energinya terkuras tanpa hasil yang pasti, mereka mungkin memutuskan untuk menyerah. - Menyerah pada keadaan bukanlah identik tanda kelemahan. Terkadang, menyerah adalah pilihan yang bijaksana untuk melindungi diri sendiri dari situasi yang merugikan. Namun, penting juga untuk tidak menyerah pada mimpi dan tujuan hidup kita. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat belajar untuk bangkit kembali dari keterpurukan dan mencapai kesuksesan.
Masyarakat pada umumnya beranggapan berjudi bukan suatu pekerjaan dan judi banyak yang melakukan penolakan termasuk dalam perbuatan yang melanggar hukum di Indonesia sehingga dapat berurusan dengan aparat penegak hukum. Situasi berbeda jika kita melakukan suatu trading yang disebabkan ada beberapa ciri khas yang membedakan pelaku judi (penjudi) dengan pelaku trading (trader). Perbedaan ini mencakup pendekatan, motivasi, strategi, dan sikap terhadap risiko. Contohnya:
- Pendekatan terhadap Risiko:
- Trader cenderung memiliki manajemen risiko yang terstruktur. Mereka menggunakan alat seperti stop-loss, take-profit, dan diversifikasi portofolio untuk membatasi kerugian dimana risiko dihitung berdasarkan analisis dan data, bukan spekulasi murni. Trader memahami bahwa risiko adalah bagian dari proses, tetapi mereka berusaha meminimalkannya dengan strategi yang matang.
- Penjudi sering kali mengambil risiko tanpa perhitungan yang matang. Mereka mungkin bertaruh berdasarkan "firasat" atau keberuntungan. Tidak ada manajemen risiko yang sistematis, dan mereka cenderung mengambil risiko besar untuk keuntungan instan. Penjudi sering kali "chasing losses" (berusaha mengembalikan kerugian dengan bertaruh lebih banyak). - Motivasi dan Tujuan:
- Motivasi utama trader adalah menghasilkan keuntungan jangka panjang melalui strategi yang terencana sebab melihat trading sebagai bisnis atau investasi, bukan sebagai hiburan. Trader fokus pada pertumbuhan portofolio secara konsisten, bukan keuntungan instan.
- Motivasi penjudi sering kali adalah sensasi atau hiburan, selain keinginan untuk mendapatkan keuntungan cepat. Berjudi tidak memiliki rencana jangka panjang dan lebih fokus pada hasil langsung. Penjudi sering kali bertaruh untuk "kesenangan" atau "adrenalin". - Penggunaan Analisis dan Strategi:
- Trader menggunakan analisis teknikal, fundamental, atau kuantitatif untuk membuat keputusan. Mereka mengandalkan data, grafik, berita, dan indikator pasar untuk memprediksi pergerakan harga. Trader memiliki rencana trading yang jelas, termasuk kapan masuk, keluar, dan mengelola posisi.
- Penjudi lebih mengandalkan keberuntungan atau spekulasi daripada analisis. Mereka mungkin tidak memiliki strategi yang terstruktur dan sering kali membuat keputusan impulsif. Dalam beberapa bentuk judi (seperti poker), mungkin ada elemen strategi, tetapi hasil akhirnya masih sangat bergantung pada keberuntungan. - Sikap terhadap Kerugian:
- Trader menerima kerugian sebagai bagian dari proses belajar dan trading. Mereka memiliki rencana untuk menghadapi kerugian, seperti menggunakan stop-loss atau mengevaluasi kesalahan. Trader cenderung lebih tenang dan tidak terpancing emosi saat mengalami kerugian.
- Penjudi sering kali bereaksi secara emosional terhadap kerugian, seperti frustrasi atau marah. Mereka mungkin mencoba "mengembalikan kerugian" dengan bertaruh lebih banyak, yang sering kali memperburuk situasi. Kerugian dianggap sebagai kegagalan pribadi, bukan bagian dari proses. - Disiplin dan Konsistensi:
-Trader yang sukses memiliki disiplin tinggi dalam mengikuti rencana trading mereka. Mereka konsisten dalam menerapkan strategi dan tidak mudah terpengaruh oleh emosi atau godaan untuk menyimpang dari rencana. Trader sering kali memiliki jadwal dan rutinitas yang teratur.
- Penjudi sering kali kurang disiplin dan mudah terbawa emosi. Mereka mungkin bertaruh secara impulsif atau melanggar batasan yang telah mereka tetapkan untuk diri sendiri. Konsistensi jarang menjadi prioritas, karena keputusan sering kali dibuat secara spontan. - Pandangan terhadap Keberuntungan:
- Trader percaya bahwa keberuntungan bukanlah faktor utama dalam kesuksesan. Mereka mengandalkan pengetahuan, keterampilan, dan strategi. Mereka memahami bahwa pasar bisa tidak pasti, tetapi mereka berusaha meminimalkan ketergantungan pada keberuntungan.
