Dalam teks di atas, kita menemukan kata "ragi / zymē" itu terkait dengan gambaran Kerajaan Allah. Ragi yang dimaksud tentulah ragi alami bukan ragi industri. Ragi adalah salah satu starter fermentasi yang mengandung campuran strain liar yang berasal dari bahan mentah yaitu "ragi" tidak ada unsur bakteri atau jamur dengan ekosistem yang seimbang.
Bila ragi dikaitkan dengan tepung terigu maka diduga hal ini berhubungan dengan proses pembuatan roti dengan model roti yang beredar di Israel ketika Yesus, Sang Firman mengambil rupa manusia dengan mengenakan daging. Ragi yang dimaksud diperkirakan mengunakan "Sourdough" sebagai starter alami yang terdiri dari kultur stabil bakteri asam laktat dari famili Lactobacillaceae dan ragi liar dalam campuran tepung dan air . Roti penghuni pertama adalah roti yang dihasilkan oleh penghuni pertama dalam proses fermentasi daging buahnya. Ragi menghasilkan gas karbon dioksida sambil memecah pati dalam tepung. Terciptanya gelembung gas berkontribusi pada struktur roti yang kenyal pada akhir pemanggangan. Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat yang berkontribusi terhadap rasa asam pada roti, dan meningkatkan kualitas pengawetan roti setelah penurunan pH. Bakteri asam laktat juga memecah gula yang tidak dapat dibuat oleh ragi dan ragi memecah produk sampingan fermentasi asam laktat . Selama fermentasi, enzim hidrolitik ditemukan di berbagai biji biji-bijian, khususnya yang termasuk dalam kelompok fitase, dan protease, yang bekerja pada adonan setelah penurunan pHnya. Aktivitas enzimatik menyebabkan perubahan kimiawi yang signifikan pada adonan , serta perubahan rasa dan bau pada roti.Yesus memberikan perumpamaan Kerajaan Allah dengan memakai ragi, mungkin disebabkan bahwa ragi memiliki ciri khas yang unik. Lazimnya, dalam Perjanjian Baru, "zumé - ragi" digunakan secara metaforis untuk mewakili pengaruh, yang sering kali bersifat merusak. Umumnya dikaitkan dengan dosa, ajaran sesat, atau kemunafikan, yang menggambarkan bagaimana sejumlah kecil ragi dapat meresap dan memengaruhi keseluruhan yang lebih besar. Dalam konteks yang tertulis di Matius 13:31-33; Markus 4:30-32 dan Lukas 13:21 makna yang ditampilkan berbeda dan memiliki keunikan khusus. HELPS Word-studies menyatakan bahwa "zýmē – leaven (yeast); (secara kiasan) pengaruh yang menyebar dari apa yang biasanya disembunyikan (tetapi masih sangat dramatis). Lazimnya yang disembunyikan adalah hal yang bersifat kejahatan, tetapi untuk teks Lukas 13:20-21 berbeda.
Sifat yang tersembunyi dalam diri seseorang karena orang sekelilingnya tidak mengetahui apa yang dipikirkan, apa yang menjadi permohonan doa yang dipanjatkan secara pribadi hingga orang lain tidak mengetahui apa maksud dari sikap dan tindakannya, tetap memiliki dampak atau pengaruh sebab hal itu terkait selaras dengan hukum alam dimana semua makhluk hidup tersambung dengan interkoneksi dalam suatu siklus yang terjadi di bumi dan memiliki rekam jejak seperti jejak digital. Pengaruh yang tidak terlihat tetap terasa, terlebih jika memiliki dampak kumulatif yang menyerupai efek bola salju. Jika terjadi efek bola salju maka perubahan sistemik adalah sesuatu yang wajar terjadi.
Tepung terigu adalah salah satu bahan makanan yang dibutuhkan untuk membuat roti, dimana roti adalah makanan utama orang Israel pada saat tersebut. Hal-hal yang tercatat dalam Alkitab terkait dengan terigu, antara lain:- Sumber nutrisi dan sangat penting bagi kehidupan, sebab:
- Pokok Makanan: Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan roti, yang menjadi makanan pokok bagi banyak orang di zaman Alkitab. Ini melambangkan kehidupan, pertumbuhan, dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
- Berkat Tuhan: Terigu sering dikaitkan dengan berkat Tuhan, terutama dalam konteks panen yang melimpah. - Kemurnian dan Kesucian, dengan pertimbangan:
- Persembahan: Tepung sering digunakan sebagai persembahan kepada Tuhan, melambangkan kesucian dan kemurnian hati yang dipersembahkan kepada-Nya.