- Penjudi sering kali mengandalkan keberuntungan sebagai faktor utama dalam aktivitas mereka. Mereka mungkin percaya pada "nasib" atau "firasat" sebagai penentu hasil. - Jangka Waktu dan Tujuan Finansial:
- Trader memiliki tujuan jangka panjang, seperti membangun kekayaan atau menghasilkan pendapatan pasif. Mereka melihat trading sebagai cara untuk mencapai stabilitas finansial atau kebebasan finansial.
- Penjudi sering kali memiliki tujuan jangka pendek, seperti mendapatkan keuntungan cepat atau memenangkan jackpot. Mereka jarang memikirkan dampak jangka panjang dari aktivitas mereka. - Sikap terhadap Pembelajaran:
- Trader terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Mereka membaca buku, mengikuti kursus, dan menganalisis kesalahan untuk meningkatkan performa. Mereka melihat trading sebagai proses pembelajaran yang berkelanjutan.
- Penjudi mungkin tidak terlalu tertarik untuk belajar atau meningkatkan keterampilan, terutama dalam bentuk judi yang sepenuhnya bergantung pada keberuntungan. Mereka cenderung mengulangi pola yang sama tanpa evaluasi diri.
Selain perbedaan, antara trading dan judi memiliki beberapa kesamaan, terutama oleh orang-orang yang tidak terlalu familiar dengan dunia trading. Contoh beberapa persamaan antara trading dan judi:
- Unsur Ketidakpastian:
- Trading: Hasil dari trading tidak pernah bisa dipastikan sepenuhnya. Meskipun trader menggunakan analisis teknikal, fundamental, atau algoritma, selalu ada risiko bahwa pasar bisa bergerak berlawanan dengan prediksi.
- Judi: Hasil dari judi juga tidak pasti. Pemain judi tidak bisa memprediksi dengan pasti hasil dari permainan seperti roulette, dadu, atau mesin slot. - Potensi Keuntungan dan Kerugian:
- Trading: Trader bisa mendapatkan keuntungan besar, tetapi juga bisa mengalami kerugian yang signifikan.
- Judi: Pemain judi bisa memenangkan uang dalam jumlah besar, tetapi juga bisa kehilangan semua taruhannya. - Keterlibatan Emosi:
- Trading: Emosi seperti ketakutan dan keserakahan bisa memengaruhi keputusan trading, yang bisa mengarah pada kesalahan dan kerugian.
- Judi: Emosi juga memainkan peran besar dalam judi. Pemain bisa terus bermain karena keserakahan atau mencoba untuk mengembalikan kerugian (chasing losses). - Kebutuhan akan Disiplin:
- Trading: Trader yang sukses biasanya memiliki disiplin tinggi dalam mengikuti rencana trading dan manajemen risiko.
- Judi: Pemain judi yang disiplin mungkin memiliki batasan dalam berapa banyak mereka bertaruh dan kapan harus berhenti.
- Penggunaan Strategi:
- Trading: Trader menggunakan berbagai strategi dan alat analisis untuk mencoba memprediksi pergerakan pasar.
- Judi: Beberapa bentuk judi, seperti poker atau blackjack, melibatkan strategi dan keterampilan untuk meningkatkan peluang menang. - Adiksi:
- Trading: Beberapa trader bisa menjadi kecanduan pada aktivitas trading, terutama jika mereka mengalami serangkaian keberhasilan atau kegagalan.
- Judi: Judi bisa sangat adiktif, dan beberapa orang bisa mengembangkan masalah judi yang serius. - Pengelolaan Uang:
- Trading: Manajemen uang yang baik adalah kunci untuk bertahan dalam trading jangka panjang.
- Judi: Pemain judi yang baik juga perlu mengelola uang mereka dengan bijak untuk menghindari kerugian besar.
Catatan keterkaitan sikap mudah menyerah dengan perjudian seperti lingkaran setan sebab memiliki hubungan yang kompleks dan saling memperkuat satu sama lain. Seseorang yang memiliki kecenderungan mudah menyerah mungkin lebih rentan untuk terlibat dalam perjudian sebagai cara untuk mencari pelarian atau mengatasi perasaan putus asa. Sebaliknya, kekalahan dalam perjudian dapat memperburuk perasaan mudah menyerah dan menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan. Sikap mudah menyerah yang mempengaruhi perjudian antara lain:
- Mencari Pelarian: Orang yang mudah menyerah mungkin melihat perjudian sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau tekanan hidup. Mereka berharap dapat mengubah nasib mereka secara instan melalui perjudian.
- Harapan Palsu: Perjudian dapat memberikan harapan palsu akan kemenangan besar, yang dapat menarik orang yang mudah menyerah. Mereka mungkin percaya bahwa keberuntungan akan berpihak pada mereka dan mengubah hidup mereka.
- Mengatasi Emosi Negatif: Kekalahan dalam perjudian dapat memicu perasaan putus asa, marah, dan kecewa. Orang yang mudah menyerah mungkin menggunakan perjudian sebagai cara untuk mengatasi emosi negatif ini, meskipun hanya sementara.
Perjudian memperparah sikap mudah menyerah sehingga timbul lingkaran setan antara lain: (perlu bantuan dan dukungan yang tepat, seseorang dapat memutus lingkaran setan ini dan membangun kehidupan yang lebih baik)
- Kerugian Finansial: Kekalahan dalam perjudian dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Hal ini dapat memperburuk perasaan putus asa dan membuat seseorang merasa semakin sulit untuk keluar dari situasi sulit.
- Kehilangan Kontrol: Perjudian yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan kontrol atas diri sendiri. Hal ini dapat memperburuk perasaan mudah menyerah dan membuat seseorang merasa tidak berdaya.
- Isolasi Sosial: Orang yang berjudi seringkali menarik diri dari lingkungan sosial mereka. Isolasi ini dapat memperburuk perasaan kesepian dan putus asa, yang pada gilirannya dapat memperkuat sikap mudah menyerah.
Dalam mengambil keputusan melakukan trading maka yang pertama kali dilakukan seharusnya menilai diri sendiri apakah memiliki sikap mental seorang broker atau trader. Sikap mental seorang broker atau trader memainkan peran krusial dalam kesuksesan di dunia trading. Trading bukan hanya tentang pengetahuan teknis atau strategi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang mengelola emosi, tekanan, dan keputusan dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Contohnya:
- Disiplin:
- Mengikuti Rencana Trading: Broker harus memiliki rencana trading yang jelas dan disiplin untuk mengikutinya, termasuk aturan masuk, keluar, dan manajemen risiko.
- Tidak Melakukan Overtrading: Menghindari kecenderungan untuk melakukan terlalu banyak transaksi hanya karena merasa harus "selalu aktif" di pasar.
- Patuh pada Aturan: Tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan, seperti batasan risiko atau target keuntungan. - Sabar:
- Menunggu Peluang Terbaik: Tidak terburu-buru masuk ke pasar hanya karena takut kehilangan peluang. Broker yang sukses tahu kapan harus menunggu dan kapan harus bertindak.
- Tidak Memaksakan Trading: Jika kondisi pasar tidak ideal, broker yang sabar akan menahan diri untuk tidak trading. - Emosi yang Terkendali:
- Mengelola Stres: Trading bisa sangat menegangkan, terutama saat menghadapi kerugian. Broker harus mampu mengelola stres dan tetap tenang.
- Tidak Terpancing Emosi: Menghindari keputusan impulsif yang didasarkan pada rasa takut, serakah, atau frustrasi.
- Menerima Kerugian: Kerugian adalah bagian dari trading. Broker yang sukses menerima kerugian sebagai pelajaran dan tidak membiarkannya memengaruhi keputusan berikutnya. - Fokus dan Konsentrasi:
- Tetap Waspada: Broker harus selalu fokus pada pergerakan pasar dan berita yang dapat memengaruhi harga aset.
- Menghindari Gangguan: Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari gangguan, seperti media sosial atau hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian. - Fleksibilitas:
- Mampu Beradaptasi: Pasar selalu berubah, dan broker harus bisa menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi pasar.
- Tidak Kaku: Meskipun disiplin penting, broker juga perlu fleksibel dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. - Keberanian:
- Mengambil Risiko yang Terkalkulasi: Broker harus berani mengambil keputusan, tetapi risiko tersebut harus sudah dihitung dan sesuai dengan rencana trading.
- Tidak Takut Gagal: Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Broker yang sukses tidak takut gagal, tetapi belajar dari kesalahan mereka.
- Realistis:
- Menetapkan Ekspektasi yang Realistis: Tidak mengharapkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Broker yang realistis memahami bahwa trading adalah proses jangka panjang.
- Menerima Batasan: Menyadari bahwa tidak semua peluang bisa dimanfaatkan dan tidak semua prediksi akan tepat. - Kemampuan Analitis:
- Berpikir Logis: Broker harus mampu menganalisis data dan informasi secara objektif, tanpa dipengaruhi emosi.
- Membuat Keputusan Berdasarkan Data: Mengandalkan analisis teknikal, fundamental, atau kuantitatif daripada firasat atau spekulasi. - Tanggung Jawab:
- Bertanggung Jawab atas Keputusan: Broker harus siap menerima konsekuensi dari setiap keputusan trading, baik itu keuntungan maupun kerugian.
- Tidak Menyalahkan Pasar atau Orang Lain: Broker yang sukses tidak menyalahkan faktor eksternal atas kegagalan mereka, tetapi mencari cara untuk memperbaiki diri. - Konsistensi:
- Tetap Konsisten dengan Strategi: Broker harus konsisten dalam menerapkan strategi trading mereka, meskipun menghadapi tekanan atau godaan untuk menyimpang.