- Kehidupan Baru: Dalam beberapa konteks, tepung yang digiling halus dikaitkan dengan proses penyucian dan pembaharuan diri. - Umat Tuhan berdasarkan dalam perumpamaan Yesus, ragi yang dicampurkan ke dalam tepung seringkali digunakan sebagai simbol pengaruh ajaran-ajaran tertentu terhadap umat Tuhan. Tepung sendiri dapat melambangkan umat Tuhan yang dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu.
- Kerajaan Allah dengan pemikiran bahwa perumpamaan tentang ragi yang mengkhamirkan seluruh adonan sering dikaitkan dengan pertumbuhan Kerajaan Allah di dunia. Ragi melambangkan Injil yang menyebar dan mengubah hati manusia.
- Tepung tanpa ragi dalam konteks hukum Taurat dipergunakan sebagai lambang kesucian dan kemurnian dengan pertimbangan terhadap teks dalam Keluaran 29:2 dimana persembahan kepada TUHAN harus dilakukan dengan penuh hormat.
Tentang frase "tiga sukat tepung terigu" bagi penulis merupakan pernyataan Yesus yang sulit diopahami meskipun beberapa teolog bertanya "Apakah ada hubungan antara "tiga sukat" dengan angka tiga dalam Alkitab? Angka tiga seringkali melambangkan kesempurnaan atau keutuhan dalam konteks Alkitab.
Yesus menyatakan bahwa ragi itu berada ditangan perempuan. Apakah benar dan pasti bahwa peran domestik seperti memasak dan mengolah makanan diasosiasikan dengan perempuan dalam kehidupan orang Yahudi pada zaman Yesus? Apakah laki-laki sama sekali tidak terlibat dalam aktivitas tersebut? Pertanyaan ini yang sederhana sesungguhnya bukan hal yang mudah dijawab, namun ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti:
- Kondisi Sosial Ekonomi: Dalam keluarga yang lebih miskin, baik laki-laki maupun perempuan mungkin perlu terlibat dalam persiapan makanan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
- Peran dalam Masyarakat: Ada beberapa kelompok masyarakat Yahudi, seperti Essenes, yang memiliki tradisi komunal di mana tugas-tugas dibagi tanpa memandang gender.
- Perjalanan: Selama perjalanan jauh, baik laki-laki maupun perempuan perlu menyiapkan makanan mereka sendiri, termasuk membuat roti.
- Perayaan Agama: Pada perayaan-perayaan tertentu, persiapan makanan melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk laki-laki.
Jamieson-Fausset-Brown dan sejumlah ahli teologi lainnya menyimpulkan bahwa wanita yang bekerja menguleni, melambangkan Gereja, sebagai alat untuk mengendapkan ragi tanpa memiliki konsep yang pasti tentang apakah makna dari ragi. Teolog pada umumnya merasa puas dengan pemikiran seperti:
- Kerajaan Allah sebagai Proses: Kerajaan Allah bukanlah peristiwa instan, melainkan proses yang terus berlangsung. Seperti ragi yang perlahan-lahan mengubah seluruh adonan, begitu pula Injil mengubah hati dan kehidupan manusia.
- Pengaruh yang Tak Terlihat: Ragi bekerja dari dalam, mengubah adonan tanpa terlihat dari luar. Begitu pula dengan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita, mengubah kita dari dalam tanpa perlu menjadi sorotan.
- Transformasi Total: Ragi mengubah seluruh adonan, begitu pula dengan Kerajaan Allah yang bertujuan untuk mengubah seluruh kehidupan manusia menjadi serupa dengan Kristus.
Selain pendapat di atas, juga ada beberapa pandangan lain, contoh: Matthew Henry yang berpendapat bahwa perkembangan Injil yang dinubuatkan dalam dua perumpamaan, seperti dalam Mat 13. Kerajaan Mesias adalah kerajaan Allah. Semoga kasih karunia bertumbuh dalam hati kita; semoga iman dan kasih kita bertumbuh dengan sangat pesat, sehingga memberikan bukti yang tidak diragukan lagi akan kenyataan mereka.
Berdasarkan sejumlah catatan dan informasi yang berhasil dihimpun, maka bila tepung dicampur dengan ragi, maka ragi tidak terlihat sebab dalam pengolahan makanan kebutuhan terhadap ragi sangat sedikit bila dibandingkan tepung terigu yang diperlukan. Sekalipun dibutuhkan sangat minim tetapi memiliki nilai yang cukup diperhitungkan dan diperlukan oleh wanita yaitu gereja dalam aktivitasnya berkenaan kerajaan Allah sekalipun berdasarkan hukum Taurat ragi sesuatu yang selayaknya tidak dipersembahkan kepada TUHAN. Apakah makna data data informasi yang diperoleh?