- Tidak Terlalu Sering Mengubah Pendekatan: Terlalu sering mengubah strategi dapat mengganggu konsistensi dan membuat hasil trading tidak stabil. - Kesabaran dalam Belajar:
- Terus Belajar dan Mengembangkan Diri: Pasar terus berkembang, dan broker harus selalu belajar untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
- Menerima Kritik dan Saran: Broker yang sukses terbuka terhadap umpan balik dan saran untuk perbaikan.
- Kejujuran:
- Jujur pada Diri Sendiri: Broker harus jujur mengevaluasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta tidak menipu diri sendiri tentang kinerja trading.
- Transparan dengan Klien: Jika broker bekerja untuk klien, kejujuran dan transparansi dalam mengelola dana klien sangat penting. - Kesadaran akan Risiko:
- Selalu Mempertimbangkan Risiko: Broker yang baik selalu mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan trading.
- Tidak Terlalu Percaya Diri: Overconfidence bisa berbahaya karena dapat membuat broker mengabaikan risiko. - Kemampuan untuk Bekerja di Bawah Tekanan:
- Tetap Tenang dalam Situasi Kritis: Pasar bisa sangat volatil, dan broker harus mampu tetap tenang dan berpikir jernih dalam situasi tekanan tinggi.
- Tidak Panik saat Pasar Bergejolak: Broker yang sukses tidak panik saat pasar bergerak tidak sesuai prediksi, tetapi tetap mengikuti rencana mereka. - Visi Jangka Panjang:
- Fokus pada Tujuan Jangka Panjang: Broker yang sukses tidak terpaku pada keuntungan atau kerugian jangka pendek, tetapi fokus pada tujuan jangka panjang.
- Tidak Terlalu Emosional dengan Fluktuasi Harian: Mereka memahami bahwa fluktuasi harian adalah bagian normal dari trading.
Dalam melakukan trading tentukan terlebih dahulu masalah ruang lingkup trading (perdagangan) sebab hal tersebut sangat luas dan mencakup berbagai aspek, mulai dari instrumen yang diperdagangkan hingga strategi dan pasar yang terlibat. Ruang lingkup trading yang ada saat ini antara lain:
- Instrumen Keuangan yang Diperdagangkan:
- Saham (Stocks): Kepemilikan sebagian dari sebuah perusahaan.
- Obligasi (Bonds): Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan.
- Forex (Foreign Exchange): Perdagangan mata uang asing.
- Komoditas (Commodities): Barang mentah seperti emas, minyak, atau hasil pertanian.
- Indeks (Indices): Sekelompok saham yang mewakili pasar atau sektor tertentu.
- Derivatif (Derivatives): Kontrak yang nilainya berasal dari aset dasar, seperti opsi, futures, atau CFD (Contract for Difference).
- Cryptocurrency: Mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. - Jenis Pasar:
- Pasar Saham (Stock Market): Tempat perdagangan saham perusahaan.
- Pasar Forex: Pasar global untuk perdagangan mata uang.
- Pasar Komoditas: Tempat perdagangan komoditas fisik.
- Pasar OTC (Over-the-Counter): Perdagangan langsung antara dua pihak tanpa melalui bursa.
- Pasar Derivatif: Pasar untuk instrumen derivatif seperti opsi dan futures.
- Pasar Kripto: Pasar untuk mata uang digital yang tersedia di pasar cryptocurrency - Jangka Waktu Trading:
- Scalping: Trading dalam jangka waktu sangat singkat (beberapa detik hingga menit).
- Day Trading: Membuka dan menutup posisi dalam satu hari.
- Swing Trading: Memegang posisi selama beberapa hari hingga minggu.
- Position Trading: Memegang posisi dalam jangka panjang (bulan hingga tahun). - Strategi Trading:
- Analisis Teknikal: Menggunakan grafik dan indikator untuk memprediksi pergerakan harga.
- Analisis Fundamental: Menganalisis faktor ekonomi, keuangan, dan lainnya yang memengaruhi nilai aset.
- Algo Trading: Menggunakan algoritma dan program komputer untuk melakukan trading secara otomatis.
- High-Frequency Trading (HFT): Trading dengan kecepatan tinggi menggunakan algoritma canggih. - Platform dan Teknologi:
- Platform Trading: Software yang digunakan untuk melakukan trading, seperti MetaTrader, TradingView, atau platform khusus broker.
- Mobile Trading: Trading melalui aplikasi mobile.
- API Trading: Antarmuka pemrograman aplikasi untuk mengintegrasikan sistem trading dengan platform lain. - Risiko dan Manajemen Risiko:
- Leverage: Penggunaan dana pinjaman untuk meningkatkan potensi keuntungan (dan risiko).
- Stop-Loss dan Take-Profit: Alat untuk membatasi kerugian dan mengunci keuntungan.
- Diversifikasi: Menyebar investasi ke berbagai aset untuk mengurangi risiko. - Regulasi dan Legalitas:
- Regulator Pasar: Badan yang mengawasi pasar keuangan, seperti SEC di AS atau OJK di Indonesia.
- Kepatuhan Hukum: Mematuhi peraturan yang berlaku di negara tempat trading dilakukan. - Psikologi Trading:
- Disiplin: Kemampuan untuk mengikuti rencana trading tanpa terpengaruh emosi.
- Manajemen Emosi: Mengendalikan rasa takut dan serakah yang dapat memengaruhi keputusan trading. - Pasar Global dan Lokal:
- Pasar Internasional: Trading di pasar global seperti NYSE, NASDAQ, atau pasar forex.
- Pasar Lokal: Trading di pasar domestik, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI).
Trading di Indonesia dahulu digerakkan oleh sektor swasta dengan tujuan meraih kekayaan, kemakmuran dan kesejahteraan sehingga berharap alami kemerdekaan secara keuangan. Jika trading tersebut alami hal yang tidak diharapkan maka pihak swasta yang melakukan kekeliruan akan menanggung resikonya yaitu mereduksi kekayaannya bahkan dapat menjadikan konglomerat memiliki utang yang sangat besar sedangkan asset yang dimiliki kertas tidak ada nilainya. Situasi telah berubah sehingga kegiatan trading menjadi sangat vital di Negara Republik Indonesia setelah resmi didirikan Danantara sebagai "Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Dana Kesejahteraan Negara" atau lembaga investasi milik pemerintah yang mengelola dana publik dalam jumlah besar. Dana ini biasanya berasal dari surplus pendapatan negara, seperti hasil ekspor sumber daya alam (minyak, gas, mineral), cadangan devisa, atau surplus anggaran. Danantara diproyeksikan akan mengelola Rp 14.648 triliun. Total aset investasi kelolaan Danantara tersebut mencapai hampir lima kali lipat dari anggaran belanja negara Indonesia pada 2025 yang berkisar Rp 3.000 triliun. Total aset kelolaan itu juga mencapai lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang sekitar Rp 23.000 triliun. Dengan berdirinya Danantara maka jika Danantara alami permasalahan dapat meningkatkan resiko Indonesia menjadi negara gagal secara ekonomi dan dapat mengancam keutuhan negara.
Prinsip kerja SWF bertujuan untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut secara strategis guna menghasilkan keuntungan jangka panjang, mendukung stabilitas ekonomi, dan memastikan kesejahteraan generasi mendatang. Danantara perlu membuat "buku putih" sehingga dapat diketahui keberadaannya oleh rakyat Indonesia sebab kelangsungan bangsa sangat ditentukan oleh Lembaga Danantara
Prinsip kerja Sovereign Wealth Fund secara umum adalah:
- Sumber Dana SWF memperoleh dana dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi ekonomi negara. Sumber dana utama meliputi:
- Hasil Ekspor Sumber Daya Alam: Contohnya, negara-negara penghasil minyak seperti Norwegia (Government Pension Fund Global) atau Arab Saudi (Public Investment Fund) mengumpulkan dana dari pendapatan ekspor minyak dan gas.
- Cadangan Devisa: Beberapa SWF dibentuk dari kelebihan cadangan devisa, seperti di China (China Investment Corporation).
- Surplus Anggaran: Negara dengan surplus anggaran, seperti Singapura (GIC Private Limited), dapat mengalokasikan sebagian dana tersebut ke SWF.
- Privatisasi atau Penjualan Aset Negara: Hasil penjualan aset negara juga dapat menjadi sumber dana SWF. - Tujuan Pembentukan SWF biasanya dibentuk oleh sejumlah tujuan utama:
- Mengelola Kekayaan Negara: Mengoptimalkan pengelolaan dana publik untuk kepentingan jangka panjang.
- Mendiversifikasi Ekonomi: Negara yang bergantung pada satu sektor (seperti minyak) menggunakan SWF untuk berinvestasi di sektor lain guna mengurangi ketergantungan.
- Menjaga Stabilitas Ekonomi: SWF dapat digunakan sebagai "dana penyangga" untuk menghadapi guncangan ekonomi, seperti penurunan harga komoditas.
- Menyediakan Dana untuk Generasi Mendatang: SWF sering kali bertujuan untuk memastikan kesejahteraan generasi mendatang, terutama bagi negara dengan sumber daya alam yang terbatas. - Struktur dan Kepemilikan SWF biasanya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah atau negara. Struktur organisasinya meliputi:
- Dewan Direksi: Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan strategis.
- Tim Manajemen Investasi: Mengelola portofolio investasi sehari-hari.