Jika mempertimbangkan perumpamaan Yesus pengampunan (Matius 18:21-35). Perumpamaan Yesus tentang pengampunan pun konteksnya terkait dengan Kerajaan Surga (23) maka timbul pertanyaan seperti:
- Mengapa Taurat Musa tidak mengizinkan bila mempersembahkan tepung kepada TUHAN terdapat ragi, sedangkan dalam perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus memakai ragi dalam menjelaskan tentang Kerajaan Allah?
- Bila memperhatikan Matius 18:23 maka ditemukan bahwa hamba-hamba dari sang raja dalam kerajaan Surga memiliki utang piutang dengan Raja. Dalam kisah Matius hanya dicantumkan satu orang saja, tetapi sudah cukup mewakili seluruh hamba dari sang raja - mereka semuanya tidak mampu membayar utang. Hanya karena kemurahan hati Raja yang bijaksana dan baik hati maka urusan utang piutang dinyatakan lunas secara sepihak. Karena dinyatakan segala hutangnya dianggap lunas maka raja akan bangkit amarahnya bila hamba yang utangnya dianggap lunas memaksa orang lain yang memiliki hutang kepada hamba raja tidak bersikap yang sama seperti yang ditunjukkan oleh raja. Apakah ini berarti Yesus mengunakan kata ragi yang banyak memiliki konotasi negatif tetapi karena pengampunan maka alami pembenaran? Apakah mungkin bahwa ragi yang menjadi bagian dalam kerajaan surga mengambarkan sosok yang mengampuni saudara disekeliling kita dengan segenap hati seperti Yesus telah mengampuni kita? Apakah memiliki konsep untuk memberkati orang yang mengutuk? Apakah ragi dalam kerajaan surga adalah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan karena oleh karuniaNya hidup kita telah diubahkan? Bukankah DIA telah memindahkan kita dari gelap kepada terang agar dapat memanculkan terang ke dunia yang gelap?....
Kehadiran Kerajaan Allah tidak dapat dipisahkan dengan sosok wanita. Apakah maksud wanita dalam perumpamaan ini adalah mengambarkan gereja sebagai seorang perawan suci sebagai mempelai Kristus yang terbebas dari guru-guru palsu dengan ajarannya yang menyimpang dan tetap setia terhadap kebenaran Yesus. Bukankah calon mempelai dalam tradisi Yahudi menjalani “Kiddushin” (Purify) yang artinya Penyucian sehingga jemaat harus mengalami pemurnian dengan menyangkal diri dan memikul salib sebagai langkah lanjutan setelah percaya kepada Yesus Juruselamat yang menebus dosa hingga bertumbuh serupa dengan Yesus dengan hadirnya Roh Kudus yang melakuan karya yang ajaib dan sempurna?
Apakah tepung terigu melambangkan berkat TUHAN yang menjadi sumber nutrisi untuk kehidupan yang sejati sehingga memancarkan kemurnian dan kesucian sebagai buah telah mengalami kelahiran baru? Bukankah hanya oleh kasih karunia maka hidup menjadi berarti dan beroleh berkemenangan sebagaimana Yesus Sang Pahlawan yang telah menang? Bukankah sebagaimana kerajaan Allah adalah kerajaan yang tidak dapat diguncangkan maka apakah mungkin tepung terigu yang dikaruniakan adalah anugerah untuk dapat melewati rintangan, hambatan dan guncangan sehingga kerajaan Allah tetap hadir di bumi sesuai dengan yang direncanakan oleh Bapa?
Kerajaan Allah bagaikan terigu beragi adalah suatu ungkapan yang sarat dengan makna yang tidak dapat diungkapkan dan atau diuraikan atau diselami kedalaman maksud perkataan Yesus. Kerajaan Allah, sekalipun di dunia saat ini kehadirannya "kurang jelas" namun wanita yang mengolah tepung terigu beragi diberikan kemampuan oleh pemilik Kerajaan Allah menjadikan bumi khamir seluruhnya sehingga bumi suatu saat penuh dengan kemuliaan TUHAN ALLAH, seperti air menutupi samudera seperti doa Bapa Kami. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
- Tulisan lainnya:
- Roti Dalam Perayaan Paskah, Perjamuan Terakhir dan Kristen
- Tinggal Dalam Kristus
- Pemeliharaan TUHAN
- Lumbung Pangan Masa Kelaparan
- Yesus Roti Hidup Dari Surga
- Kerajaan Allah
- Teror Dan Kerajaan Allah
- Rahasia Kemuliaan Di Balik Penderitaan