- Badan Pengawas: Memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana. - Strategi Investasi SWF mengadopsi berbagai strategi investasi untuk mencapai tujuannya. Strategi ini meliputi:
- Diversifikasi Portofolio: SWF berinvestasi di berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, real estate, infrastruktur, dan aset alternatif (private equity, hedge funds).
- Investasi Jangka Panjang: SWF fokus pada investasi yang menghasilkan keuntungan jangka panjang, bukan spekulasi jangka pendek.
- Investasi Domestik dan Internasional: Beberapa SWF berinvestasi di dalam negeri untuk mendukung pembangunan ekonomi, sementara yang lain berinvestasi secara global untuk diversifikasi risiko.
- Investasi Berkelanjutan: Banyak SWF mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) dalam keputusan investasi mereka. - Manajemen Risiko SWF memiliki pendekatan yang hati-hati dalam mengelola risiko. Beberapa prinsip manajemen risiko yang diterapkan meliputi:
- Diversifikasi: Menyebar investasi ke berbagai aset dan wilayah geografis untuk mengurangi risiko.
- Analisis Mendalam: Melakukan due diligence sebelum berinvestasi.
- Pengawasan Ketat: Memantau portofolio secara berkala dan menyesuaikan strategi jika diperlukan. - Transparansi dan Akuntabilitas SWF yang baik biasanya mengikuti prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas, seperti:
- Pelaporan Publik: Memublikasikan laporan tahunan yang merinci kinerja investasi dan portofolio.
- Kepatuhan terhadap Standar Internasional: Banyak SWF mengikuti Prinsip-Prinsip Santiago, seperangkat pedoman sukarela untuk tata kelola dan transparansi SWF.
- Audit Independen: Laporan keuangan SWF diaudit oleh pihak independen untuk memastikan keakuratan dan kejujuran. - Contoh Sovereign Wealth Fund terkenal dan prinsip kerjanya:
- Government Pension Fund Global (Norwegia) dengan sumber dana dari ekspor minyak dan gas dan strategi adalah berinvestasi secara global di saham, obligasi, dan real estate serta tujuan menjamin kesejahteraan generasi mendatang.
- China Investment Corporation (CIC) dengan sumber dana dari cadangan devisa China dan strategi adalah berinvestasi di saham, obligasi, dan aset alternatif di seluruh dunia serta tujuan meningkatkan nilai cadangan devisa.
- Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dengan sumber dana pendapatan dari ekspor minyak dan strategi: Diversifikasi portofolio global, termasuk saham, obligasi, real estate, dan infrastruktur serta tujuan melindungi kekayaan negara untuk masa depan.
- GIC Private Limited (Singapura) dengan sumber dana dari surplus anggaran pemerintah dan strategi: Investasi jangka panjang di berbagai aset global serta tujuan menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan negara. - Tantangan dan Kritik, seperti:
- Isu Transparansi: Beberapa SWF dianggap kurang transparan dalam pengelolaan dana.
- Politik: SWF dapat menjadi alat politik, terutama jika digunakan untuk menguasai aset strategis di negara lain.
- Risiko Investasi: Meskipun dikelola secara profesional, SWF tetap menghadapi risiko pasar dan ekonomi global.
Hal penting soal keuntungan yang dihasilkan oleh Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Dana Kesejahteraan Negara bagaimana dapat dirasakan oleh masyarakat melalui berbagai mekanisme, tergantung pada kebijakan dan tujuan dari SWF tersebut. Proses ini melibatkan alokasi dana yang strategis untuk mendukung program-program yang berdampak langsung atau tidak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Contoh:
- Pembiayaan Program Sosial dan Kesejahteraan yang langsung bermanfaat bagi masyarakat, seperti:
- Pendidikan: Membiayai pembangunan sekolah, beasiswa, atau program pelatihan keterampilan.
- Kesehatan: Membiayai fasilitas kesehatan, program vaksinasi, atau asuransi kesehatan bagi masyarakat.
- Jaminan Sosial: Menyediakan dana untuk pensiun, tunjangan pengangguran, atau bantuan sosial bagi kelompok rentan.
Contoh:
- Norwegia: Government Pension Fund Global (GPFG) digunakan untuk mendanai sistem pensiun dan program kesejahteraan sosial di Norwegia.
- Kuwait: Dana dari Kuwait Investment Authority (KIA) digunakan untuk memberikan subsidi dan bantuan sosial kepada warga Kuwait. - Pembangunan Infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti:
- Transportasi: Membangun jalan, jembatan, bandara, atau sistem transportasi umum.
- Energi: Mengembangkan pembangkit listrik atau jaringan energi terbarukan.
- Air dan Sanitasi: Membangun sistem penyediaan air bersih dan sanitasi.
Contoh:
- Arab Saudi: Public Investment Fund (PIF) berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur besar seperti NEOM, kota pintar futuristik yang diharapkan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup. - Diversifikasi Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja, terutama bagi negara yang bergantung pada satu sektor (seperti minyak). Dengan berinvestasi di sektor-sektor baru, SWF membantu menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi bagi masyarakat. Misal:
- Investasi di Sektor Teknologi, Pariwisata, atau Manufaktur: Membuka lapangan kerja baru dan mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional.
- Dukungan untuk UMKM: Memberikan modal atau pelatihan bagi usaha kecil dan menengah.
Contoh:
- Uni Emirat Arab: Mubadala Investment Company berinvestasi di sektor teknologi, energi terbarukan, dan pariwisata, menciptakan lapangan kerja bagi warga Emirat. - Stabilisasi Ekonomi karena dapat berfungsi sebagai "dana penyangga" untuk melindungi perekonomian negara dari guncangan eksternal, seperti:
- fluktuasi harga komoditas atau krisis keuangan global. Dengan menjaga stabilitas ekonomi, SWF membantu memastikan kesejahteraan masyarakat.
- Cadangan untuk Krisis: SWF dapat digunakan untuk menstabilkan mata uang, mendukung sektor perbankan, atau memberikan stimulus ekonomi saat terjadi krisis.
- Subsidi Harga: Menjaga harga barang kebutuhan pokok tetap terjangkau.
Contoh:
- Norwegia: GPFG digunakan sebagai cadangan untuk melindungi perekonomian Norwegia dari fluktuasi harga minyak. - Pendanaan untuk Pembangunan Berkelanjutan mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) dalam investasi mereka, yang berarti mereka berinvestasi di proyek-proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan:
- Mengurangi Dampak Lingkungan: Membiayai proyek energi terbarukan atau konservasi alam.
- Meningkatkan Kualitas Hidup: Membangun kota hijau atau sistem transportasi ramah lingkungan.
Contoh:
- New Zealand Superannuation Fund: Berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan yang mendukung lingkungan dan masyarakat. - Transfer Langsung ke Pemerintah untuk mendanai anggaran negara. Dana ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai program publik yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti:
- Subsidi: Subsidi bahan bakar, listrik, atau pangan.
- Infrastruktur Publik: Membangun fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, atau taman.
- Bantuan Tunai: Memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin atau terdampak bencana.
Contoh:
- Alaska Permanent Fund (AS): Memberikan dividen tahunan kepada setiap warga Alaska dari keuntungan SWF. - Peningkatan Kualitas Hidup melalui Investasi Global yang dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan. Keuntungan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di negara asal melalui:
- Peningkatan Pendapatan Nasional: Keuntungan dari investasi global dapat meningkatkan pendapatan negara, yang kemudian dialokasikan untuk program-program publik.
- Transfer Teknologi: Investasi di perusahaan teknologi global dapat membawa pengetahuan dan teknologi baru ke negara asal.
Contoh:
- China Investment Corporation (CIC): Berinvestasi di perusahaan teknologi global, yang kemudian dapat membawa manfaat bagi perkembangan teknologi di China. - Pendidikan dan Kesadaran Finansial dengan berperan dalam meningkatkan kesadaran finansial dan pendidikan masyarakat melalui:
- Program Edukasi: Memberikan pelatihan atau seminar tentang keuangan dan investasi.
- Transparansi Publik: Melaporkan kinerja SWF secara terbuka untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan keuangan negara.
Contoh:
- Norwegia: GPFG secara rutin memublikasikan laporan tahunan yang dapat diakses publik, meningkatkan transparansi dan edukasi finansial.
Danantara adalah lembaga baru milik pemerintah yang mengelola dana masyarakat dalam jumlah besar dan terlibat dalam kegiatan trading atau investasi. Perusahaan atau lembaga ini biasanya bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan dana publik, meningkatkan nilai aset, atau mendukung stabilitas ekonomi negara. Lembaga lainnya seperti:
- Perusahaan Pengelola Aset (Asset Management Companies) yang khusus mengelola aset atau dana publik, termasuk melakukan kegiatan trading atau investasi. Contohnya: PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) adalah BUMN yang bertugas mengelola aset-aset bermasalah (non-performing loans/NPL) dari bank-bank yang pernah mengalami krisis. Meskipun fokus utamanya adalah restrukturisasi aset, PPA juga dapat terlibat dalam aktivitas investasi atau trading untuk meningkatkan nilai aset.
- Bank Sentral di beberapa negara juga terlibat dalam kegiatan trading, terutama dalam mengelola cadangan devisa negara. Mereka melakukan trading valuta asing (forex) dan instrumen keuangan lainnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang dan cadangan devisa. Contohnya: Bank Indonesia (BI): Bank Indonesia mengelola cadangan devisa Indonesia dan dapat melakukan trading forex untuk menjaga stabilitas rupiah.
- Lembaga Jaminan Sosial atau Dana Pensiun milik negara juga sering mengelola dana masyarakat dalam jumlah besar dan terlibat dalam kegiatan trading atau investasi. Contohnya: BPJS Ketenagakerjaan mengelola dana jaminan sosial dan pensiun masyarakat. Sebagian dari dana ini diinvestasikan dalam instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan reksa dana.
- Perusahaan Minyak dan Gas Milik Negara sering kali mengelola dana besar dari pendapatan ekspor minyak dan gas. Mereka dapat terlibat dalam kegiatan trading komoditas atau instrumen keuangan. Contohnya: Pertamina, BUMN yang bergerak di sektor energi, terlibat dalam trading minyak dan gas internasional.
Banyak yang terlibat aktivitas trading baik perorangan atau kelembagaan yang juga banyak perusahaan milik negara atau lembaga pemerintah yang mengelola dana masyarakat dalam jumlah besar dan terlibat dalam kegiatan trading atau investasi. Mereka biasanya bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan dana publik, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung pembangunan nasional. Aktivitas trading ini dilakukan dengan pendekatan yang terstruktur dan profesional, berbeda dengan spekulasi atau judi.
Dalam kegiatan trading siapa pun yang terlibat bertujuan memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan. Alkitab pun memberikan prinsip yang sederhana untuk diterapkan dalam urusan trading. Misalnya:
- Cinta akan Uang adalah Akar Segala Kejahatan (1 Timotius 6:10): Alkitab memperingatkan kita tentang bahaya cinta akan uang. Perjudian dan lotere sering kali didorong oleh keinginan untuk cepat kaya, yang dapat menjadi jerat dan menjauhkan seseorang dari Tuhan. Uang yang kita hasilkan selain untuk kebutuhan hidup juga untuk kemakmuran dan kesejahteraan sesama manusia.
- Kerja Keras dan Tanggung Jawab (Amsal 10:4, 2 Tesalonika 3:10): Alkitab mendorong kita untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam mencari nafkah. Perjudian dan lotere sering kali bertentangan dengan prinsip ini, karena mengandalkan keberuntungan semata daripada usaha yang sungguh-sungguh. Trading adalah suatu pekerjaan yang mengharuskan perhatian atau fokus secara khusus.
- Mengelola Keuangan dengan Bijak (Amsal 27:18): Alkitab mengajarkan kita untuk mengelola keuangan dengan bijak dan tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Perjudian dan lotere dan trading tidak disarankan untuk dilakukan sedangkan semua pekerjaan pun perlu kebijaksanaan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup terlebih-lebih bila dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
- Tidak Serakah (Keluaran 20:17): Alkitab melarang keserakahan, yaitu keinginan yang berlebihan untuk memiliki sesuatu yang bukan milik kita. Perjudian dan lotere sering kali didorong oleh keserakahan, yaitu keinginan untuk mendapatkan uang dengan cara yang mudah dan cepat. Segala yang kita miliki harus disyukuri dan ingat juga bahwa di Indonesia ada tiga juta orang tunawisma dan gelandangan yang makan dari sisa-sisa makanan yang terdapat di tempat sampah yang membutuhkan bantuan makanan sebagai kebutuhan paling dasar sebagai makhluk hidup.
Jika melakukan pekerjaan apa pun juga jangan ingin kaya secara cepat termasuk dalam melakukan trading sebab itu adalah bagian dari sikap mental saat memasuki dunia kerja agar tidak jatuh ke dalam penghukuman berdasarkan sistem hukum yang ada. Hukuman dari TUHAN jika tetap tidak bertobat dalam usaha kita mencukupi kebutuhan hidup ataupun ingin makmur serta sejahtera itu nyata yang puncaknya di lempar ke lautan api yang kekal di neraka.
Trading adalah usaha manusia kalangan tertentu agar menjadi makmur dan sejahtera tetapi bila hidup kita dapat dipercaya untuk mengerjakan apa pun juga yang dapat dikerjakan dalam cara yang baik, benar dan adil maka ada berkat yang tersedia yang tidak dapat dinilai hanya oleh uang saja juga kekayaan yang ada di dunia.
Catatan dari Raja Salomo tentang penghasilan dari bekerja antara lain:
- Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. (Amsal 16:8)
- Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia (Pengkhotbah 5:10)
- Tulisan lainnya di werua blog:
- Membina Kepercayaan Merebut Pasar
- Ketenangan Bertransaksi
- Ketidakpastian Dalam Perencanaan Bisnis
- Pengaruh Inflasi Terhadap Beban Hidup Dan Penderitaan
- Antar Muka Otak-komputer Sebagai Tanda Zaman
- Nasihat Terhadap Ketamakan Kekayaan
- Nama Baik Perusahaan Di Era Informasi
- Keunggulan Dalam Persaingan Bisnis
- Pengangguran Dalam Dunia Kerja
- Kesejahteraan Ekonomi Untuk Generasi Penerus